27. A Thousand Miles

242 33 15
                                    

Apakah hanya aku yang ingin menyelesaikan masalah ini? Atau sebaliknya, masalah ini sudah dianggap selesai? Yang benar saja!

🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜

Sudah dua pekan sejak kejadian malam itu. Tidak kusangka waktu akan berjalan secepat ini. Sungguh tidak terasa.

Ditengah sibuknya persiapan ujian akhir, aku merasa hampa. Tapi kehampaan ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan yang dirasakan oleh manusia yang duduk di sebelahku.

Aku menatapnya dengan pandangan kesal.

"Kalau ujung-ujungnya mau tidur, lebih baik kembali saja ke kelas sana. Dasar perusak pemandangan."

Tapi si manusia yang bersangkutan tidak mencoba menjawab ataupun bergeming dari posisinya berada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah sambil melanjutkan kegiatan makan siangku.

"Si Sehun memangnya kenapa sih? Sudah dua pekan dia seperti itu. Jangan-jangan dia sedang patah hati ya?", ucap Chanyeol dengan nada menyelidik.

Aku hampir tersedak mendengarnya. Aku tidak tahu harus merespon bagaimana. Karena sebenarnya aku sendiri juga tidak begitu yakin. Aku tidak bisa memahaminya sama sekali. Sehun pun pasti merasa begitu.

Sudah dua pekan ini pula, Wendy menghindari kami berdua.

______________________________________

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Sehun tiba-tiba saja mengajukan diri untuk memainkan sebuah lagu dengan piano pada saat pelajaran musik.

Hah?? Sehun main piano?? Memangnya dia bisa??

Aku hampir saja ikut berdiri dan mencegahnya untuk tidak mempermalukan diri sendiri. Ini belum terlambat, tapi tahu-tahu dia sudah duduk didepan piano. Terlambat sudah. Aku hanya bisa pasrah sambil berdoa dalam hati.

Sebelum Sehun memulai permainannya, aku bisa mendengar suara bisikan dari teman-teman sekelas. Wajar saja, ini adalah momen langka. Siapapun pasti tidak akan menduganya.

Tanpa sadar aku sudah mencari keberadaan Wendy. Dia duduk tidak jauh dari posisiku sekarang. Entah mengapa dia terlihat gelisah dan gugup? Gawat, tiba-tiba aku juga ikut gugup dibuatnya. Sehun kumohon, jangan mengacau.

Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku kaget dibuatnya. Oh ternyata si Chanyeol. Dia menatapku dengan pandangan bertanya-tanya. Aku membalasnya dengan hanya mengedikkan bahu. Sungguh, aku tidak tahu apa-apa.

Sebenarnya tema kali ini itu musik klasik. Karena banyak yang merasa bosan dan tidak bersemangat. Guru musik kami meminta salah satu siswa untuk memainkan sebuah lagu bebas. Intinya tidak harus musik klasik. Untuk penyegaran mungkin.

Hampir semua siswa di kelasku kebetulan saja tidak terlalu menyukai musik klasik. Alasannya mungkin beda-beda tiap orang. Sebenarnya itu tergantung selera musik masing-masing. Beda dengan kelas sebelah, yang mayoritas suka musik klasik. Untuk masalah nilai, aku sudah menyerah. Lagipula aku sudah lama berhenti main piano. Jadi, tidak terlalu berharap banyak soal ini.

Dentingan suara piano mulai terdengar. Alunan melodi yang familiar membuatku terbelalak. Lagu ini kan...

Sehun mengakhiri permainan pianonya dengan epik. Tidak kusangka dia semahir itu. Dia menuju ke tempat duduknya sambil diiringi tepuk tangan meriah dari teman-teman sekelas termasuk Guru musik kami. Chanyeol dan Kai menyambutnya dengan mengacungkan jempol.

Semua orang terlihat antusias dan kagum, menyisakan Wendy seorang yang terlihat gusar. Aku tidak pernah melihatnya yang seperti itu. Entah apa yang sedang dipikirkannya.

______________________________________

"Mengapa A Thousand Miles? Itu kan lagu yang pernah kumainkan dulu?"

Lebih tepatnya lagu yang kumainkan dulu saat aku frustasi dengan cinta sepihakku. Padahal saat itu aku masih di sekolah dasar. Benar masa-masa yang memalukan dalam hidupku. Jika aku mengingatnya kembali, aku merasa menyedihkan.

"Entahlah. Hanya lagu itu yang terpikirkan olehku." Sehun menjawabku tanpa minat.

"Tunggu dulu, kapan kau mempelajarinya? Kau kan tidak pernah main piano? Bahkan saat pelajaran musik yang dulu-dulu kau sangat payah dan tidak niat memainkan alat musik apapun. Mengapa tiba-tiba... Jangan-jangan..."

"Hmm. Seperti dugaanmu. Aku tahu betul ini akan terjadi. Tapi ini jauh lebih berat dari dugaanku. Aku melakukan kesalahan besar. Seharusnya hanya aku yang tersakiti, tapi entah mengapa malah sebaliknya. Aku merasa dia juga tersakiti. Dan itu membuatku semakin merasa sakit."

"Sehun. Ini bukan salahmu. Kau hanya mencoba mengutarakan perasaan yang selama ini membelenggumu. Yang tidak kumengerti adalah mengapa Wendy tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja?? Dan sampai sekarang dia menjaga jarak dengan kita berdua. Bukannya malah dia yang sudah berlaku tidak sopan? Dia bukan lagi Wendy yang kita kenal. Atau memang sebenarnya kita sama sekali tidak mengenalnya dengan baik?"

Jujur saja aku ikut frustasi dengan keadaan ini. Malam dimana aku, Sehun dan Wendy bertemu saat itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah seperti yang direncanakan. Malah yang ada, timbul masalah baru.

🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜

The Fifth SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang