chapter ten ㅡ Jalan

1.3K 176 20
                                    

Keesokan harinya, gue diantar balik sama Ayah karena kebetulan Ayah ada janji sama kerabatnya di sekitar kampus gue. Kondisi abang udah baik-baik aja, apalagi setelah ditengokin Taeyong kemarin dan hari ini udah boleh pulang dengan jaminan bedrest dulu sekitar 3 hari, karena selain itu Abang kan di rumah jadi tanggungan Ayah, jadi dokternya nggak perlu khawatir tentang hal tersebut. 

Kelas gue hari ini ada di jam 3 sore, ngeselin emang. Nanggung banget. Jadi dari rumah, gue udah bersiap-siap langsung ke kampus. Perkuliahan kali ini gue dan teman-teman yang lain lalui dengan kekantukan yang berat. Udah mah dosennya cuma baca apa yang tertera di powerpoint, suaranya halus sampai satu kelas menguap semua. Pukul 16.30 tepat, perkuliahan selesai dan gue buru-buru buat pulang. Ngantuk, pengen cepat tidur.

"Pulang sama siapa, Al?" itu suara Seongwoo, muncul dari pintu kelas. Entah dia datang darimana, dia nggak ikut kelas juga gue nggak peduli. Bona sama Yooa menengok ke arah kita.

"Akang bus." jawab gue sekenanya.

"Yakin?" 

"Lah, kenapa gue harus ragu?" tanya gue balik, sambil melirik Bona sama Yooa yang hari ini juga berniat pulang naik bus, karena mobil Bona mogok.

"Ada cowok lo. Di parkiran."

Untuk sedetik gue terdiam, lalu melotot. "SUMPAH???"

Gue juga diikuti Bona sama Yooa secara kompak berlari keluar kelas dan menuju ke koridor yang letaknya di lantai 2 ini. Dari sana kita bisa melihat ke arah halaman parkir departemen. Dan, oh my god... yang benar aja. Seongwoo nggak bohong. Disana mobil Doyoung sudah terparkir rapih bersama dengan mobil-mobil lainnya.

"Bentar" Bona tiba-tiba berseru, hampir histeris. "Ong tau dari mana kalo Al sama....." kalimat Bona menggantung membuat gue menyadari sesuatu. Seongwoo tau???

"Jadi bener, Al?" 

Gue berbalik dan mendapati Seongwoo berdiri di belakang kita dengan kedua tangan disimpan di saku jeans, tatapannya menuntut jawaban.

"Lo...tau darimana?"

Seongwoo menghela napas. "Anak BEM ribut. Katanya curiga ngeliat postingan Doyoung terus dikait-kaitin sama ig story lo, Al."

Tepat saat itu juga, ponsel gue berdering. Sebuah telefon masuk..... dari Doyoung!

"Ha--"

"Kelasnya udah kelar, kan?"

"...Iya."

"Ayo pulang. Aku tunggu di parkiran departemen kamu."

Gue bahkan nggak sempat menyahut karena sambungan terputus. Asyeeem. Gue salah apa?

Setelah pamit dari sahabat-sahabat gue, dan menjanjikan penjelasan pada Seongwoo, gue menghampiri mobil Doyoung dengan sembunyi-sembunyi. Nggak tepat seperti spy yang mengendap-endap, hanya saja membuat diri agar tidak terlalu menarik perhatian ketika masuk mobil Doyoung.

Cowok itu lagi fokus sama ponselnya ketika gue masuk mobil. 

"Kamu.. udah kelar juga kelasnya?" basa-basi aja dulu, biar nggak menambah ketegangan.

"Hm."

Wailah, gue cuma dijawab gitu doang, tanpa menoleh pula. Dia menyimpan ponselnya di samping persneling mobil, lalu mulai menjalankan kendaraan itu keluar parkiran departmen gue.

Sampai udah di jalan pun, dia nggak membuka suara sama sekali. Gue jadi takut. Padahal seharusnya gue yang marah karena kemarin dia secuek itu dan nggak menghubungi gue sampai tadi siang pas jemput.

"Kamu... kenapa?"

"Aku yang harusnya tanya. Kamu kenapa nggak cerita-cerita tentang Abang yang masuk rumah sakit? Pergi sendirian aja lagi."

Walk You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang