Truth or Dare

1.3K 38 2
                                    

Vote sebelum membaca ⭐

Coment setelah membaca👌

Happy reading gengss! ❤

" Sulit melupakan seseorang yang terlalu memberi banyak hal untuk dikenang"

°°°°°°°°°

Saat ini Arkan dan Nara sedang berada di depan pintu rumah Galen. Nara sempat berdecak kagum melihat bagaimana mewah dan besarnya rumah Galen. Tentu saja hal itu wajar, mengingat bahwa Galen adalah putra dari Martin Bwana yaitu Ayah Galen yang memiliki perusahaan Bwana Crop.

Tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan Galen dengan busana santainya namun tetap tidak mengurangi katampananya.

"Hai bro..," sejenak Galen menghentikan ucapannya lalu menoleh kearah Nara " hai Ra." ucap nya kembali. Sempat terlihat raut kebingungan diwajahnya namun sedetik kemudian menampilkan senyum yang tidak dapat diartikan.

" Eh, Nara ikut?" tanya Galen, dan Arkan menanggapinya dengan bahu diangkat pertanda bodo amat, lalu dengan sekenanya ia masuk kedalam rumah Galen. Melihat hal itu Galen menggelengkan kepalanya tobat dengan kelakuan Arkan. Ia kembali menoleh pada Nara.

"Ayo Ra masuk" ucap Galen mempersilahkan Nara masuk. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya ia masuk kedalam rumah Galen.

"Bang Arkann.. " teriak seorang gadis kecil berusia 5 tahun. Ia berlari kearah Arkan lalu memeluk kedua lutut Arkan dengan cekikikan. Arkan mensejajarkan posisi tubuhnya dengan gadis kecil itu lalu tersenyum sambil mengusap poninya. Nara sempat kaget melihat senyum Arkan yang terbilang sangat langka itu. Nara pikir Arkan tidak suka dengan Anak kecil. Tapi ternyata bisa dilihat sekarang.

"Hai, udah puas liburannya?" tanya Arkan.

Dengan semangat Gadis kecil itu menjawab " puas dong, kemarin aku main-main di Taman Lalu lintas habis itu dapet temen baruu" Arkan tersenyum mendengar gadis kecil itu menceritakan liburannya.

"Ra, ini adek gue. Namanya Gina, maklum aja ya, dia kalo ketemu Arkan emang suka gitu. Kayak lupa sama Abangnya. Kemarin dia habis liburan di Bandung, Apa-apa ceritain ke Arkan. Gue sempet heran dia itu nganggap gue abang apa enggak sih? " ucap Galen yang dibalas Nara dengan cubitan di lengan Galen. "Hussh gak boleh ngomong gitu"

"Hai Gina, aku Nara" sapa Nara pada Gina. Gadis kecil itu tersenyum melihat Nara.

"Abang, ini pacar abang ya? " celetuk Gina dengan wajah polosnya bertanya pada Galen.

"Bukan abang tapi Arkan noh " tunjuk Galen pada Arkan yang dihadiahi pelototan dari Nara.

"Bener bang Arkan? " tanya Gina pada Arkan. Arkan menatap tajam Galen yang sedang tersenyum penuh arti padanya.

"Enggak, itu cuma temen abang. Lagian kamu masih kecil kok tau pacar-pacaran" ucap Arkan sambil mencubit pelan pipi Gina. Gadis kecil itu hanya terkekeh.

*******

Agatha sedang duduk dibalkon kamarnya. Menurutnya malam ini begitu indah. Banyak bintang-bintang yang menghiasi langit. Ia tersenyum kecil, menatap kearah langit. Namun seketika senyumnya berubah sendu.

"Gue gak tau harus gimana. Maaf juga gak pantas buat gue dapetin. Tapi gue bener-bener sayang sama lo Kan. Sekarang muncul Nara yang mungkin akan menggantikan posisi gue dihati lo. Gue juga gak tau lo udah ngelupain gue apa belum. Gue pengen berjuang, tapi gue takut, takut kehilangan lo lagi gara-gara keegoisan gue." ucap Agatha lirih, hingga tak terasa sebulir air mata membasahi pipinya.

ARKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang