Epilog

7.4K 534 54
                                    

Botol botol minuman keras berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Botol botol minuman keras berserakan. Ruangan dengan cahaya minim itu benar-benar berantakan. Pria dengan rasa penyesalan dan menyedihkan itu duduk di pojok ruangan, masih dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

   Matanya benar-benar memerah, isakan tangis terdengar samar menyela tiap tetes air mata yang mengalir deras.

   Memeluk lutut, membiarkan tubuhnya kedinginan akibat jendela yang dibiarkan terbuka. Hanya cahaya bulan yang setia menemani malamnya.

   Berulang-ulang kata maaf ia ucapkan. Terlambat. Terlalu terlambat untuk meminta maaf Lee Taeyong, wanita dengan senyuman pemberi semangat itu sudah bahagia. Bahagia dengan dunia barunya.

   Entah kemana pria yang selalu melindungi Jennie. Jaehyun tidak pernah muncul lagi sejak pemakaman gadis Kim itu, mungkin lukanya tak bisa menerima kenyataan yang lebih pahit.

   Wajah pria itu sudah memerah, akibat mabuk yang berlebihan, mencoba menghilangkan Jennie dari pikirannya.

   Kenapa tuhan begitu jahat padanya? Kenapa semua orang yang ia cinta harus pergi dengan cara yang tragis? Taeyong menjambak rambutnya dengan kasar, menyisakan beberapa helai rambut pada sela-sela jemarinya.

   Bahkan bulan terlihat seperti menertawakannya, dirinya benar-benar terlihat menyedihkan.

   Sesulit itu kah melupakan Jennie? Gadis yang selalu berada dalam kungkungannya, gadis yang selalu memberikannya senyum terbaiknya, gadis yang ia sakiti sebelum kepergiannya.

   Tak ingin begitu terlarut, Taeyong beranjak dari tempatnya. Menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya, berkaca sejenak memandang pantulan wajahnya dari cermin.

   Dirinya tertawa sarkas menatap wajahnya yang berantakan, tidak hanya wajahnya tapi hidupnya. Kumis kumis tipis mulai tumbuh akibat dirinya tidak mengurus diri.

   Diambilnya mantel yang menggantung di balik pintu, memakainya dan berjalan keluar mansion besar itu.

   Sempat beberapa bodyguard menghalanginya, namun Taeyong berusaha keras melawan dan pergi dari sana.

   Taeyong tak tahu kearah mana kakinya melangkah, tubuhnya terasa terbawa angin akibat alkohol yang ia konsumsi beberapa hari belakangan.

   Keadaan benar benar sepi. Kakinya membawa Taeyong ke sebuah taman, dipinggir sungai Han. Tiba-tiba pikirannya melayang, saat dirinya tidak sengaja melihat seorang gadis yang duduk di kursi taman, mengelus seekor anjing liar.

   Gadis itu menarik perhatian Taeyong, tampak belakangnya mengingatkan Taeyong pada wanita yang ia cintai.

   Hingga gadis itu beranjak dari duduknya, membuat Taeyong segera bersembunyi di balik pohon. Terkejut. Kenapa bisa wajah gadis itu sangat mirip dengan wanita yang ia cintai?

   Dilihatnya gadis itu menaiki sebuah sepeda berwarna pink dengan keranjang yang di penuhi bunga di depannya. Senyum ceria gadis itu seperti memberi warna pada hidupnya, memberikan sentuhan baru yang membuat dunianya berubah.

   Taeyong duduk di kursi itu, kursi yang sama. Namun keadaan yang sudah berubah, menjadikan kursi ini tak berbeda jauh dengan kursi lainnya. Kosong.

   Taeyong menatap sungai di hadapannya, semilir angin menerbangkan beberapa rambutnya yang berantakan.

   "Jennie apa kau bahagia?"

   Taeyong tertawa miris, dirinya terlalu banyak berharap bahwa suara Jennie akan menjawabnya.

   "Apa kau senang melihatku seperti ini?"

   Taeyong menatap lurus ke arah sepatunya, sekali lagi air mata lolos membasahi pipinya, membuat sungai-sungai kecil yang tampak berkilauan di terpa cahaya bulan.

   Taeyong memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa, mencoba menenangkan dirinya yang sudah tidak memiliki gairah hidup.

   "Taeyong."

   Kening Taeyong mengkerut, merasa seperti mendengar suara yang tidak asing. Suara Jennie.

   "Taeyong."

   Taeyong membuka matanya dan mendapati seorang gadis dengan gaun berwarna cream selutut berdiri di di dekat jembatan.

   Taeyong menajamkan penglihatannya, dirinya merasa bahwa gadis itu adalah Jennie.

   "Taeyong."

   Taeyong mengucek matanya, ingin memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan penglihatannya. Jennie masih berdiri di sana, anehnya Taeyong bisa melihat senyuman Jennie di tengah cahaya temaram.

   "Jennie?"

   Jennie berjalan ke tengah jembatan membuat Taeyong segera mengejarnya. Ia tidak mau kehilangan Jennie lagi.

   "Jennie tunggu!"

   Nafasnya terengah-engah, kakinya mulai lunglai karena berlari. Tapi secepat apapun Taeyong berlari, Jennie tidak terkejar.

   "Jennie tunggu!"

   Dilihatnya Jennie berhenti tepat di tengah jembatan. Taeyong segera menghampirinya dan berdiri tepat di hadapan Jennie.

   Tangannya mencoba meraih wajah Jennie, jemarinya dapat merasakan kulit halus milik gadis itu. Taeyong tertawa senang, namun air mata kembali menetes.

   "Jennie, aku tahu kau tidak pergi." Taeyong memeluk Jennie erat, ia juga bisa merasakan tangan Jennie melingkar di pinggangnya.

   Senyuman itu begitu susah dilepaskan. Taeyong merasakan lega yang luar biasa, jadi ini bukan mimpi?

   Namun senyumnya perlahan pudar, saat dirasanya pelukan Jennie semakin erat. Taeyong terbatuk-batuk akibat merasakan sesak, dirinya mencoba melepaskan pelukan Jennie namun susah.

   Jennie memeluknya terlalu erat, sangat erat. Taeyong memberontak karena merasa dadanya sakit luar biasa.

   Tubuh Jennie mendorong Taeyong mundur, Taeyong tidak dapat menahannya, nafasnya terlalu sesak sehingga sulit menahan tubuhnya yang semakin mundur.

   Dapat Taeyong rasakan punggungnya menyentuh pagar pembatas yang rendah.

   Byur!

   Penglihatannya mulai buram. Air memenuhi penglihatannya, dapat Taeyong lihat Jennie masih memeluk erat tubuhnya. Nafasnya mulai habis, waktu terasa lambat saat ini.

   Namun Taeyong hanya tersenyum, setidaknya di akhir hayatnya ia bisa memeluk erat Jennie. Gelembung nafas bergerak naik ke permukaan, bersama itu juga mata Taeyong terpejam diiringi senyuman yang perlahan pudar.

   Satu hal yang ia tidak tahu. Jennie tidak pernah kembali, Jennie tidak berada dalam pelukannya. Karena Taeyong tenggelam akibat terjatuh dari jembatan.

































Kejutan di malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejutan di malam hari...
Epilognya ya biarkan mereka bahagia di surga.

My Psycho Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang