Kentara gemetar menggapai sebotol obat diatas nakas. Penyakitnya kembali kambuh di saat yang tidak tepat, setelah kemarin berusaha baik-baik saja di depan Nay akhirnya malam kemarin Kentara menyerah sendiri begitu sampai di kamarnya, Kentara langsung menegak obatnya agar rasa sakit yang di deritanya berkurang setidaknya sedikit.
Handphone nya berkali-kali berdering, Kentara melirik sekilas bahwa Nay yang menghubunginya namun, Kentara harus terlebih dahulu menggapai obat daripada handphone nya itu, masalah Nay ia yakin bisa menghandle setelah ia meminum obatnya nanti.
"Ayolah," Kentara berusaha menggapai obat itu. Setelah berhasil mendapatkan botolnya Kentara langsung saja menegak obat itu sambil mengatur napasnya kembali.
Ia teringat pada ucapan Kenzo kembarannya dulu bahwa ia tidak pantas untuk Nay, ia hanya pria penyakitan yang bergantung pada obat bahkan Nay tidak tahu itu, Nay hanya tahu kelemahannya bahwa ia tidak bisa berlari.
Handphone nya terus berdering namun, rasa sakit yang masih terasa membuat Kentara urung menjawab telpon dari Nay, ia tahu Nay pasti akan marah jika telponnya terkesan diabaikan.
Kentara memutuskan memakai jaketnya dan memasukkan handphone nya ke dalam saku jaketnya kemudian ia meninggalkan kamar penginapan.
🍦
Kentara yang baru saja keluar dari penginapan tidak sengaja menabrak Angga sahabat dekat Nay sejak umur 3 tahunan itu.
"Pak Kentara," panggil Angga kaget melihat Kentara yang pucat pasi.
"Kebetulan ada kamu, saya memang ingin bicara pada kamu!" Kentara menahan sakit di dadanya.
"Bicara apa pak?" tanya Angga penasaran. "Ok, kita ngobrol di coffee shop aja," Angga memandang coffee shop tidak jauh dari penginapan mereka.
Kentara langsung duduk begitu menemukan kursi karena seluruh tubuhnya sudah tak mampu berdiri lagi.
"Bicara masalah apa?" tanya Angga menatap Kentara datar.
"Kamu sahabat dekat Nay?" tanya balik Kentara.
Angga memajukan tubuhnya di depan Kentara. "Saya bahkan mencintai dia sejak kecil dulu dan anda menyakiti gadis yang saya cintai sejak lama,"
"Saya tahu itu," ucap Kentara membuat Angga kaget.
"Lalu?" tanya Angga.
Kentara menarik napas kemudian menghembuskannya pelan. "Saya juga mencintai dia sejak kecil dulu, kita sama-sama pernah tinggal di Palangkaraya, kan?"
Angga menggeleng. Sepertinya lupa karena sudah lama sekali. Yang Angga ingat hanya Nay dan Nay sebagai teman pertamanya, dan cinta pertamanya. "Mungkin saya lupa,"
"Saya seangkatan Faris dan Farid anak-anak SD itu," ucap Kentara.
"Kalo Farid sih inget soalnya suka bully Nay," Angga masih saja kesal mengingat nama 'Farid' yang pernah membully Nay dulu.
"Saya juga tahu bahwa kamu sangat overprotective pada Nay, siapapun laki-laki yang mendekati Nay harus dinilai sama kamu terlebih dahulu, saya salut sama kamu, kamu bisa menjadi kakak terbaik untuk Nay walaupun tersimpan cinta di dalamnya," ucap Kentara tersenyum.
"Jangan deketin Nay kalau anda hanya menyakitinya!" tegas Angga mulai emosi.
"Saya juga tadi malam berpikir keras bahwa selama ini sudah banyak kelakuan saya yang menyakiti dia, bahkan saya berulang kali meminta kesempatan, bahkan memaksanya supaya dia tetap bersama saya," lirih Kentara.
"Akhirnya anda menyadari juga. Jadi, stop sakitin Nay! Dia udah berjuang menghidupkan kembali lampion semangatnya selama dua tahun dan kehadiran anda sangat-sangat mengacaukan Nay, anda menyakiti dia pak! Bapak tahu, Nay hanya mengurung diri di dalam kamar dan hanya nangis bahkan gak mau makan! Karena dia menggantungkan bahagia itu bersama anda, paham?" Angga menekan kuat-kuat tangannya agar tidak emosi namun, ucapannya selalu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince Unpredictable
RomanceSequel Of 'My Ice Dosen' -Memilih bukan jalannya, menjalani yang bukan semestinya - Kentara Allandra Callins Started : 16 November 2018 Finished : -