[ OOPB - 33 ]

75.3K 4.7K 2.1K
                                    

This not new story.
Bagi kalian pembaca 2019.

Ini adalah versi revisi total.

Sebelum membaca jangan lupa Vote.
Dan tinggalkan jejak dikomentarr❤❤



- OBSESSION OF POSSESSIVE BOYFRIEND -

[ Trauma II - 33 ]

NORMAL POV

Hal yang Fadil lakukan setelah membekuk Leo adalah menghubungi keluarga Adinda. Menurutnya, orang yang paling berhak menyelesaikan masalah ini adalah orang terdekat Adinda. Ia menyerahkan Leo pada tim keamanan rumah sakit. Kemudian, memanggil Dokter.

"Siapa nama, Kamu?" Tanya seorang Dokter pada Adinda. Pelupuk mata Adinda tak henti mengeluarkan air mata. Ia tersedu, bahkan mencoba menjauhkan diri dari sang Dokter.

"Nggak apa-apa, Dinda. Disini nggak ada yang akan nyakitin Kamu" Sambung Dokter Perempuan tersebut. Fadil perkirakan usianya sekitar tiga puluh tahun. Raut wajahnya keibuan dan perlakuannya lembut.

"PERGIIII" Teriak Adinda frustasi. Ia menjambak dan melayangkan pukulan pada tubuhnya sendiri. Fadil meringis, mematung menyaksikan Adinda. Tuhan, gadis yang senantiasa tersenyum masa sekolah. Kini, tampak sangat menyedihkan.

Ayah dan Ibu Adinda masuk ke dalam ruangan rumah sakit. Ibunya menangis tersedu. Sedangkan, raut wajah Beni nampak khawatir. Adinda memeluk erat Ibunya, menumpahkan rasa takut dan seluruh emosi dirinya. Karena, kondisi Adinda yang kian menurun. Dokter memilih menenangkan gadis itu dengan suntikan obat penenang. Beberapa kali Adinda sempat memberontak.

Fadil meninggalkan rumah sakit tepat setelah orangtua Adinda datang. Ia harus segera kembali ke rumah. Sebentar lagi, jam piketnya dalam melaksanakan tugas. Walau begitu, kekhawatiran tetap Fadil rasakan. Tak lupa, Ia menjelaskan apa yang terjadi kepada keluarga Adinda sebelum Ia berangkat.

- oOo -

Kepala Leo tertunduk di kursi tunggu yang berada di luar ruang inap Adinda, penjaga rumah sakit mengelilinginya. Efek mabuk dalam dirinya sudah hilang. Dan Ia menyadari kesalahan fatal yang Ia perbuat. Leo sendiri tak percaya atas apa yang Ia lakukan.

Orang yang pertama datang mengunjunginya adalah Ferran. Ferran mendengar kabar mengenai perbuatan Leo dari seorang informannya. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Ferran terus saja mengumpati Leo. Menurutnya, kadar brengsek Leo sudah melebihi batas manusia. Tak ada yang mampu menandingi sifat brengsek Leo.

Ferran tak habis pikir, Setan apa yang ada pada tubuh sahabatnya itu. Ah, sekarang Ia sepertinya harus mempertanyakan. Haruskah Ia menganggap Leo sahabat?

Ferran marah pada Leo. Tidak, jangan menganggap Ia menyukai atau mencintai Adinda. Ia tak punya perasaan seperti itu pada Adinda. Ia merasa bahwa Adinda adalah Adiknya. Perasaannya murni, perasaan kakak pada Adik. Ia juga tak pernah berfikir untuk mengambil pasangan sahabatnya. Ia memang pernah menjadi brengsek. Tapi, Ia tak bercita-cita untuk menduplikat kebrengsekan seorang Leo.

Mata Ferran mengedar disetiap koridor rumah sakit mencari keberadaan Leo. Setelah melihat batang hidung Leo. Ia menarik kasar tangan Leo menjauh dari sekitar ruang inap pasien. Ia membawa Leo menuju taman belakang rumah sakit. Dimana tempat ini cukup sepi, untuk membicarakan hal penting.

Ferran meringis menatap Wajah Leo yang penuh lebam. Seumur hidup berteman dengan Leo. Ini pertama kalinya Ia melihat Leo terluka. Leo tak pernah kalah dalam pertarungan jenis apapun. Seolah Leo diciptakan untuk melukai lawan, bukan dilukai. Walau demikian, hal itu tak membuat dirinya merasa kasihan. Ia jadi penasaran pada laki-laki yang menyelamatkan Adinda. Kenapa tidak sekalian menghancurkan wajah Leo saja? Mengapa lelaki itu berbaik justru hati?

OBSESSION OF POSSESSIVE BOYFRIEND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang