💕17💕

2.4K 262 20
                                    

Adam mendatangi rumah mertuanya setelah semalam ia memikirkan kemungkinan yang terjadi pada istrinya.

"Ibu juga bingung, Dam, saat kemarin ia menelpon ibu menyuruh ke sana pagi-pagi."

Adam melihat dengan seksama wajah Ibu mertuanya.

"Tapi yang ibu heran, Ia ingin tinggal bersama ibu tapi saat kemarin ponsel kamu mati, ia uring-uringan di rumah," lanjut Rani.

"Ibu tau gejala orang hamil?"

Rani mengerjap.

"Maksudmu?"

Adam menarik nafas, mungkin ia harus menceritakan pada Rani perihal tingkah Caca belakangan ini.

"Selama ini Caca nggak pernah marah, emosian atau berteriak, tapi tadi malam saat aku pulang, Caca marah, padahal Caca tau kalau aku lembur akhir-akhir ini." papar Adam.

Rani mendengar dengan seksama.

"Jadi, aku pikir Caca sedikit sensitif satu bulan belakangan ini."

Rani tersenyum.

Adam bingung melihat raut wajah Rani.

"Kamu pernah lihat dia muntah?"

Adam menggeleng.

Mungkin saja Caca tidak mengalanni morning sicknes, pikir Rani.

"Coba kamu ajak dia ke rumah sakit."

Sekali lagi Adam menggeleng.

"Justru aku ke sini mau minta bantuan ibu untuk ngajak Caca periksa."

Rani mengerutkan keningnya. "Kenapa bukan kamu saja, Dam?"

"Aku saja ini di usir Bu, makanya nggak sempat sarapan."

Rani tertawa.

Sore hari Adam pulang karena pekerjaannya yang sudah selesai.

Ia melihat Ibu mertua dan istrinya sedang tertawa menonton acara televisi sehingga mereka tidak tau kedatangan Adam.

Setelah mandi Adam menghampiri kedua wanita tersebut yang masih berada di ruang tengah.

Adam berdeham sehingga perhatian kedua wanita itu teralihkan.

Caca heran melihat Adam sepertibbaru selesai mandi.

"Mas kapan pulang?"

Adam tersenyum. "Dari tadi."

"Kok ibu nggak tau?" timpal Rani.

Adam duduk di samping Caca. "Ibu sama Caca fokus nonton, saat Adam datang."

"Dek, kamu nggak mau ngasih tau suami mu?"

Caca terkejut dengan pertanyaan Rani.

Adam menahan tawa dalam hati melihat ekspresi Caca.

Pun Rani, mereka seperti sekongkol.

"Em ..."

Caca menatap wajah Adam, ia ragu untuk memberitahunya. Kadang Adam tidak senang mendengar berita ini karena Caca tau siapa wanita yang dicintai Adam.

Adam menunggu kalimat Caca.

"Maaf, Caca hamil." katanya sambil menunduk.

Adam bingung, kenapa Caca minta maaf?

"Tapi aku janji, nggak akan ngerepotin Mas."

Adam menarik Caca ke dalam pelukannya.

Rani meninggalkan mereka, membiarkan keduanya bicara dari hati ke hati.

CINTA BERSELIMUT TASBIH  ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang