Setelah tangis Nay mereda barulah Kallandra mengajak Nay ke gerai es krim tepat di seberang mereka itu, tentunya setelah mobil Kentara pergi.
Nay jadi merasa tidak enak karena kemeja Kallandra yang basah menampung tangisnya tiga puluh menit yang lalu. Ya, cukup lama Nay menangis dan itu membasahi kemeja Kallandra, mungkin sudah bisa diperas oleh Kallandra sekarang saking banyaknya air mata Nay yang meresap di kemejanya itu.
"Nih red velvet es krimnya, jangan nangis lagi. Saya juga bisa beliin kamu es krim ini bukan cuma Kentara aja, kan?" Kallandra memberikan satu cone besar es krim rasa kesukaan Nay sambil tersenyum.
Nay menerimanya. "Thanks and sorry gara-gara nampung air mata gue kemeja lo jadi basah kuyup gitu kek kesiram air seember," kemudian Nay langsung menjilati es krimnya.
Kallandra memperhatikan kemeja hitamnya yang memang basah kuyup itu tapi, toh ia tidak masalah sama sekali yang penting Nay sudah lebih baik sekarang. "It's ok. Lagian selama masih ada saya kalau kamu masih kurang puas nangis ya nangis aja, saya masih bersedia kok menampung air mata kamu. Lumayan kan bisa jadi dua ember,"
Nay tertawa pelan. Ia baru tahu kalau Kallandra bisa bercanda seperti itu. "Emang buat apa lo nampung air mata gue?"
Kallandra tersenyum. "Ya, buat saya jual,"
Nay mengernyit heran. "Kok?"
Kallandra tertawa pelan. "Saya tadi kan bilang air mata kamu itu berharga, makanya mau saya jual soalnya kamu ibarat putri duyung yang kalau nangis keluar mutiara,"
Nay tertawa benar-benar lepas setidaknya rasa sesak beberapa hari ini bisa sedikit hilang. "Gombalan lo receh banget!"
"Siapa yang gombal?" Kallandra malah mengendikkan bahu.
"Ntar setelah makan es krim kita ke distro sekitar dua ratus meter dari sini," ucap Nay.
"Ngapain?" tanya Kallandra bingung.
"Ya, sebagai penebus rasa bersalah. Kemeja lo basah gegara gue, gak enak lah pake kemeja basah gitu!" Nay mengendikkan bahu.
Kallandra menggeleng. "Gak perlu! Nanti bisa kering sendiri,"
"No way! Kita ke distro sekarang!" Nay langsung beranjak dari duduknya dan menarik tangan Kallandra.
Kallandra menahan tangan Nay. "Nanti orang gak tahu kalau saya orang yang bersedia jadi sandaran kamu!"
Nay kembali duduk. "Receh banget! Eh inget lo punya cewek namanya Nayza di Italia, gue laporin Nayza baru tahu rasa lo!"
"Nayza koma sejak tiga tahun lalu," sahut Kallandra.
Nay menoleh. Nay lupa bahwa percakapan antara Kentara dan Kallandra waktu itu jelas kalau Nayza pacar Kallandra sedang koma. "Sorry,"
"It's ok!" Kallandra mengangguk paham.
"By the way soal Nayza gue gak sengaja denger obrolan kalian waktu itu," ucap Nay.
"Saya juga bingung sih kenapa di sela-sela koma nya, Nayza menyebut cerita kamu. Kamu yang nulis cerita 'My Ice Dosen' kan?" tanya Kallandra.
Nay mengangguk. "Lo baca?"
Kallandra mengangguk. "Saya penasaran dan dua bulan lalu saya mulai baca ceritanya ternyata apa yang di ucapkan Nayza benar seolah di alam tidurnya dia juga membaca cerita kamu,"
Nay mengubah posisi duduknya menghadap Kallandra. "Lo tahu gak sih, kalau orang koma itu rohnya gak ada di raganya dia... Actually, gue pernah koma selama 55 hari lamanya. Dunia gue pun berubah saat gue membuka mata, ada banyak yang membuat gue bingung sampai detik ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince Unpredictable
RomanceSequel Of 'My Ice Dosen' -Memilih bukan jalannya, menjalani yang bukan semestinya - Kentara Allandra Callins Started : 16 November 2018 Finished : -