Brian itu memiliki toleransi alkohol yang sangat rendah. Milea bisa dengan berbangga diri mengatakan bahwa Brian itu jauh di bawahnya jika urusan minum-minum seperti ini. Ya, Mas Pacar lebih suka minum beberapa kotak susu daripada harus minum-minuman memabukkan yang kalau kata Brian itu hanya membuat pusing.
Terakhir kali mereka minum itu waktu merayakan hari ulangtahun Jae yang ke dua puluh tujuh. Ya, sekitar satu tahun yang lalu. Karena serius, itu pertama kalinya mereka--teman satu band Brian mengajaknya untuk ikut pesta minum. Alasannya tentu saja karena sudah ada Milea. Padahal, yang Milea lihat justru akan semakin parah jika ada dirinya.
"Bri, serius mau ikut minum? Nanti kalau mabok gimana? Enggak tanggung gue," kata Jae.
Kali ini mereka merayakan ulangtahun Wonpil di salah satu restoran. Memesan satu ruangan di mana hanya ada mereka berenam, lengkap dengan segala jenis minuman alkohol di sana.
"Ada Milea," jawab Brian kelewat santai sambil memamerkan senyumnya. Menenggak satu gelas bir yang baru saja dituang oleh Dowoon. Milea meringis begitu melihat ekspresi wajah Brian yang berubah setelah menenggak birnya. Sedikit khawatir karena lidah Brian itu lebih bisa menerima susu kotak ketimbang bir.
"Bri, udah. Enggak usah sok, kamu mabok nanti aku susah."
Dan, ya benar saja kata Milea tadi. Brian mabuk hanya dengan meminum dua gelas bir. Hebat. Bahkan Milea yang sudah habis tiga botol belum merasa mabuk sedikit pun. Sungjin yang melihat keadaan memprihatinkan Brian hanya bisa mendengus. Bukan salahnya karena mereka sudah memperingati Brian di awal tadi.
"Bang, mau difoto tapi pose gue lagi begini." Brian menyentuh lengan Sungjin lalu berpose dengan jari telunjuk yang diacungkan. Tangannya ia tempelkan di wajahnya hingga menutupi setengah wajah dan matanya yang tertutup.
"Aduh, Bri. Mending gue anter pulang aja, ya?" tawar Sungjin yang langsung dibalas dengan gelengan cepat Brian. Milea yang melihat kejadian itu hanya bisa mengelus dadanya.
Punya pacar, kok begini amat.
"Bri, pulang aja. Aku anter, deh." Kini giliran Milea yang membujuknya.
Brian menoleh ke arah Milea yang duduk di sebelahnya, lalu mulai mengangguk-angguk sambil tersenyum. Milea ikut tersenyum karena akhirnya anak ini bisa diajak kompromi. Tapi, baru saja ia berdiri, Brian menahan tangannya.
"Mau ke mana? Aku enggak mau pulang," katanya dengan wajah yang ditekuk.
Milea bilang dalam hati, kalau bukan pacar udah gue tendang ke Afrika ini orang.
"Kan, tadi Bri udah ngangguk. Berarti setuju, dong?" Satu-satunya cara meladeni seorang Brian yang mabuk adalah dengan memperlakukannya seperti anak kecil. Karena Brian yang mabuk adalah seorang anak berumur tiga tahun yang bersembunyi di balik tubuh kekar dan wajah tampan.
"Gue nyusul yang lain di kamar mandi dulu, Le. Takut pada pingsan," ucap Sungjin ketika menyadari keadaan mulai tidak beres saat tiga anaknya yang lain tak kunjung kembali dari toilet. Milea mengangguk.
"Bri ngangguk bukan mau pulang, Milea." Brian kini memeluk pinggang Milea yang berdiri di depannya, sedangkan dirinya masih setiap duduk di sofa.
"Terus?" tanya Milea yang kini memainkan surai hitam milik Mas Pacar.
"Bri ngangguk karena Bri sayang Milea, banyak kali."
Brian mendongakkan kepalanya dan tersenyum menatap Milea yang ada di atasnya. Lalu ia kembali menenggelamkan wajahnya di perut Mbak Pacar.
"Bri, kamu kalau mabok suka ngelantur. Mending pulang aja sekarang, yuk."
"Enggak mau, Bri enggak mau pulang. Kenapa Milea maksa, sih? Milea mau selingkuh sama Dilan?" tanya Brian marah. Brian bahkan menunjukkan wajah marahnya yang bukannya membuat Milea ikut marah, malah membuat Mbak Pacar ingin tertawa keras-keras. Pasalnya, Brian yang marah ketika sedang mabuk adalah gambaran nyata seorang fluffy boi yang hakiki.
"Ututututu, jangan ngambek. Nanti aku selingkuh sama Dilan beneran, emang Bri mau?" goda Milea yang langsung dibalas gelengan kuat oleh Brian. Milea menangkupkan kedua pipi Brian dengan tangannya. Berusaha menahan hasrat untuk tidak menggunting pipi Mas Pacar dan dijadikan Sup Pipi Mas Brian karena saking gemasnya.
"Makanya, sekarang pulang. Biar Milea-nya sama Bri terus, oke?"
Kali ini Brian mengangguk dengan senyuman lebarnya. Serius, dia lebih mirip seperti bocah kalau sedang dalam keadaan mabuk seperti ini.
"Tapi, nanti di rumah maunya dipeluk sama Milea terus. Enggak mau dilepas," katanya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat mengatakan kalimat terakhir yang membuat Milea gemas setengah mati.
Astaga, kenapa pada bilang Brian itu fuck boi kalau aslinya dia se-soft ini?
==
Brian kenapa lucu sekali, sih:(
Chapter ini terinspirasi dari foto Mas Bri yang di mulmed. Kesan pertamaku liat foto itu adalah gemas. Membayangkan seorang Brian yang mabok padahal belum itu foto itu pas dia lagi mabok:( tapi fantasiku mengarah ke sana. Suka sedih emang. Kebanyakan menghalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk ✔ | Brian Kang
FanfictionKang Brian, bassist, vocalist, dan kekasih tersayang Milea. @mochikuchim 2019