Emily tidak tahu ingin merasa senang karena Jisung dan dirinya telah menjalin hubungan, atau ingin merasa ngeri karena mau tidak mau ia akan sering berdekatan dengan Jisung yang 'manis'.
Yah, terkadang ia bahagia dengan perlakuan Jisung yang sangat lucu, tapi kadang ia juga merasa tersiksa menahan nafsu ingin menggigit leher Jisung.
Seperti sekarang ini. Emily tengah dihadapkan dengan situasi yang sangat ia benci.
Jisung tertidur di pundak kanannya dengan pulas. Dan mereka tengah berada di dorm pribadi milik Jisung, sehingga tak akan ada orang yang masuk ke ruangan itu.
Artinya juga tidak akan ada orang yang bisa mengalihkan perhatiannya hanya untuk sekedar tidak menggigit leher pacarnya yang terbuka secara bebas di hadapannya.
Emily menjambak rambutnya frustasi. Mati-matian ia menahan indra penciuman tajamnya agar pikirannya tidak menggelap.
"Astaga, ini sungguh menyiksa..." gumam Emily pelan. Lalu manik hitam pekatnya berpindah untuk mencoba fokus pada wajah tertidur Park Jisung yang terlihat sangat pulas.
Untungnya, hanya dengan menatap lelaki tampan itu sekali saja, Emily sudah dapat sedikit melupakan nafsunya untuk memangsa Jisung. Lantas senyumnya tersulam perlahan.
Tangan kiri Emily kemudian tergerak untuk mengusap wajah tirus nan tegas kepunyaan Jisung. Mengusapnya sepelan mungkin agar lelaki itu tak terbangun.
"How handsome you are, Park Jisung... . I'm glad that you have a beautifull feeling of me. I'm pleased of that." Gumam Emily pelan.
Lalu tanpa disangka-sangka, mata sipit Park Jisung terbuka begitu Emily menyelesaikan kalimatnya.
"Hei, aku mendengarnya,tau." Gumam Jisung dengan suara beratnya. Mata maknae NCT itu mengerling nakal begitu menyaksikan wajah Emily memerah saat itu juga.
"A-aku, hanya b-berbica--"
Chu.
"??!!!!"
"Diam. Aku masih mengantuk tau." Jisung menyela omongan Emily dengan satu kecupan ringan di bibir merah gadis Inggris itu.
Emily yang saat itu sangat ingin nyawanya dicabut sekarang juga hanya menatap Jisung dengan pandangan yang tak bisa di definiskan. Kemudian ia hanya menghela napas panjang.
"Ah, jinjja....Aku bisa mati bahkan jika hanya berdekatan denganmu, Jisung-sunbae." Gumamnya pasrah. Namun Jisung tak mempedulikan kalimat yang dilontarkan Emily.
"Was that your first kiss?" Tanya Jisung lembut.
Emily terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan dengan wajah yang tak dapat di definisikan lagi.
"Kau tidak mau bertanya tentang first kiss milikku,hm?" Pancing Jisung dengan wajah mesum. Namun Emily hanya menelan ludahnya sendiri dengan pasrah begitu mendengar pertanyaan Jisung yang terdengar sangat ambigu tersebut.
"H-How about you? Am i your f-first k-kiss?" Tanya Emily dengan terbata-bata. Tak sanggup mengucapkan kata terakhir.
'Kenapa aku harus ada di situasi memalukan seperti ini, sih?!' Batin gadis bule itu frustasi.
Melihat mimik wajah Emily yang resah, Jisung hanya terkekeh puas.
"It's okay, baby. You're my first kiss and you make it so lovely." Ujar Jisung seraya mengecup pipi kanan Emily lembut.
Sebenarnya Emily masih belum terbiasa dengan sentuhan Jisung. Namun mau tak mau ia harus membiasakannya. Karena ia tahu satu hal.
Jisung itu sangat manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
my pretty monster ; park jisung
مصاص دماء✨Ketika kau dan dia tidak berada di satu lingkup dunia yang serupa, akankah kau mengorbankan segala yang kau punya untuk melangkah di atas takdir yang bukan seharusnya?✨