𝑰𝒇 𝑰 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌 𝒆𝒏𝒐𝒖𝒈𝒉 𝒕𝒐 𝒔𝒉𝒐𝒘 𝒚𝒐𝒖
𝒕𝒉𝒂𝒕 𝑰 𝒏𝒆𝒆𝒅 𝒖𝒔
𝑰'𝒅 𝒈𝒊𝒗𝒆 𝒖𝒑 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈 𝑰 𝒉𝒂𝒗𝒆
𝑮𝒊𝒓𝒍, 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒇𝒐𝒓 𝒚𝒐𝒖ㅡ 𝑯𝒆𝒏𝒓𝒚, 𝑰𝒕'𝒔 𝒀𝒐𝒖
***
Gue nggak pernah tau kalo Doyoung memang rajin ke tempat ini dan akrab banget sama anak-anak disini. By the way, tempat ini adalah panti asuhan yang didirikan keluarga Doyoung, terlebih katanya Mamanya Doyoung yang paling aktif berkunjung. Tapi udah lama nggak datang, gue mau bertanya alasannya, tapi agaknya gue nggak berhak. Bisa jadi beliau sibuk, ya kan keluarga kaya raya yang diurus bukan cuma panti asuhan ini.
Selama di panti asuhan, gue sama sekali nggak dihiraukan sama Doyoung. Dia sibuk main sama bocah-bocah itu karena kelihatannya mereka sekangen itu sama Doyoung. Jadi gue ditinggal sama ibu-ibu pengurus panti yang lain. Karena gue orangnya nggak banyak omong kalo nggak diajak ngobrol duluan, jadi gue hanya mengikuti apa yang mereka kerjakan. Ngobrol sih, tapi cuma basa-basi gitu kayak nanyain nama, tinggal dimana, dan ibu-ibunya sambil cerita dikit tentang anak-anak di panti ini.
"Neng, udah lama pacaran sama Den Doyoung?"
Gila gue kaget banget ditanyain begitu, tapi tiba-tiba Doyoung masuk ruangan mengambil sesuatu dan berseru.
"Doakan aja, Bu." katanya sambil berlalu.
Gue sih cuma senyum, tapi jantung gue nggak bisa berhenti bermain orkestra seenaknya.
Anehnya, tiap ada yang nanya begitu dan Doyoung jawab, gue nggak bisa membantah?
Siang menjelang sore, kita berdua pamit dari panti asuhan. Bahkan sampai mau pulang pun, masih ada aja yang bertanya tentang hubungan gue sama Doyoung, yang dibalas cowok itu dengan senyuman.
Ah, bisa gila gue hari ini. Kenapa senyumnya Doyoung manis banget?
Gue kira dia akan mengajak gue pulang, tapi ternyata mobilnya malah masuk ke gerbang sebuah bangunan sekolah yang setelah gue tengok adalah gedung sekolah dasar.
"Ini...sekolah?" tanya gue ketika Doyoung selesai memarkirkan mobil.
"Iya. Ayo turun. Gue mau main dulu." katanya seraya keluar dari mobil. Gue mengikuti dengan alis bertaut. Main maksud dia main ap-- oh, main sepak bola. Begitu turun dari mobil, gue melihat dia berlari kearah lapangan dan secepat itu bergabung dengan beberapa bocah SD yang sedang bermain sepak bola di sana.
Gue mengedarkan pandangan dan menemukan sebuah toko nggak jauh di sudut depan bangunan sekolah. Gue memutuskan berjalan kesana untuk membeli minuman, karena ternyata gue baru menyadari gue belum banyak minum setelah makan siang di panti tadi.
Gue meraih dua botol minuman dingin lalu berpikir apakah gue harus membelikan bocah-bocah itu juga? Gue menoleh ke arah lapangan, menghitung berapa jumlah manusia yang bermain sepak bola dan mengambil minuman sejumlah itu.
Saat membayar, ibu-ibu pedagangnya itu senyum ke gue. "Pacarnya Doyoung, ya?"
Gila. Gila. Gila.
Apa Doyoung seterkenal itu di daerah sini? karena gue rasa sekolah ini nggak begitu jauh dari panti asuhan tadi.
"Doyoung udah rajin ke sekolah ini sore-sore kalo habis dari panti asuhan. Tapi baru kali ini bawa cewek selain Mamanya."
Gue cuma melapalkan 'oh' tanpa suara lalu tersenyum lantas membayar sejumlah yang disebutkan kemudian keluar dari warung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home
Fanfiction"You might don't know me, but I am Kim Doyoung and i have crush on you. So, would you be my girlfriend?"