Sebenarnya sejak semalam Kentara sudah tiba di Hongkong hanya saja ia masih belum bertemu Nay walaupun ia tahu Nay berada di penginapan yang sama dengan beberapa bulan lalu.
Bahkan Kentara juga memesan kamar yang sama di ujung koridor seperti beberapa bulan lalu hanya untuk sedikit bernostalgia saja.
Kentara keluar dari kamarnya dan mendekati kamar Nay sepertinya, sepi saja membuat Kentara langsung bertanya pada resepsionis apakah Nay sudah check out atau pergi sebentar? Ternyata resepsionis mengatakan Nay pergi dan kemungkinan sore akan kembali.
Hanya mengikuti feeling saja Kentara langsung menuju ke salah satu wahana permainan beberapa bulan lalu.
Tepat, Kentara baru saja tiba dan melihat Nay menaiki wahana kereta gantung sendirian langsung berlari mengejar, ia sudah tidak peduli jika paru-parunya akan menyempit lagi asal Nay tidak akan pergi darinya.
Kentara masuk ke dalam kereta gantung itu membuat Nay menoleh namun, hanya diam dan asik melihat pemandangan dibawahnya.
Butuh waktu seorang Kentara menyapa Nay kembali setelah beberapa hari lalu Kentara sempat membentak Nay bahkan meninggalkan Nay di rumah sakit, Kentara yakin Nay pasti marah atau sakit hati padanya.
"Ekhem," dehem Kentara.
Nay entah mendengar atau tidak ia malah asyik menggambar sesuatu tidak jelas di kaca kemudian menghapus dengan jarinya.
"Kamu marah sama saya?" tanya Kentara.
Penggunaan kata saya-kamu seperti berjarak saja antara dosen pada mahasiswinya apakah Kentara sengaja memberi jarak diantara mereka?
"Nay, kamu jangan diam aja!" tegur Kentara.
Nay menoleh. "Apa tadi anda bilang 'kamu masih marah sama saya?' saya? Bukannya anda sendiri yang bilang penggunaan kata 'saya' itu terlalu baku bahkan terkesan memberi jarak! Iya kan? Ok, jadi silahkan anda keluar dari sini karena saya mau sendiri!"
Padahal baru beberapa hari tidak bertegur sapa tapi, Kentara merasa canggung bahkan ilfeel pantas saja Kallandra sahabatnya pusing menghadapi Nay ini ternyata Nay benar-benar sedang tidak bisa di ganggu bahkan Kentara juga salah bicara dengan menggunakan kata 'saya' kembali padahal setelah melamar Nay waktu itu Kentara menggantinya menjadi 'aku-kamu'.
"Nay, kita bahas masalah ini baik-baik." ucap Kentara.
"Apanya yang baik-baik hah? Apanya?" kesal Nay tingkat dewa.
"Soal kemarin aku cuma membelikan Harly es krim tidak ada maksud apa-apa." Kentara mencoba menjelaskan.
"Halah, mesti banget gitu beliin es krim sambil gandengan tangan seolah pasangan suami istri bahagia yang menanti anaknya lahir, bagus sekali! Saya berencana membuat sinetron bukan cerita wattpad lagi, biar semua orang tahu dan bisa belajar banyak dari kisah itu!" sewot Nay berapi-api.
"Nay, Harly lagi hamil. Dia itu adik ipar aku dan baru aja di tinggal Alli kembaran aku, sedikit aja munculin rasa peduli kamu?" pinta Kentara.
Peduli sih peduli tapi, apa harus seorang kakak ipar gandeng adik iparnya seolah suami-istri apalagi waktu itu Kentara yang memasangkan cincin pernikahan itu, kan? Nay heran kenapa Kentara tidak mengakui saja sudah menikahi Harly kenapa harus memakai kata 'menggantikan' padahal mata Nay masih jelas melihat Kentara lah yang menikahi Harly padahal Kenzo baru saja meninggal.
Siapa yang tidak kesal?
"Yaudah sana urus aja Harly yang lagi hamil itu!" kesal Nay enggan memandang Kentara.
"Nay," Kentara memegang kedua bahu Nay dan memutar kembali tubuh Nay agar menghadapnya. "Aku tetap sama kamu, Harly hanya adik ipar aku, ok?"
"Tapi, kamu nikahin dia!" kesal Nay.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince Unpredictable
RomanceSequel Of 'My Ice Dosen' -Memilih bukan jalannya, menjalani yang bukan semestinya - Kentara Allandra Callins Started : 16 November 2018 Finished : -