Vote sebelum membaca ⭐
Coment setelah membaca 👌
HAPPY READING GENGS! ❤
"Aku bersyukur bertemu denganmu.Kamu, yang kuyakini bisa mengubah hari-hariku yang kelewat sepi ini"
◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
"Biar gue aja yang nyari." ucap Arkan lalu mengambil kunci motor yang dibawa Raka.Arkan langsung melajukan motornya ke berbagai tempat. Mulai dari Supermarket,Taman, dan tempat-tempat yang tadi sempat dikunjungi oleh Nara. Tapi tidak ada satu tempat pun yang menandakan keberadaan Nara.
Arkan menepikan motornya. Ia membuka helmnya lalu mengacak rambutnya asal. Ia kelihatan frustasi. Wajah lelahnya pun tergantikan oleh wajah khawatirnya. Entah sejak kapan ia mulai khawatir dengan cewek bawel itu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.Kemudian Arkan mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon seseorang.
"Hallo"
"Hallo tan"
"Ada apa arkan? Kenapa menelpon tante? "
"Alamat rumah Nara yang dulu apa tan?"
"Komplek Cendana Blok G, No.10"
"Yaudah tan, makasih"
"Eh tapi ngapain kamu tanya alamat rumahnya?"
"Gak pa-pa tan, yaudah aku tutup telponnya.Assalamualaikum"
"Waalaikum-. " belum sempat sarah mengucapkan salamnya, Arkan telah mematikan telfonnya duluan.
Arkan memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya, lalu mulai melaju dengan motornya menuju alamat rumah Nara.
******
"Segitunya ya dia ,gue gak boleh di rumahnya. Padahal gue cuma mau berteman sama dia. Apa gue keterlaluan? ish! Tapi kan gue gak tau." gerutu Nara sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia terus memikirkan perkataan Arkan yang membuatnya sedih. Kepalanya sampai pusing, seakan kata-kata yang di lontarkan kepadanya terngiang-ngiang ditelinganya.
"ck! Bodo ah!" decakan sebal keluar dari mulut Nara.Ia memutuskan untuk bangkit dari tidurnya lalu menuju taman belakang. Rumah Nara memang memiliki taman belakang. Dengan sebuah Ayunan, dan kursi. Sederhana memang. Tapi sangat pas untuk menenangkan diri.
Nara mendudukkan dirinya pada sebuah kursi Ialu menatap langit malam ini. Sepertinya sedang tidak bersahabat. Hanya ada sedikit bintang. Namun tidak menghilangkan keindahan langit pada malam hari ini. Nara menatap sendu pada langit.Ia memikirkan mengapa hidupnya sesepi ini? Ia hanya ingin berteman dengan Arkan dan Raka.Apa itu salah? Di dunia kekeluargaan ia merasa sepi. Dan mengapa sekarang ia merasa kesepian juga dalam pertemanan.
Nara masih memikirkan kata-kata yang bergelut dipikirannya.Tiba-tiba ada yang memencet bel rumahnya. Nara bangun dari duduknya lalu melangkah menuju pintu utama. Sejenak ia berhenti lalu menatap jam dindingnya. Matanya membelalak kaget melihat jika sudah jam 12 malam. Seketikita ia berpikir yang aneh-aneh.
"Siapa ya malem-malem? Jangan-jangan maling? " gumam Nara lalu mengambil sebuah sapu untuk memukul maling itu.
Nara mulai berjalan mengendap-endap lalu dengan perlahan ia membuka pintu, dan langsung memukulkan sapunya pada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA
Teen FictionHigest Rank #155 Coldboy 6 Mei 20 #136 cold 20 feb 19 #764 masalalu 27 Maret 19 #336 masalalu 10 April 19 Berawal dari Nara yang harus tinggal dirumah Arkan. Cowok dingin dengan segala kepintarannya. Keduanya selalu ribut atau bertengkar padahal itu...