Crush on You

16.9K 1.9K 26
                                    

Halo, Temen-temen yang baru baca Kennard! Vote dan komentar yang rame, ya. Happy reading!

❤❤❤

Beberapa saudara dan temen-temen suka menakuti aku tentang cerita ibu tiri jahat. Tapi, aku sayang sama Bunda Erika. Bunda suka ngajakin aku jalan-jalan kayak hari ini. Kita piknik bertiga di daerah Bogor. Sederhana, sih, cuma main ke taman dan makan siang bersama. Bagi aku, itu berarti banget.

Kami pulang dari Bogor sekitar jam empat sore. Di perjalanan pulang pun aku masih merasa gembira karena pergi dengan orangtua yang lengkap itu memberi kesan tersendiri. Karena terjebak macet, kami sampai rumah sudah petang, sekitar jam 6. Aku sempat ketiduran di mobil.

"Istirahat bentar terus mandi, Liv. Turun buat makan malam."

"Ngantuk, Nda," aduku yang keluar dari mobil mengikuti Bunda. Sedangkan Papa dan sopir kami, membawa beberapa belanjaan yang kami beli di Bogor.

"Makan dulu, Sayang. Kamu, kan, belum makan malam," tutur Papa di belakangku.

Saat melewati ruang tengah, aku melihat Kennard yang memandang ke arah kami. Ada perasaan nggak enak di hati aku. Kennard, kan, nggak diajak. Dia marah nggak, ya?

"Kennard," sapaku.

Kennard nggak balas dan malah bicara sama Bunda. "Ke mana aja, sih? Udah laper, pulangnya pada malem," gerutunya.

"Ini Bunda suruh Bi Endah siapin makan malam. Bentar," Bunda berjalan ke arah dapur, "udah belajar belom?"

"Udah," jawab Kennard dengan ketus.

Aku sendiri memutuskan untuk meninggalkan ruang tengah dan menaiki tangga. Badanku lelah dan butuh mandi biar segar lagi. Nggak butuh waktu lama untukku membersihkan diri. Setelah mandi, aku menyiapkan buku-buku yang akan dibawa esok.

Nggak tahunya, Kaylo chat aku. Ya udah, kita chatting di Whatsapp sampai aku dipanggil Bunda buat makan malam. Saat aku turun ke ruang makan, di sana ada kedua orangtuaku dan Kennard yang sudah mulai menyantap makanan.

Padahal aku udah ngantuk, tetapi aku nurut saja untuk makan malam. Setelah ini, aku langsung tidur biar besok capeknya hilang. Di tengah makan malam, aku teringat sesuatu.

"Bunda, boleh nggak kalo besok aku bawa bekal buat di sekolah?"

"Tumben," sahut Papa.

"Boleh."

"Tapi aku bikin sandwich sendiri, Nda."

Bunda menoleh ke arahku. "Repot amat. Udah, kamu mau roti apa? Nanti Bunda bikinin."

Aku merengek, "Nda ..., mau bikin sendiri."

"Lebay, lo," umpat Kennard.

"Kennard," tegur Papa.

"Mau bikin sendiri?" tanya Bunda dan kujawab dengan anggukan antusias.

"Boleh. Asal kamu bangun lebih pagi, terus nggak boleh ngerecokin tugas Bi Endah, jangan bikin kotor juga. Kalo kamu telat, Bunda nggak bolehin kamu masak-masakan lagi."

Aku tertawa senang. "Siap. Makasih, Nda."

"Sekalian bikinin orang rumah sarapan, bersihin taman, cuci mobil juga," timpal Kennard.

"Nggak!" hardikku. Nggak lucu banget, ih. Dasar anak rese!

"Livia," tegur Papa.

Aku memberengut kesal sedangkan Kennard malah cekikikan. Ngeselin! Selera makanku hilang gara-gara Kennard.

KENNARD - Living with the Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang