"Tadi belanja sendiri?" tanya Adam begitu ia sampai di rumah.
"Iya, pampers Mina habis, makannya Aku keluar."
Adam melihat Caca yang sedikit repot menggendong Mina, ia ingin membantu tapi badannya masih bau keringat.
"Kenapa langsung pergi saat lihat Mas?"
Caca yang sedang membenarkan kepala Mina dalam gendongannya, menatap Adam sebentar sebelum kembali fokus pada Mina.
"Buru-buru, takut Mina nangis."
Adam masuk ke kamar mandi ingin membersihkan diri, sebelum menutup pintu ia berkata.
"Kamu butuh ponsel baru sepertinya."
Setelah itu ia menutup pintu kamar mandi meninggalkan Caca yang berdecak sendirian karena sindirannya.
"Sini anak papa, nggak boleh jauh-jauh dari papa ya?"
Caca yang sedang membuatkan kopi, mencibir dalam hati mendengar perkataan Adam.
Ia meletakkan cangkir kopi di atas meja dan kembali ke dapur menyiapkan susu Mina.
"Apa itu?" tanya Adam melihat botol susu di tangan istrinya.
"Susu Mina," sahut Caca sembari mengambil Mina di pangkuan Adam.
Adam mengeram dalam hati, ia menahan Mina.
"Sejak kapan Mina minum susu formula?"
"Tadi siang."
Caca mengeratkan rahangnya mendengar jawaban santai yang di berikan Caca.
"Kamu mau melawan kodratmu sebagai ibu?"
Caca bingung dengan pertanyaan Adam. "Apa maksud Mas?"
"Kodrat seorang ibu setelah melahirkan, menyusui dan menjaga anaknya, kamu tau itu?"
Caca duduk di sofa single, Lama-lama berdiri Kakinya pegal juga.
"Banyak kok bayi di luar sana yang juga minum susu, lagian Mina suka." jawab Caca acuh.
"Ini anakku, bukan anak orang," Geram Adam.
Caca tau suaminya marah, tapi ini demi kebaikan Caca juga.
Kalau bukan dari sekarang, kapan? Apa tunggu ia berangkat dulu, kalau Mina nggak mau? semua orang nanti akan ribet.
"Yang penting Mina suka, dan susu ini aman untuknya."
Adam tidak mau bertengkar di depan putrinya, bagaimanapun pendengaran dan respon otak Mina sudah berfungsi dengan baik.
"Masuk!"
Caca tersentak mendengar ucapan Adam dan juga tatapan matanya.
"Susui Mina, setelah itu kita bicara!" desis Adam saat mereka sudah di kamar.
Ia mengambil botol susu di tangan Caca dan meletakkan di atas nakas.
Nyali caca menciut melihat amarah Adam.
Ia menurut, tidur menyamping dan menyusui putrinya.
Melihat posisi Caca dan Mina membuat hatinya teririrs, bagaimana bisa Caca berpikir untuk memberi putrinya susu formula.
Tidak taukah wanita itu, setiap aliran susu menjadi darah dan daging dalam tubuh anaknya? Dan hal itu juga yang membuat ikatan batin seorang ibu dan anak terikat.
Sedikit canggung, Caca mengancingkan dress-nya dibawah tatapan tajam sang suami, setelah menyusui Mina sampai terlelap.
Adam keluar terlebih dahulu, sebelum diikuti Caca.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BERSELIMUT TASBIH ✔
RomanceJUDUL AWAL ISTIKHARAH CINTA Harga novel 80.000 PART SUDAH TIDAK LENGKAP KARENA KEPENTINGAN PENERBIT. Bulan dan bintang tidak pernah menyatu, tetapi mereka selalu beriringan. Namun kita? Tidak bisakan engkau menjadi bintang yang selalu berada di sisi...