Emily terpaku mendengar kalimat yang baru saja di lontarkan Park Jisung.
'A-apa?! Park Jisung,seorang idol yang luar biasa berbakat, menaruh rasa padaku?!' Batin nya shock.
"A-ah, kau pasti bercanda, sunbae. Mana mungkin seorang idol yang multitalenta seperti mu menaruh simpati pada seorang trainee yang bahkan belum punya potensi?" Elak Emily. Namun Jisung menggenggam lengan Emily makin erat. Tatapan nya semakin dalam menatap mata hitam Emily.
"Kalau begitu, kenapa seorang trainee itu mendatangi ku di saat banyak idol yang lebih berbakat dan lebih tampan dari ku? Kenapa kau tidak sekalian mendatangi Minho-sunbaenim? Atau Kai-sunbaenim?" Balas Jisung sarkas. Emily speechless.
Lalu Jisung menatap mata hitam Emily dalam-dalam. Kemudian meletakkan jari telunjuk nya di depan bibir yang menyunggingkan senyum lebar.
"Jangan sampai ada yang mengetahui hal ini. Oke?" Ucap laki-laki itu diakhiri dengan kedipan mata kanan nya.
Emily menelan ludah nya tidak percaya.
"Ah.., baik." Jawab nya sambil menunduk. Tak kuasa menatap wajah Jisung di depan nya.
Emily memang selalu mengidolakan Jisung sejak laki-laki itu belum debut hingga sudah sukses seperti sekarang.
Vampir juga memiliki perasaan. Vampir seperti Emily juga dapat merasakan cinta dan kasih sayang walaupun pada dasarnya mereka adalah mahluk bengis yang tak mengenal belas kasihan.
Jisung mencubit pipi kiri Emily gemas.
"Kenapa kau selalu saja menggemaskan, sih? Aku heran pada trainee yang satu ini." Ujar Jisung. Emily yang masih terkaget-kaget pun hanya tertawa hambar.
"S-sunbaenim. Aku harus kembali ke dorm sekarang. Krine sudah menungguku untuk latihan vokal." Pamit Emily. Sebenarnya ia ingin melarikan diri sekarang. Ingin berteriak sekencang-kencangnya di dorm untuk meluapkan rasa tidak percaya nya.
Jisung mengangguk sambil mengulas senyum.
"Baiklah. Pergilah. Berlatihlah dengan tekun agar kau bisa cepat debut. Semangat!" Ucap Jisung. Emily tersenyum pendek lalu bergegas keluar dari ruang latihan.
Sesampai nya di dorm...
Bruk!
"Ahhhh!!" Emily berteriak sekencang-kencang nya. Meluapkan segala rasa gugup yang berputar di hati nya. Wajah nya memanas. Tangan nya gemetar. Dan jantung nya berdegup tak karuan.
"J-Jisung..., s-s-suka padaku?! Tidak, ini pasti mimpi!" Seru gadis Belanda itu sambil menjambak rambut nya. Lalu setelah kepala nya cukup perih akibat ulah nya sendiri, ia menopang dagu nya di ujung kasur.
"Apakah ini..., sebuah keberuntungan?" Gumam nya. Seulas senyum mulai terukir di bibir merah darah itu.
***
"Ayo, keluarkan suara kalian lebih merdu lagi! Ayo, semangat!" Seru Taeil selaku pelatih trainee hari ini. Dan ia tidak sendirian. Ia ditemani oleh Yuta, Ten, Doyoung, dan Jisung.
"Ayo, Jeongha-ya! Jangan ragu! Suaramu bagus dan kau tahu itu." Seru Doyoung sembari menyemangati trainee asal Busan itu.
Jeongha yang notabene nya memang penggemar berat Doyoung merasa tersentuh saat idola nya memberi semangat.
"Ne, sunbae! Gomawo!" Sahut nya antusias. Doyoung mengulas senyum khas nya saat mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my pretty monster ; park jisung
Vampire✨Ketika kau dan dia tidak berada di satu lingkup dunia yang serupa, akankah kau mengorbankan segala yang kau punya untuk melangkah di atas takdir yang bukan seharusnya?✨