chapter one

7.1K 351 10
                                    

I want you to notice
When I'm not around
You're so *freakin'* special
I wish I was special

But I'm a creep, I'm a weirdo.
What the hell am I doing here?
I don't belong here.
- Radiohead

***

Jam dinding menunjukkan pukul 12.15 saat mata kuliah gue terakhir hari ini berakhir. Para mahasiswa berhamburan keluar bahkan ketika dosen masih beres-beres mejanya. Oke, memang benar, gak ada yang bisa menghentikan singa yang sedang lapar.

"Makan apa? laper banget gila!" Yooa, temen yang duduk di belakang gue menggamit bahu dan menyembulkan kepalanya diantara gue dan Bona.

"Gue ngikut deh."

"Halah kebiasaan." Bona menyikut lengan gue yang gue balas hanya dengan cengiran.

Gue dan kedua sahabat gue berjalan keluar ketika seseorang menghentikan langkah kami.

"Nanti gue kirim draftnya ke email lo ya." kata Seongwoo sambil senyum. Gila sih ini orang tau banget senyumnya mampu melelehkan kaum hawa malah diumbar terus.

"Iya iya santai, bang."

"Seongwoo mau ikut gak? kita mau makan siang nih." tawar Bona.

Seongwoo berpikir sebentar seraya melihat jam tangannya lalu mengangguk. "Yaudah yuk."

"BEM lagi? orang sibuk sih." sindir Yooa.

"Nggak kok, masih ada banyak waktu."

Kita berempat lalu berjalan ke arah kantin yang mulai ramai dan padat, karena ya ini jam makan siang sampai gak ada tempat duduk yang tersisa.

"Ke feb aja yuk? disini rame gila." Bona merangkul gue dan Yooa keluar kantin sementara Seongwoo masih ngikutin di belakang.

Kantin feb yang emang deket sama fakultas kita dan emang disana yang paling besar kantinnya, karena kayaknya hampir semua mahasiswanya ikutan jualan, bahkan gak jarang mereka ngadain festival makanan.

Setelah melalui perjuangan yang lumayan mudah, kita akhirnya dapet tempat duduk di pojokan dekat kolam ikan. Sambil menunggu makanan pesanan kita datang, Bona sama Yooa sibuk buka instagram, ngejulidin skandal artis baru. Seongwoo juga sibuk sama ponselnya. Sementara gue cuma ngeliatin kolam ikan yang sebenernya gak ada ikannya. nah lho, entahlah ini ikannya pada kabur apa udah dimasak gue nggak tau dan nggak mau tau.

Gue nggak sengaja melirik Seongwoo yang duduk di hadapan gue, dan pas banget dia senyum bentar lalu kembali sibuk sama ponsel. Gue hanya mengernyit aneh, bocah kenapa ya?

for your information aja, gue sama Seongwoo ini udah mantanan. Iya, kita pernah pacaran pas jaman awal-awal semester satu-dua. Nggak bertahan lama memang, tapi kita putusnya baik-baik. Oke kalian pasti pada mikir kalo baik-baik kenapa putus? Ya gue juga bingung sebenarnya. Tapi kita memang nggak cocok buat pacaran, cocoknya buat sahabatan aja.
Kata orang mustahil buat dua orang yang sudah pernah pacaran bisa jadi sahabat setelah putus, kan?

Buktinya, gue sama Seongwoo baik-baik aja kok selama lebih dari beberapa bulan putus. Memang benar, awal putus gue sama Seongwoo lagaknya kayak nggak saling kenal, tapi karena nomor induk kita berdekatan dan memaksa kita buat sekelompok terus sepanjang beberapa semester setelahnya -bahkan hingga hari ini, maka gue dan Seongwoo berangsur membaik dengan sendirinya dan mengesampingkan masalah lama.

Walk You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang