"Ok mae ok.....krab.....krab....." Forth memperlihatkan wajah masamnya sebelum menutup teleponnya. Dia mendesah.
"Ibumu?" tanya Lam.
Beam hanya melirik sekilas ketika Lam menyebut kata Ibu. Dia kembali fokus pada laporan ditangan kirinya dan hamburger di tangan kanannya.
Forth mengangguk.
"Dia juga meneleponku berkali-kali. Memastikan bahwa aku akan datang ke acara mereka" ujar Lam.
Forth mendesah "Dia membuatku sakit kepala" ujar Forth.
"Jadi....ehm..." Lam menatap Beam dan Forth bergantian "Apa Beam akan bergabung dengan kita tahun ini?" goda Lam. Forth tersedak makanannya. Sementara Beam berhenti mengunyah makanannya dan menatap Lam bingung.
"Bergabung?" tanyanya bingung.
Lam menatap Forth tajam "Kamu tidak mengajaknya?!"
Forth mendesah dan meminum air agar makanan di kerongkongannya dapat mengalir lancar.
"Kemana?" tanya Beam.
Lam menggeleng dan meletakkan makanannya "Serius Forth" ujar Lam tajam.
Beam menatap Lam dan Forth kesal. Mereka membicarakannya seakan dia tidak ada.
"Aku berniat mengatakannya malam ini" ujar Forth.
Lam mendengus "Aku kecewa padamu" ujar Lam sambil menyilangkan tangannya di dada. Forth lagi-lagi mendesah.
Brak!
Beam berang dan memukul meja "Apa kalian tidak akan mengatakannya padaku?"
Forth dan Lam menatap Beam terkejut. Seakan mereka baru sadar kalau Beam ada bersama mereka. Beam berpaling pada Forth. Forth menelan ludah dan menatap Beam lembut.
"Be-besok perayaan ulang tahun kedua orang tuaku. Maukah kamu pergi bersamaku?" tanya Forth. Beam terdiam dan menatap Forth tajam.
"Aku berniat untuk mengajakmu pergi nanti malam tapi-"
"Tidak" jawab Beam. Forth terdiam dan menatap Beam yang kembali sibuk dengan laporannya. Lam mendesah. Forth terkadang memang sangat tidak sensitif.
"Kenapa?" tanya Forth
Beam menatap Forth santai "Kenapa aku harus ikut? Lagi pula, apa yang akan kamu jelaskan jika aku datang bersamamu?" tanya Beam.
Forth terdiam. Dia menatap Lam tapi Lam memutuskan untuk tidak ikut campur dengan urusan rumah tangga mereka.
"Lam juga akan ikut" ujar Forth.
Lam mendengus "bodoh" bisiknya dalam hati.
"Tentu saja. Lam sahabatmu dari kecil. Bagaimana denganku?" ujar Beam.
Forth mendesah. Dia mengenggam tangan Beam lembut "Kamu adalah orang penting dalam hidupku. Lebih penting dari Lam"
Lam menatap Forth tidak percaya
"Aku akan memperkenalkanmu sebagai pacar jika kamu tidak keberatan. Tapi jika kamu merasa tidak yakin, aku akan memperkenalkanmu sebagai karyawanku sekaligus temanku" bujuk Forth "Apapun, asalkan kamu pergi bersamaku" ujarnya.
Beam menatap mata Forth. Dia menarik nafas panjang "Bagaimana jika...." ujarnya ragu.
Forth menyentuh pipi Beam dan mengusapnya lembut. Lam yang menyaksikan mereka berdua hanya bisa berdehem. Bagaimana Forth akan menyembunyikan perasaannya yang jelas terlihat didepan kedua orang tuanya? Pikir Lam.
"Kalau mereka curiga. Aku akan menjawab dengan jujur" ujar Forth.
Beam mendesah. Dia menunduk dan berpikir sesaat sebelum mengangguk. Forth tersenyum lega dan mengenggam tangan Beam erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel and Devil
FanfictionBeam kehilangan pekerjaan, rumah, dan orang yang dia percayai dalam satu malam. Dia pikir tidak ada yang lebih buruk dari itu, tapi kemudian dia bertemu Forth, Bos yang kelakuannya seperti Setan. Akankah Beam bertahan? Cerita mengandung unsur yang...