Sleep with the devil

7.4K 673 70
                                    

Hujan turun deras ketika mereka sampai di apartemen Forth. Beam terdiam sesaat ketika dia masuk. Tempat ini begitu familiar baginya. Dalam hidupnya, dia tidak pernah kembali ke tempat yang sama dua kali. Ketika dia keluar rumah, ketika dia putus dari pacar-pacarnya yang lain, ketika dia pindah apartemen, dia tidak pernah kembali ke tempat yang sama.

"Ada apa?" Forth bertanya ketika dia melihat Beam hanya berdiri di lorong apartemennya.

"Ah...ehm...tidak ada" ujar Beam sambil mengambil kopernya dari tangan Forth dan buru-buru menyeretnya ke kamar.

Tidak ada yang berubah dari kamar tersebut. Seperti biasa, beam meletakkan kopernya di sudut. Dia sama sekali tidak punya keinginan untuk mengeluarkan isinya. Forth menatap koper Beam tapi dia tidak mengatakan apapun. Beam berdiri canggung di lorong kamar sambil menatap Forth yang dengan santai berdiri di samping pintu masuk sambil bersandar pada dinding dan menatap Beam lekat.

"Ehm....sudah malam bos" ujar Beam sambil memalingkan wajahnya dari Forth. Dia merasakan seluruh tubuhnya memanas dan jantungnya berdetak hebat hanya karena tatapan Forth. Beam ingin mengumpat tubuhnya yang bereaksi seperti seorang remaja di depan Forth.

"Memalukan" pikir Beam.

Forth tersenyum tipis melihat wajah Beam yang memerah. Dia berjalan ke arah Beam perlahan. Beam menatap Forth gugup.

"Aku bukan bosmu sekarang Be. Seharusnya kamu mulai terbiasa memanggilku Forth" bisik Forth sambil meletakkan sebelah tangannya di leher Beam "atau lebih baik lagi...kenapa tidak memanggilku Phi"

Efek suara lembut Forth dan kalimat godaannya membuat Beam berubah merah seperti kepiting rebus.

"Be-berhenti menggodaku. Aku sudah kembali ke rumahmu. Kamu tidak perlu bersikap seperti ini padaku" protes Beam sambil mencoba menyingkirkan tangan Forth dari tubuhnya. Tangannya membuat Beam sulit berpikir

Forth menatap Beam bingung "Apa salahnya menggoda pacar sendiri?" tanya Forth.

Beam kembali memalingkan wajahnya dari Forth. Tubuhnya semakin terasa memanas setelah mendengar perkataan Forth. Dia biasanya tidak akan malu mendengar seseorang menggodanya tapi hanya berada didepan Forth, membuat dirinya salah tingkah.

Forth tersenyum ketika melihat Beam semakin memerah "Jangan katakan kalau kamu malu berada bersamaku dalam satu kamar" godanya sambil berjalan mendekat pada Beam. Beam yang dia kenal penuh percaya diri. Begitu nakal. Selalu bisa mengendalikan keadaan. Dia bahkan akan menggoda Forth balik. Forth semakin tertawa melihat Beam bergerak menghindarinya ketika dia mendekat.

Beam masih menolak menatap Forth dan kini mulai menutupi wajahnya dengan tangannya.

"Berhenti menggodaku Bos. Sudah malam" protes Beam. Dia mencoba menghindari Forth tapi malah terjebak tempat tidur. Membuat dia terduduk di atas tempat tidur. Diluar, suara hujan turun bersahut-sahutan. Tapi bahkan AC dikombinasikan hujan tidak bisa menurunkan suhu ruangan yang dirasakan Beam. Tubuhnya terasa terbakar.

Forth berdiri menjulang didepan Beam. Perlahan dia menunduk dan meletakkan sebelah tangannya di sebelah tubuh Beam dan menatap Beam lekat. Dia menarik tangan Beam yang menutupi wajahnya sehingga akhirnya dia bisa melihat wajah gugup Beam. Wajahnya terlihat begitu menakjubkan dimata Forth. Wajah yang membangkitkan hasrat yang dia pikir dia sudah tidak memilikinya lagi. Forth semakin tersenyum lebar.

"masih begitu banyak waktu Be. Aku ingin menghabiskannya bersamamu" ujarnya sambil mencoba menahan dirinya. Saat ini, sesuatu dalam dirinya begitu ingin menguasai pria didepannya. Dan sikap malu-malu Beam semakin memprovokasi pikirannya.

"A-aku pikir itu ide buruk" ujar Beam sambil mencoba menenangkan pikirannya. Sejujurnya, tubuh bagian bawahnya sudah bereaksi hebat hanya dengan mendengar suara seksi Forth ditambah tatapan tajamnya. Beam tanpa sadar menjilat bibir bawahnya ketika dia menatap bibir Forth yang hanya berjarak beberapa centi dari bibirnya.

Angel and DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang