04 ' second dance

134 13 3
                                    

"A-apa?! T-tapi..."gumam Emily panik. Ten lalu merangkul bahu Emily.

"Gwaenchana, Emily-ah. Kau hafal koreo nya, kan? Apa lagi yang kau cemaskan?" ujar Ten santai. Sontak Emily menggigit bibir bawahnya.

'Bukan itu masalahnya, hei! Kalau masalah hafal tidaknya, aku biasa saja!'batin Emily frustasi.

"A-aku masih tidak...," perkataan Emily terputus karena Krine yang berdiri duduk di belakangnya, mendorong kaki panjang Emily.

"Sudah, maju saja!" tambah Krine jahil. Sontak, Emily melayangkan sorotan mematikan pada Krine.

Baru saja Emily hendak menoleh pada Ten, lelaki Thailand itu sudah menarik lengannya agar mendekat pada Jisung. Jantung Emily hampir meledak begitu melihat Jisung sudah berada di depannya.

"Ayo menari bersama, Emily-ah." ajak Jisung ramah. Wajah Emily memanas.

'Dasar kurang ajar! Ajakan mu itu bisa membuatku mati mendadak, Jisung-oppa!' batiny Emily berteriak. Namun, mau tak mau, ia harus menerima tawaran itu.

"Baiklah..." jawab Emily setengah hati. Lantas, semua anggota NCT berserta para trainee yang lain bersorak girang.

Setelah mengambil posisi, Ten pun memutar lagu 'Black on Black' bagian koreo Jisung.

'Tunjukkan bakatmu, Em.' batin Krine yang bangga melihat kejadian yang 'menimpa' sahabatnya itu.

Begitu lagu berputar, Jisung dan Emily bergerak secara bersamaan. Dan seiring tubuh ramping mereka bergerak mengikuti alunan musik, semua orang yang berada di ruangan itu tak berhenti bersorak kagum.

Bukan hanya gerakan tegas dan energik dari main dancer sekaligus maknae NCT tersebut yang membuat mereka semua kagum. Gerakan lembut nan rumit Emily mendominasi suasana. Dengan ekspresi tajam, keduanya menampilkan pertunjukkan singkat yang menakjubkan.

"Omo, kalian sangat, sangat, keren! Sudah kukatakan kalian bisa bergabung menjadi dancer yang hebat!" puji Ten seraya memberikan standing applause.

Masih dengan napas yang terengah-engah, Emily menyunggingkan senyum bangganya.

"Ah, gamsahamnida, Ten-oppa." balas Emily senang. Lalu Jisung merangkul pundak kecil Emily sambil tersenyum.

"Kau sangat berbakat dalam dance. Mau kuajari secara privat? Kebetulan umur kita tidak terpaut terlalu jauh, jadi kita bisa belajar lebih santai." tawar Jisung tiba-tiba. Sontak, Emily terkejut.

'Oh my, God! Inikah yang dinamakan kebahagiaan tak terduga?!' batin Emily girang.

"Ah..., boleh saja. Tapi, apa itu tidak merepotkan jadwalmu? Kau sangat sibuk, bukan?" tanya Emily ragu. Jisung mengendikkan bahunya santai.

"It's okay. Aku bisa mengatur jadwalku. Yang terpenting, kau mau, kan?" tanya Jisung lagi. Tanpa basa-basi lagi, gadis keturunan Asia sekaligus Eropa itu mengangguk.

"Oke. Mulai besok, aku akan melatihmu. Aku akan menjemputmu besok pukul delapan pagi. Bagaimana?" tanya Jisung memastikan. Emily menerawang sebentar, sebelum akhirnya menjawab iya.

"Bagus! Mari berlatih dengan tekun, Em!" ujar Jisung seraya menyunggingkan senyum nya. Emily membalas senyum itu dengan eye smile yang menghiasi wajah putih mulusnya itu.

Jisung terkesiap. Lantas ia mengusap dada kirinya.

'Kok, rasanya..., aneh, ya?'

***

Sehari telah berlalu. Dan pagi ini, Emily tengah bersiap untuk latihan dance privat dengan Jisung. Gadis berambut hitam kecoklatan itu hanya mengenakan kaus putih, training hitam, sepatu kets putih, disertai dengan topi hitam yang menghiasi kunciran ekor kudanya.

my pretty monster ; park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang