11. Guidance (1)

240 34 11
                                    

Entah aku harus merasa beruntung atau buntung akibat ulah hp-ku yang secara misterius menelepon Seungyoon.

Tenang, Roseanne Park. Ingat, harus cool.

"Yoon, maaf tadi sinyalku putus-putus," kataku memberi alasan palsu.

"Oh, pantas tadi tidak ada suara. Kenapa kamh meneleponku?" Seungyoon kembali bertanya.

Aku berusaha berpikir cepat dan mendapat ide saat melihat laptopku yang dalam keadaan standby karena belum kesentuh lagi.

"Hmm... sebenarnya, aku ingin minta tolong sesuatu padamu," ujarku.

"Minta tolong?"

"Iya, aku sedang mengerjakan tugas menulis esai bahasa Inggris. Tapi, pikiranku stuck. Aku tidak tahu harus menulis apa," kataku menjelaskan.

"Memang kamu harus menulis dengan topik apa?" Seungyoon tampaknya mulai tertarik.

"Rencana setelah lulus SMA."

"Menarik. Kamu belum ada ide sama sekali?" Tanya Seungyoon.

"Belum karena aku memang belum tahu ingin melanjutkan ke program studi apa untuk kuliah nanti...."

"Soal itu, kamu memang perlu memikirkannya baik-baik. Kalau kamu butuh teman bertukar pikiran, aku siap membantu. Aku juga siap memberi masukan kalau kamu butuh bantuan saat menulis esai," Seungyoon memberi tawaran yang membuatku tersenyum lebar.

"K... kalau besok... ketemu... bagaimana?" Tanyaku gugup.

"Besok aku bisa jam 4 sore, setelah aku selesai kerja part time," ucap Seungyoon.

"Kamu kerja part time? Di mana?" Tanyaku penuh rasa penasaran karena aku tidak pernah tahu kalau Seungyoon bekerja paruh waktu.

"Mengajar private murid sekolah dasar. Kamu bisa tunggu aku di kafe Droptop. Selesai mengajar, aku akan langsung ke sana."

* * *

Keesokan harinya, di hari Sabtu, aku sudah tiba di Droptop pukul 4 kurang 15 menit. Aku sengaja datang lebih awal agar bisa menenangkan diri terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Seungyoon.

Lisa bilang, aku bisa menganggap pertemuan ini sebagai acara kencan. Tapi, ia mengingatkanku untuk tidak berlebihan dalam berpakaian dan mengenakan make up. Jadi, aku memilih untuk memakai sweater hitam dan rok mini putih bermotif kotak-kotak kecil.

Aku memesan ice americano dengan harapan untuk menahan kantuk karena semalaman aku tidak bisa tidur akibat terlalu senang dan tidak sabar menunggu hari ini tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memesan ice americano dengan harapan untuk menahan kantuk karena semalaman aku tidak bisa tidur akibat terlalu senang dan tidak sabar menunggu hari ini tiba.

Setelah pesanan di tanganku, aku mencari-cari tempat duduk yang kelihatan nyaman untuk diskusi dan mengerjakan tugas.

Aku menemukan meja yang lokasinya dekat dengan colokan listrik. Hal itu penting untuk berjaga-jaga kalau baterai laptopku nanti habis. Selain itu, ada dua sofa di sana, sehingga kami bisa duduk dengan nyaman nanti.

Setelah duduk di tempat itu, aku mulai menyiapkan barang-barang yang kubutuhkan untuk mengerjakan tugas, seperti laptop, buku catatan, dan tempat pensil.

Aku menyalakan laptopku dan menunggu hingga laptopku siap digunakan. Ketika hendak memasukkan password, hp-ku mulai berdering.

Incoming Call
Kang Seungyoon

Decline     Accept

Aku pun segera menerima panggilannya.

"Halo," sapaku.

"Halo, Rose. Kamu sudah sampai?" Tanyanya.

"Udah, udah. Aku duduk di meja dekat lukisan cangkir dan biji-biji kopi," kataku setelah memperhatikan dinding di belakangku.

"Ah, oke."

Suengyoon menutup teleponnya. Lalu, tak lama setelah itu, ia datang dengan membawa segelas ice vanilla latte di tangannya.

"Hai," sapa Seungyoon.

OMG. THIS KANG SEUNGYOON!
Kang Seungyoon tanpa seragam. Akhirnya aku bisa melihat langsung Kang Seungyoon dengan penampilan kasualnya....

Terima kasih hp-ku yang membawa berkah~

Closer to YoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang