13.3 Ada Kalanya, Hati Manusia Bisa Menjadi Sangat Rapuh (Bagian 3)

220 48 8
                                    

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Setelah berpikir lama, akhirnya kami berterus terang kepada Wendy. Wendy awalnya kaget dan terlihat merasa bersalah, tapi setelah kami jelaskan semuanya, dia mulai mengerti dan bisa memaklumi.

"Sebenarnya tidak perlu sampai seperti ini. Aku jadi tidak enak kepada kalian semua."

"Tidak usah berpikir seperti itu, Wen. Kami melakukannya karena memang merasa itu perlu dilakukan. Ini bukan demi dirimu saja, tapi kami juga. Kami merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Apalagi tadi Baekhyun berkata jika Jaehyun sudah pernah dicelakai. Ini berbahaya, Wen." Jika dalam kondisi yang serius seperti ini, Chanyeol bisa menjadi bijaksana. Ah, aslinya dia memang seperti itu sih, hanya saja karena tertutup sifatnya yang lain jadi lebih sering tidak terlihat.

"Oh ya, Chanyeol. Kau tadi sedang memikirkan apa? Aku dan Sehun sampai bosan menungguimu, tahu."

"Oh itu. Aku baru ingat kalau beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan Dio di acara makan malam dengan orangtua kami. Ternyata dia juga mendapat ancaman yang sama denganku. Aku tidak sengaja mengeluhkan itu padanya, dan tanpa disangka dia juga mengalaminya."

"Wah, banyak juga ya yang mendapatkannya." Aku jadi berpikir lagi, kira-kira siapa lagi selain yang sudah diketahui ini yang juga mendapat ancaman ya?

"Masuk akal sih. Kalian tahu sendiri kan ya, kalau aku dan Dio sering bersama karena urusan kelas. Dio juga tidak curiga saat aku tiba-tiba pergi ke tempat rapat tidak bersamanya. Mungkin dia sudah paham kondisinya." Wendy membenarkan apa yang telah disampaikan Chanyeol sebelumnya.

"Iya sih. Dio itu mudah sekali memahami kondisi di sekitar. Walaupun sebenarnya dia tidak terlalu banyak bicara, mungkin selama ini dia selalu memperhatikan." Aku sendiri juga yakin kalau Dio itu orang yang baik. Walaupun kadang dia terlihat sinis, tapi aslinya tidak begitu, itu hanya pembawaannya saja. Dia juga yang paling penyabar diantara teman-teman sekelas yang lain, makanya dia sangat cocok jadi pengurus kelas.

"Bagaimana dengan Kai? Aku akhir-akhir ini jarang melihatnya." Pertanyaan dan pernyataan Sehun ini terdengar lebih seperti kecurigaan yang besar.

"Ah iya, Kai. Bagaimana dengannya?"
Aku hanya mengulang lagi pertanyaan yang diajukan oleh Sehun, karena jujur saja aku juga tidak tahu menahu mengenai itu, aku sudah jarang berbicara dengan Kai. Kai tidak pernah lagi meminta bekal makanan yang kubawa. Akhir-akhir ini dia tidak makan siang bersama. Yang kutahu dia selalu tidur di kelas saat istirahat makan siang. Aku tidak tahu mengapa, tapi saat kutanya dia hanya menjawab dia kurang tidur.

"Aku tidak tahu. Bukankah diantara kita berempat, kau yang paling dekat dengan Kai ya Baekhyun?"

Pertanyaan Chanyeol barusan benar-benar menohokku. Dia benar. Aku yang paling dekat dengan Kai jika dibandingkan dengan mereka. Tapi, saat ini aku benar-benar tidak tahu apa-apa. Akhir-akhir ini aku rupanya terlalu fokus dengan masalah Sehun dan Jaehyun. Sampai-sampai aku lupa dengan Kai. Tidak hanya Kai, tapi yang lainnya juga.

"Mengapa kita tidak mencoba menghubungi Yeri saja? Yeri sepertinya juga sangat dekat dengan Kai." Wendy memberikan saran.

"Ah benar, Yeri. Mengapa aku tidak berpikir begitu ya?" Aku mengeluarkan ponsel dari kantong celana seragam sekolahku. Mencari kontak dengan nama Yeri dan segera menekan tombol untuk meneleponnya.

Tidak ada jawaban. Sekali lagi aku mencoba menghubungi Yeri lagi. Aku bisa melihat wajah berharap dari Chanyeol, Sehun dan Wendy.

Jujur saja, aku benar-benar tidak ingin mencurigai Kai. Aku tahu dia mempunyai image yang kurang baik di sekolah. Tapi setahuku dia tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu yang buruk. Dia hanya tipe pembangkang, itu saja. Jika kami hanya berusaha memastikan alibinya, kupikir tidak ada salahnya. Satu-satunya harapan kami adalah Yeri.

Tak lama kemudian, akhirnya diangkat.

"Halo.. Yeri. Kau sekarang ada dimana?"

"Halo.. Baekhyun! Bisakah kau pergi ke sekolah sekarang? Aku butuh bantuan. Kau bisa mengajak yang lainnya juga jika memungkinkan. Tapi aku ingin kau cepat datang kesini. Kumohon."

"Ada apa sebenarnya? Halo.. Halo.. Yeri?" Sambungan telepon terputus. Yeri menutupnya secara sepihak.

"Ada apa?", tanya Chanyeol.

"Yeri baik-baik saja kan?" Wendy seketika menjadi panik.

"Aku tidak tahu. Yang jelas kita harus pergi ke sekolah sekarang. Sepertinya Yeri sedang butuh bantuan. Kita harus cepat."

"Hah? Apa maksudmu, Baekhyun?"

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan, Chanyeol. Ayo segera kesana. Aku pergi denganmu ya. Sehun dengan Wendy. Ayo!!" Karena sudah tidak tahan akhirnya aku langsung menarik lengan Chanyeol untuk segera masuk ke dalam mobilnya. Chanyeol menurutiku. Sedangkan Sehun dan Wendy, mereka masih diam ditempat mereka berdiri, tidak mencoba untuk bergerak sama sekali. Apa yang mereka lakukan? Apa mereka tidak mendengar perintahku tadi? Oh ayolah, tidak ada waktu untuk bersikap canggung seperti itu. Eh, sejak kapan mereka menjadi terlihat canggung begini?

"Hei, kalian berdua. Jangan diam saja. Cepat masuk ke dalam mobil Sehun dan segera berangkat ke sekolah!"

Akhirnya Sehun dan Wendy segera masuk ke dalam mobil. Seolah mereka baru saja tersadar akan sesuatu. Aku memang sengaja menyuruh Sehun dan Wendy untuk berangkat bersama, tapi tidak kusangka jika mereka akan menjadi secanggung itu. Seharusnya Sehun senang, tapi sepertinya aku terlalu berlebihan terhadap mereka berdua. Tapi ya, kalau dilihat-lihat mereka berdua terlihat lucu tadi. Tanpa sadar aku melengkungkan bibirku, dan buru-buru langsung mengatur ekspresiku kembali, jika tidak, Chanyeol akan mencurigaiku atau mengataiku aneh.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Kami sudah sampai di sekolah. Tidak membutuhkan waktu lama, karena jaraknya dari rumah Wendy tidak terlalu jauh. Kami belum menemukan keberadaan Yeri. Dia dimana sekarang?

"Ah kalian ternyata datang juga." Yeri datang dengan tergopoh-gopoh kearah kami, dia terlihat sangat panik.

"Ada apa?"

"Kai... Kai..." Yeri tersendat-tersendat ketika mau menjelaskan kepada kami, seolah-olah ada yang mengganjal di pita suaranya.

"Kai kenapa?"

Belum sempat Yeri menjelaskan kepada kami semua, sebuah suara mengagetkan kami. Suara itu tidak jauh dari tempat kami berada. Kami semua langsung bergegas menuju sumber suara tersebut.

Betapa terkejutnya kami ketika melihat pemandangan mengerikan didepan mata kami. Yeri berteriak kencang. Aku dan Chanyeol melongo sangking kagetnya. Wendy memejamkan matanya dan tanpa sadar jemarinya menggenggam tangan seseorang disebelahnya. Itu bukan tanganku. Tapi tangan Sehun. Aku tidak tahu sejak kapan mereka berada dalam posisi bersebelahan. Sehun diam saja, tapi dia juga terlihat terkejut. Kami masih panik, dan belum berani mendekat. Ketakutan merayapi kami.

Yang jelas, saat ini kami bisa melihat seseorang yang sepertinya baru saja terjatuh dari atap sekolah.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

The Fifth SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang