23. Angin Musim Dingin

247 47 13
                                    

🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯

Yeri dan Dio menepati janjinya. Mereka meminta maaf pada semua 'korban' pesan ancaman itu. Chanyeol berkali-kali meneleponku sambil mengatakan, "Baekhyun, aku tidak sedang bermimpi kan? Tolong, bangunkan aku sekarang juga. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini."

Chanyeol memang berlebihan, dan selalu seperti itu. Aku tahu dia pasti juga sangat tidak menduga hal tersebut. Apalagi, dibandingkan kami semua, dialah yang paling dekat dengan Dio. Dia sangat mempercayai Dio. Aku pun juga begitu. Semua orang mempercayainya. Bagaimana tidak? Karena selama ini dia selalu menjadi orang yang dapat dipercaya. Dapat diandalkan. Tapi, sekarang? Aku bahkan tidak tahu apakah aku bisa mempercayainya lagi.

Hanya satu yang bisa kupastikan, bahwa Dio bukan orang jahat. Aku akan tetap menganggapnya teman. Walaupun mungkin tidak akan bisa seperti dahulu kala.

Seperti yang sedang terjadi sekarang, saat kami berlima kembali seperti biasa, makan siang bersama di kantin dalam meja yang sama. Situasinya benar-benar berubah drastis. Tidak ada canda tawa dan pembicaraan konyol seperti biasanya. Lebih terfokus pada makanan masing-masing.

Biasanya jika seperti ini, aku akan terlebih dahulu melakukan inisiatif untuk mencairkan suasana. Tapi saat ini aku benar-benar sedang  tidak dalam mood untuk itu. Jangan berharap pada Sehun dan Kai, mereka jelas tidak akan melakukan apapun. Harapan satu-satunya adalah Chanyeol. Walaupun dia juga dalam kondisi yang kurang baik, tapi aku yakin dia adalah orang yang paling tidak tahan dengan kondisi yang seperti ini.

"Ehem, apakah kalian sedang mendapat tamu bulanan? Aku seperti sedang makan siang dengan para patung." Chanyeol akhirnya membuka suara.

"Chanyeol hentikan, itu sama sekali tidak lucu. Kau hampir menghilangkan nafsu makanku." Kai berteriak sebal.

"Habisnya, aku tidak tahan dengan kondisi yang seperti ini. Hey, Dio. Ini salahmu ya! Ayo minta maaf. Bisa-bisanya kau ini menghancurkan kepercayaanku padamu. Huhu. Kau sungguh tega padaku. Huhu." Chanyeol tambah menjadi-jadi, dia sedang kumat.

"Chanyeol hentikan! Atau piring-piring ini akan segera melayang untuk menyumpal mulutmu itu." Kai semakin menjadi sebal karena drama yang dimainkan oleh Chanyeol.

Aku sedikit geli dengan kondisi ini. Tapi aku tidak dalam kondisi yang baik untuk tertawa.

"Aku sudah minta maaf kan? Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Dio berkata dengan cepat dan singkat.

"Benar ya? Awas kalau berbohong! Aku akan benar-benar marah loh." Chanyeol kembali mendrama.

"Iya." Dio mengiyakan dengan singkat.

"Tunggu. Dio, maaf aku tidak bermaksud menuduhmu, tiba-tiba saja aku menjadi kepikiran tentang bekal makanan misterius untuk Sehun, apa itu idemu juga?"

Baiklah, sekarang benar-benar terlihat jika aku masih belum bisa mempercayai Dio sepenuhnya.

"Hah? Baekhyun, kau ini bicara apa? Aku tidak ada hubungannya dengan si pengirim bekal makanan misterius itu. Walaupun aku bisa menebak apa motif si pengirim itu. Untuk apa aku membantunya? Tidak ada untungnya." Jelas sekali Dio tersinggung dengan pertanyaan menuduhku barusan.

"Tapi bisa saja kan? Pasti mudah bagimu untuk melakukannya sama seperti pesan ancaman itu." Entah mengapa nada bicaraku sudah naik begitu saja. Aku menjadi tidak terkontrol lagi.

"Baekhyun, kau ini kenapa? Tidak seperti dirimu saja. Sepertinya Dio benar, dia tidak ada hubungannya dengan kasus bekal misterius itu." Kai mencoba menengahi.

"Kai benar. Berhenti berpikir yang tidak-tidak." Kali ini Sehun ikut menenangkanku. Tapi saat itu juga, tangan Sehun sudah memegang gelas yang masih terisi penuh jus jeruk, dan dalam sekejap isi gelas itu sudah berpindah pada wajah Dio. Membuat wajahnya basah hingga baju atasan seragamnya.

The Fifth SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang