Jennie sudah berada di mansion Taeyong selama seminggu. Dirinya sudah benar-benar muak berada di sana. Mulai dari sikap Taeyong yang aneh, Jaehyun yang berpura-pura baik terhadapnya, sampai rasa penasarannya pada sosok Ella. Mungkinkah Ella itu adalah 'dia' yang Taeyong maksud?
Jennie terduduk di taman depan mansion. Jennie masih tidak percaya bagaimana dia bisa terjebak di sini. Hingga sebuah mobil masuk melewati pekarangan rumah Taeyong, itu bukan mobil milik Taeyong ataupun Jaehyun. Lalu mobil siapa?
Seorang wanita turun dari mobil dengan elegan, membawa tas bermerk ditangannya lengkap dengam kacamata hitam bertengger di hidungnya.
Ternyata wanita yang kemarin, ada perlu apa dia kemari?
Wanita itu berjalan masuk ke dalam mansion Taeyong, membuat Jennie beranjak dari duduknya dan mengikutinya masuk ke dalam.
"Taeyong oppa! Aku merindukanmu." wanita itu memeluk Taeyong membuatnya merasa tidak nyaman dengan perlakuan wanita itu.
"Yeri, ada perlu apa?" Tanya Taeyong datar, tangannya melepas pelukan Yeri dari pinggangnya."Kenapa oppa bertanya begitu? Aku kan sering kemari." Yeri mengerucutkan bibirnya di hadapan Taeyong, namun tatapan Taeyong tidak berubah sedikitpun. Datar.
Jennie melangkah masuk menuju kamar yang selama seminggu ini sudah ia tempati. Meninggalkan Taeyong yang sedang 'bermesraan' dengan Yeri. Entah kenapa dirinya merasa kesal melihatnya.
"Ada yang ingin ku ceritakan padamu oppa."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suara tembakan menggema di seluruh ruangan, lagi-lagi peluru itu keluar dari pistol yang berada di genggaman Taeyong.
"Ck, kalian ini bodoh sekali. Hanya misi kecil seperti itu kalian gagal?!" nampaknya Taeyong benar-benar tidak peduli dengan kondisi lawan bicaranya saat ini.
Darah berceceran dimana-mana, suara ringisan memohon ampun saling bersahutan. "Tuan, kami tidak berhasil menemukan rekaman itu. Seseorang membawanya pergi- arggghh."
Taeyong menginjak kakinya yang terluka akibat ditembak oleh pria bersurai kecoklatan itu sendiri, "Aku membayar kalian bukan untuk mendengar keluhan kalian." Tatapan Taeyong kian menusuk.
"Hilang ya? Kalau begitu, kalian mati saja." Taeyong menyeringai.
Dor! Dor!
Dua buah peluru tembakan menghentikan ringisan dua anak buahnya itu. Darah mengalir deras dari kepala mereka, nampaknya peluru itu berhasil bersarang di otak mereka.
"Ini akibatnya kalau kalian gagal memenuhi keinginanku."
Taeyong meninggalkan dua mayat itu dan menyuruh anak buahnya yang lain membersihkan semuanya. "Ck sial, darah mereka mengotori kemejaku." Taeyong membuka kemejanya dan membuat tubuhnya shirtless, otot tubuhnya begitu menggoda dengan bulir keringat yang membuat tubuhnya terlihat basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boss ✔
Romance❝Cheese in the trap.❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Drama, angst, romance} Sayangnya di pagi hari yang indah itu, ketenangan mulai terampas secara paksa di tangan sang 'iblis'. ©Jenniethink Presents February 2019