Pertemuan

1.2K 37 1
                                    

Vote sebelum membaca ⭐

Coment setelah membaca 👌

Happy reading gengss! ❤

"Perjuangkanlah apa yang memang pantas untuk diperjuangkan"

°°°°°°°°°°

Nara memegang kepalanya. Sesekali ia meringis kesakitan menahan pusing dan berusaha untuk duduk. Saat ini ia berada di UKS.Setelah Arkan membawa Nara ke UKS ntah kemana anak itu pergi. Sang petugas UKS yang melihat Nara bangun segera bangkit dari duduk nya.Ia menyodorkan teh hangat pada Nara. Nara menerimanya lalu meminumnya secara perlahan. Matanya menelusuri penjuru UKS.Ia mengernyitkan dahinya ketika melihat ada yang mengganjal.

"Btw yang bawa gue kesini siapa? tanya Nara pada petugas UKS. "Arkan." jawabnya. Petugas UKS itu tersenyum lalu memperkenalkan diri. "Kenalin, nama gue Ayu" ucap nya lalu menyodorkan tangannya pada Nara. Dengan senang hati Nara menerima perkenalan itu.

"Terus sekarang dia dimana? " tanya Nara.

"Gak tau. Tadi abis nganterin lo dia ngilang gitu aja" balas Ayu. Nara mengangguk paham lalu kembali mengesap teh nya. Kepalanya masih berdenyut saat ini. Sepertinya ia butuh istirahat sebentar untuk memulihkan tubuhnya. Lagian setelah istirahat ini adalah jam pelajaran Bu Wirna. Guru fisika paling killer di SMA Bina Bangsa. Tentu saja semua murid menghindari pelajaran beliau. Udah pelajaran nya bikin pusing gurunya pun tambah bikin jantung mau copot. Bagi Nara adalah hal yang biasa karena ia cukup pintar, tapi entah mengapa ia malas mengikuti pelajaran guru itu.

Pintu UKS berdecit, Arkan masuk lalu menghampiri Nara yang sedang menatapnya dengan alis terangkat.

"Makan" ujar Arkan sambil melempar sebuah roti ke arah Nara. Dengan sigap Nara menangkap roti tersebut. "Makasih" balas Nara.

Nara mulai membuka bungkus roti tersebut lalu mulai memakannya. Sedangkan Arkan sibuk bermain dengan ponselnya. Suasana menjadi hening membuat Nara bosan. Seketika ia lupa mengucapkan terimakasih pada Arkan.

"Arkan" panggil Nara. Namun Arkan tetap fokus pada Handphone nya tanpa menjawab pangilan Nara.

"Arkan" panggil Nara sekali lagi namun tetap sama. Nara yang sudah mulai kesal pun kembali memanggilnya dengan suara yang lumayan keras membuat Arkan berjengkit kaget.

"ARKAN! "

"apa?! " balas Arkan lalu menatap Nara yang saat ini sedang menatapnya dengan kesal.

Melihat reaksi Arkan, Nara menjadi malas untuk berterima kasih. Padahal niatnya baik.

"Gak jadi.gue udah gak mood" balas Nara lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Arkan menghela napas. Ia memasukkan ponselnya kedalam saku lalu berjalan menghampiri Nara.

"Kenapa?" tanya Arkan, kali ini dengan nada yang lebih lembut.

Mendengar suara Arkan yang kali ini lebih lembut, membuat Nara tidak tega untuk mengabaikannya. Ia menatap Arkan, sedangkan Arkan yang ditatap seperti itu memaikkan alisnya.

"Gue cuma mau bilang makasih udah bawa gue ke UKS" ucap Nara dan hanya dibalas deheman singkat dari Arkan. Nara benar-benar kesal dengan jawaban Arkan yang begitu singkat. Nara tidak menbayangkan jika Arkan mempunyai istri. Bisa-bisa istrinya mati muda gara-gara jengkel dengan sikap Arkan yang kelewat dingin. Tapi, dibalik sifat dinginnya ia melihat kehangatan yang tersembunyi. Buktinya saja Arkan rela mengantarnya ke UKS dan membelikkannya makanan. Membayangkannya membuat Nara senyum-senyum sendiri.

ARKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang