24. Quiet

328 45 10
                                    

H-7 try out kedua.

Tadi malam, aku sudah menelepon Seungyoon untuk memintanya menemaniku ke toko buku hari ini, sepulang sekolah.

Lalu, di sinilah dia sekarang, menungguku di pintu kelas sambil melambaikan tangannya agar aku cepat-cepat membereskan barang-barangku ke dalam tas.

"Ehem. Jadi nih nge-datenya?" Celetuk Lisa.

"Apa sih... aku mau cari buku aja kok," jawabku.

"Btw, Yeri nyamperin Seungyoon tuh," ujar Lisa sambil melirik ke arah Yeri dan Seungyoon yang sedang berdiri di pintu kelas kami.

"Yah, biarin aja. Dia kan emang gitu...."

"No no no. Sana cepet samperin, sebelum 'princess' makin sok akrab sama Seungyoon," perintah Lisa sambil mendorongku untuk agar cepat keluar kelas.

Saat menghampiri mereka di pintu kelas, Seungyoon tiba-tiba langsung menggenggam tanganku. Tentu saja Yeri menyaksikan hal itu dengan tatapannya yang agak sinis.

"Udah beres semua kan? Yuk!" Ajak Seungyoon.

"Hmm... Yeri, kami duluan ya," kataku pamit.

"Kalian? Berdua?" Tanya Yeri.

"Ayo, Rose!"

Belum sempat menanggapi pertanyaan Yeri, Seungyoon sudah menggandengku untuk beranjak pergi. Sementara itu, Yeri masih memperhatikan kami dari depan pintu kelas dengan tatapannya yang semakin sinis.

"Kayaknya Yeri marah deh," kataku pada Seungyoon.

"Kenapa harus marah?"

"Karena kamu buru-buru pergi, mungkin?"

"Jadi, apa aku harus balik lagi nemuin Yeri?" Tanya Seungyoon seolah menantang.

"Ehhh? NOOO!!!" Kataku sambil merangkul tangan Seungyoon.

* * *

Tiba di toko buku, kami langsung menuju rak tempat buku-buku latihan Ujian Akhir & Seleksi Masuk Universitas dijejerkan. Melihat hal itu, aku hanya berdiri dan terbengong-bengong.

Aku pun mendadak kaget ketika seseorang meletakkan tangannya di bahuku.

"OMG!" Kataku kaget.

Tapi, ternyata orang yang membuatku kaget itu adalah Seungyoon.

"Aku kira siapa!" Kataku pada Seungyoon.

Seungyoon hanya tersenyum. Kemudian, ia berkata, "Kamu pasti bingung kan mau pilih yang mana."

Aku mengangguk dan masih sambil memperhatikan deretan buku-buku di depanku. Hingga akhirnya,  Seungyoon berinisiatif mengambil beberapa buku yang ia rekomendasikan dari rak itu.

"Yang ini bagus, soalnya bervariasi. Kalau yang ini, penjelasannya mudah dipahami. Nah, kalau yang tebal ini, kumpulan lengkap dengan kumpulan soal 5 tahun terakhir untuk Ujian Masuk Universitas," Seungyoon menjelaskan.

"Kok kamu tahu?" Kataku terheran-heran.

"Karena... aku sudah membacanya di koleksi tempat aku mengajar bimbel," ungkap Seungyoon.

Aku refleks membentuk bibirku bulat seperti 'O' setelah mendengar jawaban Seungyoon. Seungyoon yang sepertinya menganggapku berekspresi aneh malah tertawa kecil sambil mengatupkan bibirku dengan kedua jarinya.

Aku pun mendadak kaku. Baru saja... baru saja bibirku disentuh dengan jarinya dan mendadak bibirku terasa hangat.

"Hey, Rosie?" Tanya Seungyoon yang menyadari kalau aku mendadak kaku seperti patung.

Bagaimana ini, aku masih bisa merasakan sentuhan jarinya di bibirku. Lalu, lalu, aku jadi membayangkan kalau bibirku....

"Rosie..." Seungyoon kembali memanggilku sambil menjetikkan jarinya di depan mataku.

Namun, aku hanya diam. Tanpa menjawab panggilannya, aku asal mengambil dua dari tiga buku dari yang ada di tangan Seungyoon lalu berjalan cepat ke kasir.

Aku tidak mau membuka bibirku. Aku takut kalau rasa sentuhan itu hilang.

* * *

Halo 😭😭😭
Kaget aku tuh tiba-tiba udah 1k views huhu terharu. Maaf baru update lagi karena kemarin struggling sama tugas-tugasku. Terima kasih untuk vote & komennya ya ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Closer to YoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang