36

167 4 0
                                    

Setelah mendengar ungkapan bahwa ayah Arkhan berselingkuh dengan ibunya Adel, Arkhan berusaha menolak kenyataan bahwa pemilik Andre Group yang dimaksud Adel bukanlah Andre—ayahnya.

Sinar mentari berhasil membuat kelopak mata Arkhan menyipit, sedangkan sayup-sayup kelopak mata Adel terbuka, lalu terbangun saat menjadikan kaki Arkhan sebagai bantal.

"Kita nyampe mana?" kata Adel lalu merenggangkan otot kedua tangannya sambil sesekali menguap, hal itu hanya ditanggapi senyum polos dari Arkhan. Namun, di detik selanjutnya Pick-up yang mereka tumpangi terhenti. Belum sempat Arkhan menjawab pertanyaan Adel, Arkhan menarik tangan Adel agar turun dari mobil tersebut.

"Terima kasih ya, Pak," ucap Arkhan sambil menunduk, sedangkan Adel yang belum mengumpulkan nyawa seratus persen itu menatap Arkhan lalu beralih ke Pak Supir dan ikut-ikutan menunduk.

Beberapa kali Adel mengucek bola matanya saat mobil pengangkut sayur yang mereka tumpangi sudah tak terlihat oleh sudut pandang. Kemudian setelah kesadaran Adel kembali, ia bergumam, "Ternyata udah nyampek sini." Sambil menatap sekitar yang berada di lingkungan rumahnya.

Kelopak mata Adel melebar saat Arkhan tetap berjalan di sisinya memasuki gang rumah yang hanya muat untuk satu mobil melintas. Dengan kata lain Arkhan pasti akan mengantarnya sampai berada di depan rumah sedangkan perempuan itu takut karena tidak pulang berhari-hari. Namun, ketika pulang malah bersama laki-laki.

Tak henti-hentinya Adel mencengkeram tangannya sendiri saat mendapati tatapan tajam oleh orang sekitar yang tak lain halnya adalah tetangga Adel yang sedang ngerumpi, mengelilingi penjual sayur.

Arkhan yang melihat ketidaknyamanan dalam diri Adel langsung mendekati ibu-ibu itu, sehingga mampu membubarkan kerumunan tersebut. Namun, di lain sisi Adel yang langsung memasuki rumah saat Wirya sudah berjaga di depan pintu. Di luar dugaannya, Adel yang mengira Wirya bakalan marah besar. Namun berbeda dengan pemandangan sekarang. Adel tertegun saat Wirya tiba-tiba saja duduk bertumpu di hadapan sambil menangis, memancarkan tatapan menyesal.

"Ma-maafkan Ayah, Del, belum bisa jadi ayah yang baik di matamu."

Pria itu memeluk kedua kaki Adel yang tampak menegang. Tidak seperti biasanya Ayah kayak gini, batinnya. Kemudian perempuan itu mengusap pundak Wirya dan merosotkan tubuhnya hingga mensejajarkannya dengan seseorang yang berada di bawah. Perlahan, karena terbawa suasana entah sejak kapan Adel mengeluarkan air mata sambil memeluk ayahnya. Namun, suara tangis itu mampu terendam oleh suara Televisi yang ada di sana.

Sebenarnya saat Adel selesai berkunjung ke rumah sakit, Rose segera menghubungi Wirya. Wanita itu mengatakan yang sebenarnya kepada Adel—berniat meminta restu karena pernikahannya yang kurang menghitung hari—apalagi saat Rose menceritakan anak dari calon suaminya yang tidak bisa dihubungi dan mengirimkan foto kepada Wirya, mungkin bisa membantu mencari. Mengingat anak itu bersekolah yang sama dengan Adel.

Wirya kaget saat melihat foto itu, foto anak dari calon suami Rose ternyata adalah Arkhan, laki-laki yang pernah ia pukuli sampai hampir kehilangan nyawa. Rasa bersalah tiba-tiba saja menyelimuti tatkala Rose menceritakan kejadian kelamnya anak itu di masa lalu. Apalagi mendengar cerita bagaimana Adel diperlakukan otoriter oleh Wirya, terlihat kejam dan bengis. Perempuan itu mengadukan semuanya kepada Rose. Iya, tentu saja tepat sebelum Rose bercerita akan menikah lagi. Namun, saat mendengar fakta bahwa Rose akan menikahi pemilik perusahaan Andre Group, Adel langsung pergi dari ruangan itu. Sedangkan Wirya tersadar bahwa perlakuannya selama ini keterlaluan, dan menganggap bahwa ia gagal menjadi sosok ayah yang baik di mata anaknya.

Di detik selanjutnya bertepatan saat Arkhan berdiri di belakang Adel, saluran Televisi yang sebelumnya menampilkan layanan iklan, menjadi berita seputar selebriti. Iya, Melly—ibunya—sedang hangat dibicarakan saat Andre ketahuan akan menikah lagi dan salah satu media berhasil memergoki Andre ketika menemui calonnya yang sedang dirawat di rumah sakit.

Sekuat tenaga Arkhan menahan diri agar jiwanya terlihat tegar, saat ucapan Harris kembali terngiang, hingga Arkhan pun mengambil kesimpulannya sendiri bahwa laki-laki itu berusaha menculik ibu Adel agar rencana ini bisa terpenuhi.

Arkhan mengangkat salah satu bibirnya ke atas, kedua telapak tangannya mengepal kuat di bawah. "Selamat! Kalian berhasil ngebuat hidup gue hancur untuk yang kedua kalinya." Kemudian Arkhan berbalik dan berlari sekuat tenaga, menulikan pendengaran dari teriakan Adel yang menyebutkan namanya.

***

Selama perjalanan Arkhan menaiki bus, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Mengapa Abe bisa setega itu? Mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan, padahal Arkhan selalu memberikan yang terbaik agar Abe bisa merasa nyaman saat bersamanya. Laki-laki itu mengacak rambutnya frustrasi sambil sesekali menjambaknya dan memukul pelan sandaran kursi yang ada di hadapan.

Pikirannya beralih pada perkataan Adel, seperti kalah telak, kali ini ia mendapat dua fakta sekaligus yang sangat mengejutkan. Bagi Arkhan, Andre adalah ayah yang sangat sempurna. Dari awal kasus bahwa Andre melakukan korupsi, Arkhan yakin bahwa ayahnya sedang dijebak dan ternyata dugaannya benar. Namun, ia tak pernah menyangka bahwa dalang dari semua itu adalah keluarga dari teman dekatnya, Abe.

Entah, mengapa dari dulu Arkhan memang tidak pernah menyukai ibunya. Melly selalu mendahulukan pekerjaan dari pada urusan rumah tangganya, dan sebuah fakta mengejutkan, ternyata kedua orang tua Arkhan sudah lama bercerai sejak satu tahun yang lalu. Itulah fakta yang Arkhan dengar saat pemberitaan tersebut tersebar.

Beberapa kali Arkhan mencoba mengusap kelopak matanya saat sesuatu yang hampir meneteskan, lalu ia turun dari bus dan berdiri di ujung jalan saat menatap rumahnya yang penuh dengan wartawan.

Arkhan mencoba menyeberang jalan. Namun, saat berada di tengah-tengah jalan tiba-tiba saja kejadian beberapa tahun yang lalu terngiang kembali. Bayang-bayang itulah yang menjadi trauma hingga sekarang. Arkhan sangat membenci sesuatu yang berhubungan dengan media, apalagi kilatan sinar yang berasal dari kamera, membuat dirinya mematung hingga berjongkok di tempat. Menenggelamkan wajahnya di antara ruas kaki yang terlihat kedua tangannya aktif memukul pelan kepalanya, hingga sebuah truk yang sangat besar melaju cepat dan menghantam tubuh Arkhan.

Di lain sisi operasi yang dijalankan Attak berhasil, ia mencari keberadaan Arkhan. Namun, Kabol dan Puput hanya diam, mereka tidak bisa menjawab saat suatu fakta yang mereka ketahui bahwa Arkhan telah pergi, dan mungkin tak akan pernah kembali. Ketika di berita tersebar bahwa Arkhan mengalami luka parah sehingga dirawat di luar negeri bersama ibunya.

***

Seminggu berlalu dan liburan akhir semester tidak terasa sudah usai. Hari ini adalah masukan sekolah di tahun ajaran baru, tapi berita tentang keluarga Melly masih hangat dibicarakan, apalagi saat pernikahan Andre dan Rose tetap dilaksanakan padahal Arkhan—yang pada waktu itu mengalami kecelakaan. Sontak hal tersebut menjadi pusat perhatian publik, tidak terkecuali di SMA Pelita Bangsa.

Semua orang yang ada di sana dibuat tercengang. Arkhan yang selama ini terkenal dari keluarga tidak punya, sehingga menjadi penyebab laki-laki itu selalu rajin di sekolah, ternyata berasal dari keluarga terpandang. Masih tidak habis pikir, laki-laki kaya seperti Arkhan mau bersekolah di tempat kumuh seperti ini.

Jika kata orang neraka di dunia itu adalah sebuah penyesalan, mungkin itu berlaku juga untuk Abe, sekarang ia hidup dalam penyesalan. Mungkin jika ia bisa mengendalikan waktu, Abe tidak akan mau menuruti perintah ayahnya.

Sedangkan sekarang Adel tersadar, ia akan lebih giat belajar—mengingat sudah kelas akhir di sekolah menengah atas—dan akan mematuhi perintah Wirya. Mencoba memulai semuanya dari awal.

Adel melangkah, berdiri di belakang balkon kelasnya yang dulu, mengenang saat-saat Adel mengintip Arkhan diam-diam di tempat ini. Mengagumi Arkhan dan mengucapkan rasa syukur saat bisa mengenalnya.

Bagi Adel menjadi kekasih Arkhan adalah sebuah penghargaan yang paling berharga. Terima kasih Arkhan untuk semuanya, ucapnya sambil menatap ke awan yang membentuk senyuman khas laki-laki itu. "Terima kasih sudah menjadi bagian dari masa remajaku!" teriaknya—yang mungkin—Adel berharap bahwa Arkhan mampu mendengarnya, meskipun hanya suara angin dan dedaunan yang jatuh dari pohon sebagai respons, tanpa peduli rasa kehilangan yang Adel rasakan.

Selesai.

***

Akhirnya bisa namatin cerita ini tepat di malam takbir. Semoga endingnya tak mengecewakan. Hehehe

Selamat Idul Fitri 

1442 Hijriyah.


12 Mei 2021.

Mocca (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang