Semobil bareng Kim Doyoung itu seakan waktunya berjalan lambat dan pelan. Setengah jam rasa setengah tahun. Selama perjalanan dia nggak ngomong apapun. Apalagi gue. Untungnya alunan musik terputar dari seperangkat sound system dalam mobilnya, mampu membunuh senyap yang terjalin.
Sesampai di depan gedung kost-an gue pun, dia masih nggak mau bicara. Gue hanya mengucapkan terima kasih lalu berlari masuk ke dalam gerbang. Di dalam kamar kost yang pintunya langsung gue tutup rapat-rapat bahkan ketika mobil Doyoung masih belum pergi, gue menghela napas lega. Bersyukur karena terlepas dari suasana canggung yang seperti mampu membuat gue lupa caranya bernapas dengan benar.
Yang gue takutkan dari seorang Kim Doyoung adalah matanya. Sorotnya tegas dan berbicara. Seolah-olah dia bisa memerintahkan lo melakukan sesuatu hanya dengan tatapan. Dia adalah salah satu mahasiswa yang paling disegani, baik di fakultasnya hingga ke semua universitas. Jabatannya sebagai ketua bem fakultas ekonomi dan bisnis membuat posisinya menguat. Belum lagi karena kecerdasannya, hingga tidak sedikit dosen yang juga turut segan. Walaupun masih duduk di semester 5, Doyoung sudah banyak mendapatkan prestasi baik itu ditingkat universitas, regional bahkan nasional.
Iya, guys, dia setahun lebih muda dari gue. Jangan heran kenapa gue bisa tahu banyak tentang dia, karena gue berteman dengan ratu gossip departmen, Bona sama Yooa. Mereka kalo udah kepo pasti sampai ke akar-akarnya. Kita bahkan tahu kalau Doyoung ini berasal dari keluarga yang nggak biasa. Ayahnya punya perusahaan multinasional.
Setelah mengintip dari jendela dan nggak mendapati mobil Doyoung masih berada disana, gue berjalan kearah meja belajar. Membuka laci dan menarik keluar sebuah sticky note berwarna tosca, diatasnya beberapa kalimat yang ditulis dengan tinta hitam dan rapi, bertuliskan;
Hi, Alea Kim.
You might don't know me but I am Kim Doyoung and I have a crush on you.
So, would you be my girlfriend?kertas itu gue terima sekitar setahun yang lalu pada buku tulis yang nggak sengaja gue tinggalkan di dalam perpustakaan. Dia mungkin nggak pernah berniat menjadi pengagum rahasia seperti kebanyakan di novel novel klasik remaja, karena sehari setelah itu dia menemui gue langsung ke department gue. Bukan untuk membahas apa yang tertulis dalam surat kecil itu, melainkan mengembalikan buku berisi sticky note itu pada gue. Dan gue langsung tahu bahwa dia adalah Kim Doyoung.
Waktu menunjukkan jam set 7 ketika gue baru aja selesai mandi dan duduk diatas kasur, lalu meraih ponsel dari sana. Ada banyak pesan yang belum dibaca, salah satunya dari Taeyong dan grup gue bersama Bona dan Yooa. Gue nggak tahu dua orang itu bahas apa sampai ada sekitar 60an yang belum terbaca. Tapi gue lebih berniat buka pesat dari Taeyong.
Taeyong: Alea
Taeyong: lo lagi sibuk gak?Ya tuhan, mimpi apa sih gue tumbenan di chat begini sama seorang Lee Taeyong?
Alea: gak, yong
Alea: ada apa?Selain Bona sama Yooa, nggak ada yang tau kalo gue sama Taeyong sedeket itu. Dekat disini bukan berarti apa-apa, hanya sekedar berkabar dan saling menyapa seadanya. Makanya gue kaget pas Taeyong nanyain gue sibuk apa nggak, karena emang sebelumnya belum pernah.
Nggak lama, Taeyong nelfon gue. Dengan tangan sedikit gemetaran, gue menjawab panggilan itu.
"Hallo?"
"Beneran gak sibuk?"
"Iyaaa yong, kenapa?"
"Mau keluar gak? nemenin gue beliin kado buat mama. besok ulang tahun, gimana?"
Oke, tahan, tahan. Gak lucu kan kalo gue tiba-tiba memekik sekarang?
"Emang rencananya lo mau beli apa?" Gue mencoba mengatur suara gue senormal mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home
Fanfiction"You might don't know me, but I am Kim Doyoung and i have crush on you. So, would you be my girlfriend?"