6.

279 68 249
                                    

"Trauma itu sebuah pengalaman emosional yang tidak mampu melepaskan diri dari kejadian buruk di masa lalu."

#AldianoArkhanMahendra.

#AldianoArkhanMahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.


.


"Minggir, minggir!" teriak salah satu dari gerombolan, hingga menyembulkan wajah seseorang dibaliknya.

Banyak orang membawa alat media yang sedang berjalan mundur, seperti kameramen, dan alat perekam baik gambar maupun suara, bagaikan wartawan yang sedang meliput kalangan orang penting.

Tentu saja hal tersebut menarik perhatian peserta upacara untuk memusatkan penglihatannya ke arah sumber suara. Sampai-sampai yang berada di baris upacara paling belakang mendorong tubuhnya ke depan agar bisa melihat keramain itu.

Seorang wanita cantik berumur sekitar tiga puluhan mengenakan dress polos berwarna maroon dengan kacamata hitam besarnya yang terlihat silau karena pantulan sinar matahari membuat orang disekitar terheran-heran seakan mereka bertanya, "Siapa wanita ini?" Tanpa bersuara.

Wanita itu tetap berjalan santai dengan seseorang yang tampaknya adalah pengawal wanita tanpa nama tersebut berjalan ke arah kepala sekolah. Tersenyum lalu bersalaman. Entah, pembicaraan apa yang mereka ucapkan karena jarak yang lumayan jauh dengan kebisingan di sekitar.

Seandainya ada Atta di sini pasti Adel bisa mengusir rasa penasarannya terhadap sosok wanita yang tiba-tiba saja datang dan menganggu jalannya upacara. Karena kalau ada Atta pasti perempuan tersebut bisa menjelaskan siapa wanita itu, mengingat Atta adalah perempuan sejuta informasi up to date di sekolah. Sayangnya, pada pertemuan kali ini Atta ditugaskan untuk menjadi protokol upacara di depan sana.

***

Kebetulan pada upacara kali ini Arkhan ditugaskan menjadi penarik bendera merah putih, meskipun perekrutan anggota Paskibra masih baru. Arkhan langsung ditugaskan menjadi bagian inti karena sudah dianggap mampu dan berkompeten.

Setelah petugas PASKIBRA dibubarkan dari lapangan. Arkhan langsung berlari ke ruang ganti saat mengetahui ada sosok yang ia kenal. Sosok itu membuat suasana hatinya berubah hancur berantakan. Sosok yang sangat jarang sekali ia temui di rumah dan tiba-tiba saja datang menggemparkan seisi sekolah.

"Kenapa wanita itu datang ke sekolah gue. Maunya apa, sih!" monolog Arkhan sambil mengacak rambutnya frustrasi. Kebetulan ruangan tersebut masih sepi. Semua penghuni masih setia berada di lapangan menyaksikan artis papan atas yang sangat terkenal.

"Awas saja kalau wanita itu tidak bisa menepati janjinya untuk tidak membeberkan siapa gue sebenarnya di sekolah ini." Kedua tangan Arkhan sudah mengepal kuat di bawah. Alisnya menyatu, napas laki-laki tersebut sudah memburu hebat.

Mocca (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang