Tidak ada yang tahu

6.4K 583 62
                                    

Beam menatap kalender didepannya. Dia menunggu Forth menyelesaikan pekerjaannya. Saat ini hanya ada dia dan Forth serta Lam di kantor ini. Besok tanggal 8. Tidak terasa sudah enam bulan sejak dia berpisah dari Daniel.

Beam terkejut ketika tiba-tiba dia merasakan forth melingkarkan tangan ke pinggangnya dan meletakkan dagunya di bahu Beam.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Forth.

Beam menatap Forth dan tersenyum lembut "Tidak ada" Elaknya. Dia tahu betapa Forth sangat sensitif jika dia bicara soal Daniel.

Forth menatap kalender didepannya. Dia tahu hari apa besok. Daniel mengirimkan undangan ke kantornya.

"Kamu ingin pergi?" tanya Forth. Beam terdiam.

"Ke-kemana?" tanyanya bingung.

Forth membalik tubuh Beam dan mengecup bibirnya "Aku tidak keberatan kamu pergi. Aku akan menemanimu" ujarnya.

Beam menatap Forth terkejut "Benarkah?" tanyanya tidak yakin. Daniel mungkin pria brengsek tapi bagaimanapun juga, Dia banyak berhutang budi pada Daniel. Daniel mengajarinya banyak hal.

Forth mendesah dan memeluk Beam "Anggap saja ini adalah ucapan terima kasihku padanya karena dia sudah begitu bodoh dan meninggalkanmu. Jika dia tidak melakukannya, kamu tidak akan ada disini, bersamaku"

Beam tersenyum. Dia membenamkan wajahnya di dada Forth. Dia menyukai aroma tubuh Forth. Seperti musim hujan. Sejuk dan menyegarkan.

"Thanks" ujarnya.

Forth melepaskan pelukannya dan meletakkan kedua tangannya di wajah Beam "Tapi kamu tidak boleh bicara berdua saja dengannya. Tanpaku" ancamnya.

Beam tersenyum. Dia menarik kerah Forth dan mencium Forth dalam. Forth menutup matanya dan balas mencium Beam dalam.

"Sangat posesif" ejek Beam. Forth mendengus "seperti kamu tidak saja" ujar Forth sambil menarik Beam kedalam pelukannya dan mencium Beam dalam. Dia membawa Beam ke sofa tanpa melepaskan ciumannya.

Lam menelan ludah ketika dia melihat Forth mencium Beam di ruang kerjanya.

"Gez...mereka tidak mengenal keadaan akhir-akhir ini" ujar Lam. Para karyawan mulai mengosipkan mereka tapi tidak ada satupun yang berani bertanya. Mengusik Forth sama saja dengan cari mati. Jika Beam pacaran dengan Forth, tidak akan ada yang menentang. Sejak awal mereka sudah melihat bagaimana Forth memperlakukan Beam istimewa. Lam buru-buru masuk ke ruangan Forth dan mengambil remot agar menutup akses ruangan dari luar.

Forth hanya menatap Lam tajam tanpa melepaskan Beam dari bibirnya. Lam memutar bola matanya dan keluar dari ruang kerja Forth segera. Dia memasang headphonenya ketika dia sampai ke mejanya. Dia tidak ingin mendengar suara apapun dari dalam ruangan Forth.

*****

Beam berjalan gugup disebelah Forth. Dia akan bertemu Daniel dan teman kantor lamanya. Dia tidak berpamitan pada mereka. Semua orang menatap Beam heran ketika Beam muncul disebelah Forth. Forth melihat bagaimana Beam sangat populer. Pria dan wanita mengerumuninya.

"Ai Beam. Kemana saja kamu! Kenapa resign tanpa memberitahu kami!" protes teman angkatannya dulu. Beam hanya bisa tersenyum dan mencoba menyapa mereka seadanya. Dia bisa merasakan aura mengancam keluar dari Forth. Forth tidak mengatakan apapun dan hanya berdiri disamping Beam.

Semua orang mulai menyadari keberadaan Forth beberapa saat kemudian. Teman wanita Beam mulai bertanya pada Beam soal Forth.

"Perkenalkan ehm...ini Bosku. Forth" ujar Beam. Semua orang menyodorkan tangannya tapi Forth menolak menerima uluran tangan tersebut. Beam memutar bola matanya.

Angel and DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang