🍼 Milk : 10

821 103 1
                                    

Sudah dua hari semenjak kejadian di kos-an Milea. Semenjak Milea yang mengusir Brian tanpa aba-aba. Sebenarnya, Milea merindukan Brian. Sangat. Tapi, niatnya untuk merindukan Brian tiba-tiba saja luntur begitu melihat laki-laki itu tersenyum amat sangat lebar di salah satu event yang Milea dan temannya datangi sore ini. Milea bahkan tidak tahu jika menebar senyum di saat keadaan mereka sedang dalam kondisi tidak baik adalah hal yang sangat mudah bagi seorang Brian.

Ah, rasanya Milea sekarang percaya bahwa Brian adalah seorang fuck boi sejati.

"Mil, lo yakin enggak ada apa-apa sama Mas Pacar? Kok, gue liatnya kalian lagi kayak berantem?" tanya Mili, teman Milea. Orang yang sama waktu hari workshop dua hari yang lalu.

"Enggak tau," jawab Milea mengangkat bahunya acuh. Meninggalkan kerumunan yang kini tengah terpesona dengan penampilan Brian dan kawan-kawan. Milea bahkan rasanya muak ketika mendengar band itu memainkan alat musiknya. Melantunkan bait demi bait lagu yang tercipta dari otak busuk milik Brian.

"Sumpah, Mil. Kalau ada masalah lebih baik diomongin, jangan saling menghindar."

Keduanya kini duduk di kursi yang tersedia di salah satu stand penjual minuman.

"Gue enggak ngehindar, dianya aja yang enggak berusaha buat nyari."

Mili menggelengkan kepalanya. Milea yang marah adalah Milea yang sulit untuk diatur. Sebelumnya, Mili belum pernah melihat Milea semarah ini. Apalagi dengan Brian. Maksudnya, hubungan mereka selama ini hampir tidak pernah menemui masalah sekali pun.

"Mil, gue tau Brian itu cowok. Tapi, enggak selamanya cowok yang salah. Mungkin juga ada sesuatu yang salah dalam diri lo yang enggak lo jelasin ke Brian. Gue yakin Brian juga sama bingung dan keselnya kayak lo sekarang ini," jelas Mili yang membuat Milea menghela napasnya kasar.

Entahlah. Mungkin karena dirinya dan Brian termasuk ke dalam pasangan yang paling jarang sekali bertengkar, urusannya jadi seperti ini. Menurutnya itu wajar. Wajar kalau semisal mereka berdua menemui hal yang semacam ini di dalam hubungan percintaan mereka sendiri. Milea juga manusia biasa, sama seperti Brian. Dia tahu dan sadar betul kisah-kisah manis itu belum tentu selamanya terjadi dalam hubungan mereka berdua.

"Li, gue tau lo nge-ship gue sama Brian pake banget. Tapi, please... gue sama Brian juga manusia biasa. Hubungan gue sama dia juga pasti retak suatu saat nanti. Dan kata suatu saat nanti itu sekarang, Li."

"Iya, Mil gue ngerti. Tapi, lo enggak bisa diem aja kayak gini. Seakan-akan menyalahkan sepenuhnya ke Brian yang jelas-jelas dia sendiri enggak tau salahnya di mana karena lo bahkan enggak ngejelasin apa-apa ke dia."

"Gue cuma lagi pengen sendirian, Li. Serius, gue lagi pengen jauh dari Brian dulu."





























==
































Santai, konfliknya enggak berat. Sangat ringan. Se-ringan hembusan napasnya Mas Brian.

Milk ✔ | Brian KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang