Lutut Jisung sedikit melemas. Air matanya mulai keluar. Ah, perasaan ini datang lagi. Jisung berusaha mengalihkan pandangannya. Mungkin saja ia berhalusinasi.
Tapi tidak.
Sosok belakang itu terlalu nyata di mata Jisung untuk di katakan sebagai halusinasi.
"Emily! Emily! Tunggu aku!" Serunya sembari mulai mengejar sosok itu. Tak di pedulikannya kakinya yang sedikit gemetar akibat terkejut. Ia tetap memaksa untuk mengejarnya.
"Em-"
"Jisung-ah!"
Jisung sontak menoleh begitu namanya di panggil.
"Kenapa kau disini?" Tanya Jaemin.
Jisung langsung berlari panik ke arah Jaemin, dan meremat kaus putih hyung nya itu dengan cemas.
"H-hyung, a-aku melihat...., E-Emily...."
Jaemin terbelalak mendengar pernyataan Jisung.
"Apa?! Dimana?!"
"Itu di belokan sana! Ayo, kejar, hyung!" Tukas Jisung langsung menyabet lengan Jaemin dan berlari ke arah belokan yang ia maksud.
Tapi saat mereka berbelok, tidak ada siapa-siapa disana. Padahal Jisung sangat yakin bahwa gadis itu baru saja berbelok ke sini.
Lutut Jisung benar-benar melemas, hingga akhirnya ia jatuh terduduk di lantai sembari menggeram frustasi.
"Ah..., ada apa dengan diriku?" Gumamnya pelan. Dirematnya surai cokelatnya dengan kesal, sekaligus sedih dan kecewa.
Jaemin berlutut dan mengusap punggung Jisung.
"Jisung-ah, kau tidak apa-apa?" Gumam Jaemin hati-hati sembari menatap cemas ke arah Jisung. Takut jika emosi nya kembali bergejolak.
Jisung menatap Jaemin dengan pandangan yang menggambarkan bahwa ia amat sangat tersiksa dengan perasaannya sendiri.
Tatapan itu membuat Jaemin terhenyak.
"Hyung..., sungguh aku benar-benar lelah. Bahkan aku sampai berhalusinasi. Apa yang harus kulakukan...?" Jisung mulai menyadari bahwa keadaan mentalnya tidak baik sekarang.
Ia hanya ingin kembali merengkuh tubuh mungil itu.
Ia hanya ingin kembali mencium bibir manis itu.
Ia ingin gadisnya kembali.
Jaemin menepuk punggung Jisung pelan. "Jisung-ah. Tenangkan dulu pikiranmu. Kembalilah untuk beristirahat. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu." Titah Jaemin sembari memapah Jisung untuk berdiri.
Jisung mengangguk lemah. Tangan besarnya bergerak untuk mengusap air matanya yang mulai turun.
"Baiklah, hyung. Kalau begitu, aku pergi dulu." Ucapnya pelan.
Jaemin hanya diam sembari menyaksikan tubuh jangkung itu berjalan gontai menjauh darinya. Hatinya ikut teriris melihat Jisung.

KAMU SEDANG MEMBACA
my pretty monster ; park jisung
Vampire✨Ketika kau dan dia tidak berada di satu lingkup dunia yang serupa, akankah kau mengorbankan segala yang kau punya untuk melangkah di atas takdir yang bukan seharusnya?✨