Sudah ikut pre order novelnya?
PO Novel Kennard mulai 1 -14 April 2024.
Koleksi novel gemes ini.
Happy reading!
❤❤❤
Pagi tadi aku minta ke Bunda biar berangkat sekolahnya diantar Pak Arif. Masih sebel sama Kennard. Setelah pakai jurus nangis, Bunda izinin aku berangkat diantar sopir. Tapi, siang ini harus pulang bareng Kennard karena Bunda pergi ke Bandung diantar Pak Arif. Ngeselinnya, Kennard lama banget aku tungguin di parkiran gini.
"Kennard, buruan!" seruku saat cowok itu berjalan santai ke arahku.
Saat berjarak satu meter di depanku, Kennard meringis persis kuda. Aku memandang ke arah lain sambil menunjukkan wajah kesal. Kennard mainin kunci mobil dan saat aku berusaha meraih, dia menggenggamnya.
"Ya udah, lah. Aku pulang sendiri," ancamku.
Kennard ngakak sambil menarik lenganku. Aku kembali bersandar pada mobil dan menatapnya dengan tatapan benci.
"Bi Endah ikut Bunda ke Bandung, 'kan? Makan di luar, yuk?" ajaknya.
"Ya," jawabku.
Aryan—teman Kennard—menghampiri kami. "Nard, ke base camp, yuk. Ditungguin sama yang lain."
"Nggak, ah. Gue mau kasih makan landak," tolak Kennard.
Hah? Sejak kapan Kennard punya peliharan. Aku menatapnya yang cengengesan kemudian menggeplak tangannya karena tadi dia yang ngajak aku makan. Aku, dong, landaknya?!
"Ajak aja," usul Aryan sambil senyum-senyum gaje ke arahku.
"Cari mati lo?!" ancam Kennard sambil memberikan ekspresi galak pada Aryan.
Senyum Aryan menghilang perlahan. "Canda, Nard," ralatnya sambil tertawa dipaksakan. Aryan kikuk dan akhirnya pergi setelah diusir Kennard dengan tatapan tajamnya.
Kennard masuk mobil dan aku pun duduk di sampingnya. Tangan kiri Kennard mengetik sesuatu di ponselnya, sedangkan tangan kanannya mengendarai mobil perlahan hingga kami meninggalkan pelataran parkir sekolah.
"Mau makan apa?" tanya Kennard sambil menatap lurus ke depan.
Aku sendiri memainkan ponselku. "Apa aja."
"Sushi, mau?"
"Nggak," tolakku.
"Kenapa?"
"Nggak suka."
"Oh, seafood aja, deh, kalo gitu."
"Nggak. Lama."
"Terus ..., mau makan apa kita?"
Aku menoleh ke arahnya. "Ya, terserah."
"Bilangnya, 'terserah', tapi aku bilang ini, nggak mau. Itu, nggak suka."
Ngeselin banget, deh. Makan aja harus ribut. Aku teringat Miranda mau makan bakso sama temen-temennya hari ini. "Bakso aja."
"Di mana?"
"Deket mall baru itu," terangku.
"Oh." Kennard kembali berfokus pada aktivitas mengemudinya.
Sekitar lima belas menit kemudian, aku merasa Kennard melewati jalan lain yang bukan ke arah kedai bakso. "Ken, kelewatan."
"Apanya?"
"Katanya mau makan bakso."
"Males, ah. Gue mau makan fried chicken aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENNARD - Living with the Bad Boy
Novela JuvenilLivia tak menginginkan Kennard--bad boy paling ia hindari--menjadi saudara tirinya. Namun suatu malam, Livia mengalami peristiwa tak terlupakan bersama Kennard hingga mengubah perasaan keduanya. *** Meski tak memiliki seorang ibu, Livia Rinshi tetap...