Vote sebelum membaca ⭐Coment setelah membaca 👌
Happy reading gengss! ❤
********
"ARKAN!!" teriak Nara keras di depan pintu kamar Arkan.Tangannya mengetok-ngetok pintu kamar Arkan hingga menimbulkan suara yang mengganggu pendengaran.
Arkan membuka pintu kamarnya dengan wajah bangun tidur yang begitu kusut. Rambut berantakan, mata masih ada belek nya, tapi tidak mengurangi kadar ketampananya.
"Apa?"
"Lo gimana sih? Ini udah jam berapa?"
"Jam tujuh kurang sepuluh. Emangnya kenapa sih?"
"Masih nanya kenapa?! kita telat Arkan!" sentak Nara. Ia sungguh kesal dengan tingkah Arkan. Bisa-bisa nya ia hanya santai saja dan balik menanyakan. Jelas-jelas sekarang mereka telat.
"Oh, yaudah. Tinggal berangkat aja. Bentar gue ganti baju dulu." ujar Arkan lalu menutup pintunya. Nara melongo melihat tingkah Arkan yang benar-benar kelewat santai menurutnya.
"Tu anak sarap ya? udah tau telat tapi tetep aja santai." gumam Nara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham dengan jalan pikiran Arkan. Nara memutuskan untuk menunggu didepan rumah saja. Jika ia terus disini bisa-bisa kepalanya ngebul gara-gara Arkan.
10 menit kemudian Arkan keluar dari rumah. Ia menghampiri Nara yang sedang menatap tajam kearahnya.
"Lama banget sih lo? Katanya cuma ganti baju?." ujar Nara
Arkan menatap Nara dengan tatapan datar nya. Ia berlalu begitu saja menuju garasi untuk mengambil motornya. Arkan terlalu malas untuk meladeni Nara. Bisa-bisa ia drah tinggi menghadapi keras kepala gadis itu.
Ia menghentikan motornya tepat dihadapan Nara."Naik." suruh Arkan.
Nara hanya diam tak bergeming. Ia masih kesal dengan Arkan. Benar-benar ingin mencakar wajah Arkan saat ini juga.
"Naik atau gue tinggal?" suruh Arkan sekali lagi.
"Tapi ini udah telat banget Ar! Gue gak mau dihukum!"
"Ck! Kenapa lo tadi gak bareng bang Raka aja sih? Atau gak tante Sarah." decak Arkan.
"Kalau kak Raka gak ada les tambahan, dan tante Sarah gak rapat mendadak gue maunya juga bareng mereka!" ucap Nara. Ia mendengus kesal.
"Lo lupa siapa yang punya sekolah?" Arkan tersenyum miring menatap Nara yang diam setelah mendengarkan penuturan darinya.Yap, keluarga Arkan lah yang memiliki sekolah tersebut. Keluarga Rajendra.Tepatnya Ayahnya yang membelinya.
"Iya yang punya sekolah mah bebas!" Ujar Nara lalu menaiki motor Arkan.
"Pegangan. Gue gak mau lo mental ke belakang" ujar Arkan. Dengan kesal Nara memegang jaket Arkan. Bibirnya mengrucut . Selalu saja ia kalah omongan dengan Arkan. Jika saja Arkan tidak ganteng mungkin saat ini Nara sudah mencekiknya karna kesal. Arkan mulai melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah.
******
Seorang cewek yang baru saja menginjakkan kakinya di sekolah barunya. Ia berjalan sambil merekahkan senyum cerianya. Kakinya melangkah di sepanjang koridor, ia melihat kelas-kelas yang sudah melangsungkan pembelajaran. Ya karena bel sudah berbunyi dan itu tandanya KBM sudah dimulai.
Ia menatap papan nama kelas yang terpajang diatas pintu. "kelas 11 IPA 1." gumamnya lalu menghembuskan napasnya perlahan. "Gue pasti bisa! " Batinnya meneyemagati diri. Dengan senyuman manisnya ia mulai mengetuk pintu beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA
Roman pour AdolescentsHigest Rank #155 Coldboy 6 Mei 20 #136 cold 20 feb 19 #764 masalalu 27 Maret 19 #336 masalalu 10 April 19 Berawal dari Nara yang harus tinggal dirumah Arkan. Cowok dingin dengan segala kepintarannya. Keduanya selalu ribut atau bertengkar padahal itu...