"Kenapa nggak naik pesawat aja sih Pak?" tanya Caca saat mereka sudah berada dalam kereta api.
Adam yang sedang fokus membaca majalah bisnis menoleh.
"Pengen aja, udah lama juga."
Caca manggut-manggut.
Ia mengalihkan pandangannya ke jendela.
Kereta terus melaju melewati perkampungan, sawah dan padang ilalang.
Ini pengalaman baru bagi Caca, karena ini pertama kalinya ia naik kereta api.
"Oleh-oleh buat Ibu kayanya sedikit Pak," kata Caca memecah kesunyian diantara keduanya.
"Itu sudah cukup Ca."
"Kita beli lagi nanti ya?" pinta Caca.
Adam melihat Caca yang juga sedang menatapnya.
"Di rumah Ibu sendirian."
Caca mengerucutkan bibirnya. "Beli aja apa susahnya?"
"Nggak susah, cuma kebanyakan." ujar Adam dengan sabar.
"Nggak banyak, beli sedikit lagi."
Sama saja, yang dari jakarta sudah dua tas, sekarang tambah lagi, apanya yang tidak banyak? Pikir Adam, namun ia memilih mengangguk.
Setelah empat jam naik kereta api, kini mereka beralih naik Bis.
Adam heran kenapa Caca tidak mengeluh, padahal ia yakin ini kali pertama ia berpergian seperti ini.
Malah Caca seperti menikmati perjalanan ini.
Adam tersenyum melihat Caca tidur dengan bersandar di bahunya.
Adam memasang ear phone dan mulai menikmati musik sehingga ia terlelap bersama istrinya.
Mereka sampai di kampung jam sembilan malam.
Mereka naik becak kayuh menempuh ke rumah orang tua Adam.
Caca tidak menyia-nyiakan momen langka ini, ia membidik setiap objek yang menarik, menurutnya.
Pak sepeda kayuh saja sempat ia bidik dengan camera nya.
Caca melihat rumah di depannya.
Sederhana, tapi unik dengan ukiran Jepara asli.
Sepertinya nyaman, batinnya.
Adam mengetuk pintu rumahnya.
"Assalamualaikum."
Caca melirik lekaki di sampingnya.
Pintu terbuka, dan menampakkan seorang wanita cantik dengan rambut sebahu.
Adam mematung saat tau siapa yang membuka pintu rumahnya.
Caca memperhatikan reaksi Adam yang berubah tegang, kemudian ia melihat wanita di depannya yang juga keadaannya sama seperti Adam.
Caca tidak bodoh.
Ia tau hubungan keduanya setelah melihat kerinduan yang terpancar dari mata keduanya.
Tapi ia merasa aneh dengan jantungnya, seperti perih.
Sepertinya ia terkena gejala serangan jantung.
Caca berdeham.
"Kangen-kangenanya bisa dilanjutkan nanti?"
Adam menelan Salivanya.
Ia hampir melupakan Caca.
Wanita di depannya pun mempersilahkan mereka masuk.
Caca duduk di sofa ruang tamu sendirian, sementara Adam memanggil ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/176039242-288-k265134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA BERSELIMUT TASBIH ✔
DragosteJUDUL AWAL ISTIKHARAH CINTA Harga novel 80.000 PART SUDAH TIDAK LENGKAP KARENA KEPENTINGAN PENERBIT. Bulan dan bintang tidak pernah menyatu, tetapi mereka selalu beriringan. Namun kita? Tidak bisakan engkau menjadi bintang yang selalu berada di sisi...