Bassist, vocalist, kekasih Milea.
Kalimat itu adalah gambaran dari seorang Brian Kang. Banyak yang berpikir jika menjadi kekasih seorang Brian adalah hal yang amat sangat luar biasa. Seakan-akan dia yang berhasil menaklukan hatinya adalah perempuan sejati yang secara tak langsung ikut andil dalam menjinakkan hewan buas. Ya, begitu pandangan orang tentang Brian. Seperti hewan buas.
Milea, selaku kekasihnya tak habis pikir dengan apa yang orang di luar sana bicarakan tentang Brian. Tentang laki-lakinya yang katanya nakal, berandal, suka main perempuan, suka datang ke klub malam demi melakukan one night stand, dan semua yang jelek lainnya. Sebagai perempuan yang hampir setiap hari bersama Brian, tentu saja Milea merasa marah. Pasalnya, Brian benar-benar jauh dari apa yang mereka bicarakan. Milea berani bersumpah. Serius.
Bahkan di umur Brian yang kini menginjak dua puluh enam tahun, laki-laki itu baru pernah menjalin hubungan dengan dua perempuan, termasuk Milea di dalamnya. Mungkin bagi sebagian orang itu tidak mungkin. Mustahil bagi laki-laki macam Brian menahan napsunya. Tapi, Milea tahu betul faktanya. Karena, kebetulan ia mengenal Brian sudah sejak dirinya lulus dari bangku sekolah menengah. Ia tahu bahwa laki-laki itu adalah laki-laki yang baik. Serius, Milea tidak mengada-ada soal ini. Bahkan, ia pernah satu kali bertemu dengan Brian dan diberi uang olehnya karena uang Milea habis saat itu dan ia harus pulang dengan menggunakan ojek online. Padahal kondisinya saat itu, Brian tengah berada di atas motornya. Tapi, dia malah memberikannya uang dan mengatakan jika Milea harus segara pulang karena hari sudah mulai sore. Brian lebih memilih meminta Milea untuk pulang dengan ojek online ketimbang harus menaikki motornya. Saat Milea tanya alasannya, Brian hanya menjawab, "Aku lagi patah hati waktu itu, makanya enggak berani bawa orang buat aku bonceng. Takutnya malah meluk aku waktu aku lagi ngebut."
Se-tidak jelas itu sosok Brian yang dielu-elukan sebagai fuck boi di luar sana itu.
Bahkan hingga saat ini, Brian masih seperti itu. Meskipun kini Brian sudah mulai dikenal banyak orang karena dirinya yang tergabung dalam sebuah band indie, Brian tetaplah Brian yang dulu. Yang apa adanya dan memiliki hobi being sad everytime, everywhere, and everyday.
"Kayaknya lo harus cari hobi baru, deh Bri." Jae selaku teman satu grupnya menyuarakan isi pikiran yang sudah lama terpendam. Hampir empat tahun lamanya.
"Kenapa? Gue udah ada hobi," jawab Brian santai sambil meminum susu kotak cokelat yang ada di tangannya.
"Being sad bukan hobi yang bagus, Bang. Kasian penggemar kita dikasih makan lagu sedih terus, sekali-kali lagu bahagia gitu," celetuk Dowoon yang kini tengah duduk di bangku putar, menghadap ke arah Jae dan Brian.
"Jawaban gue juga gitu," ucap Jae setuju dengan apa yang Dowoon katakan. Memang itu yang sebenarnya ingin dia ungkapkan pada Brian. Menjadi orang yang sedih bukan hobi yang baik, meski kadang ada gunanya juga.
"Gue enggak setiap hari ngusulin lagu sedih buat band kita, kok!" bela Brian untuk diri sendiri yang langsung dibalas dengan helaan napa Dowoon yang terdengar gusar.
"Iya, enggak setiap hari buat band kita. Tapi, kerjaan lo itu setiap hari lantunin nada-nada sedih terus. Ujung-ujungnya apa? Lo ke kamar, terus sibuk sendiri sama pikiran sedih lo itu. Lo udah ada Mbak Lea, kan? Kenapa masih sedih, sih? Mbak Lea emang kurang apa?" tanya Dowoon agak sedikit kesal dengan sifat Brian yang seperti ini. Meski bisa dibilang jika Brian adalah salah satu kakak yang paling ia sukai di antara yang lain, tapi ia kesal juga jika Brian terus-terusan seperti ini.
"Lo enggak tau, Wun. Gue sama Milea engga sebaik keliatannya," balas Brian yang kembali dengan mode sedihnya. Dowoon yang tadinya kesal menjadi merasa bersalah karena mendengar jawaban Brian yang rasanya benar-benar dari hati itu. Bahkan Jae kini hanya menatap Brian dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Enggak usah sedih. Sedih lo simpen buat bahan lagu," kata Jae yang langsung meninggalkan Brian dengan Dowoon yang masih betah menggoyangkan kursi putarnya itu.
"Bang, maaf. Gue enggak tau kalau hubungan lo sama Mbak Lea ternyata enggak sebaik itu," ucap Dowoon sedikit menyesal.
"Iya enggak apa-apa, Wun. Santai aja." Brian membalas dengan senyumannya.
"Emang kalau boleh tau kenapa, Bang?"
Brian terdiam sebentar, seakan berpikir jawaban apa yang harus diberikan pada Dowoon yang masih kecil ini.
"Kalau enggak mau juga enggak apa-apa, sih. Cuma pengen tau aja."
"Dia selalu bilang ke gue buat berhenti nyusu," jawab Brian yang membuat Dowoon sedikit terkejut. Namun, ekspresinya ia tahan mati-matian demi mendengar kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut Brian.
"Dia minta gue berenti minun susu kotak. Katanya kayak anak kecil, terus gue minta susu punya dia malah enggak dikasih. Justru gue yang kena tabok. Gue enggak salah, kan?"
Dowoon sekarang mengerti kenapa seorang Brian menjadikan being sad sebagai hobinya. Karena dia ternyata se-soft itu untuk sekedar menjawab pertanyaan Mbak Pacar.
==
Kolom hujatan ada di sini ➡
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk ✔ | Brian Kang
FanfictionKang Brian, bassist, vocalist, dan kekasih tersayang Milea. @mochikuchim 2019