Part 7

3.1K 106 0
                                    

Paginya dia terbangun dengan kondisi demam yang lebih parah, sepertinyapertahanan tubuhnya sedang berperang melawan virus yang menyerang tubuhnya,


Damian sedang mengenakan dasinya, tapi dia segera menghampiri Serena yangmengerang karena panas tubuhnya tak tertahankan,
Dengan cemas, dia meletakkan tangannya di dahi Serena, astaga! Panas sekali, dengancepat dia meraih handphonenya dan memencet nomor Vanesa, dijelaskannya secaraterperinci tentang kondisi Serena, lalu diletakkannya termometer di tubuh Serena sesuaiinstruksi Vanesa,
"39 derajat!", Damian berteriak tanpa sadar, "Vanesa ! Dia panas sekali, kenapa obat yang kau berikan kemarin tidak membuat kondisinya membaik?!"
Didengarnya instruksi-instruksi Vanesa di seberang sana,
"Baik! Akan kuminumkan lagi, apa? seka seluruh tubuhnya dengan air dingin? Oke, kapan kau bisa kesini untuk mengecek kondisinya? Aku takut dia harus dibawa ke rumah sakit,baik....baik, kutunggu!"
Damian mengahkiri pembicaraan, lalu memencet nomor-nomor lain, menelpon Freddy danjajaran direksinya, lalu memberikan serentetan instruksi pekerjaan sebelum menutup telephon.
Dengan pelan dilonggarkan dasinya, dan digulungnya lengan kemejanya, lalu dia berusahamengguncang tubuh Serena,
"Bangun Serena, kau harus mandi, badanmu panas sekali."
Jawaban Serena hanya berupa erangan tak jelas dan seperti kesakitan, tentu saja,gadis ini badannya sangat panas!
Damian melepas kancing piyama Serena pelan-pelan lalu melepas piyama itu, sampaiserena telanjang. Kulit gadis itu memerah karena suhu tubuhnya yang panas, dengan hati-hati dia mengangkat tubuh Serena ke kamar mandi, meletakkannya ke bathtub, lalumenyalakan keran air dingin.
Tubuh Serena langsung berjingkat ketika air dingin mengenai tubuhnya, tapiDamian menahan,
"Dingin", erang Serena dalam kondisi setengah sadar.
"Tidak apa-apa,tahan,nanti kau akan kuslimuti", bujuk Damian lembut
Setelah selesai Damian mengeringkan tubuh Serena lalu memakaikan piyamanya yang lainuntuknya, dan mengangkat Serena kembali ke tempat tidur,lalu menyelimutinya denganselimut yang tebal. Setelah itu dia memaksa Serena


meminum obat yang rasanya pahit dan dengan lembut meminumkan air untuknya.
Dalam kondisi setengah sadar, Serena mengamati keadaan Damian, kemejanya setengahbasah dengan dasi yang sudah dilepas dan beberapa kancing yang terbuka sementarajasnya tergeletak begitu saja di sofa,
"Kau.....ti..dak ..ke kan..tor?", tanya Serena lemah.
Damian yang sedang membuka kancing kemeja dan melepaskan kemejanya yangbasah menoleh dan tersenyum tipis,"Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini sendirian?" "Aa...aaku tidak mau...merepotkan...mu", gumam Serena lagi, "i..ni cumademam bia..sa..nanti juga sembuh"Damian mengganti kemejanya dengan t-shirt santai,lalu duduk di tepi ranjang, "Kausekarang milikku Serena, kau tanggung jawabku, kalau terjadi apa-apadenganmu,aku juga yang akan kesusahan bukan?", gumamnya lembut tapi penuhmakna.
Wajah Serena memerah,dan memalingkan wajah, tapi itu membuat Damian tidakdapat menahan diri, diraihnya dagu Serena menghadapnya, tubuhnya setengah menindihtubuh Serena, lalu dilumatnya bibir serena dengan dalam dan penuh gairah, nafas merekamenjadi panas.
Dan Damian hampir kehilangan kendali diri, dengan sekuat tenaga diangkatnya bibirnya,napasnya terangah-engah. Tubuhnya menegang, berteriak ingin dipuaskan kebutuhannya, tapi Damian menahan diri.
Demi Tuhan !!! Gadis ini sedang sakit!
Serena merasakan gairah Damian yang bangkit, semalam lelaki ini menahan diri untuktidak menyentuhnya, padahal Serena tahu Damian punya kebutuhan fisik yang sangatbesar. Melihat lelaki ini menahan diri sampai menggertakkan gigi menyentuh hati serena.
Tanggannya menyentuh pipi Damian, tak disangka Damian langsung memejamkan matamenempelkan pipinya
"Tidak apa-apa", gumam Serena lembut.


Mata itu terbuka bagaikan api biru yang menyala-nyala, "Kausedang sakit!" geramnya.Serena tersenyum lalu merangkulkan lengannya ke leher Damian, "Tidakapa-apa."Dan Damian menyerah pada gairahnya, sambil mengerang dilumatnya bibirSerena lagi, dan mereka pun tenggelam dalam gairah yang panas.
Panas tubuh Serena karena demam, menyatu dengan panas tubuh Damian karenagairah, tubuh mereka menyatu ketika Damian menghujamkan dirinya dengan lembut, mengerang karena merindukan kenikmatan itu, kenikmatan ketika tubuh Serena yangselembut sutra melingkupinya, meremas kejantanannya, membuatnya melayang.
Damian tidak pernah kehilangan kontrol sebelumnya. Dia tidak pernah tidak bias menahandirinya untuk bercinta dengan seorang perempuan. Tidak pernah. Sampai dia bertemuSerena. Gadis mungil ini menjungkirbalikkan dunianya. Mengancamnya akan kehilangankendali diri. Dan Damian tahu dia sudah tidak bisa melepaskan dirinya lagi.
***



Julukan bajingan menjijikkan saja belum pantas untukku. Damian merenung sambilmenatap Serena yang terbaring telanjang,tertidur pulas berbantalkan lengannya.
Obatnya mungkin sudah bereaksi, atau dia kelelahan gara-gara perbuatanmu dasarbajingan! Damian mengutuk dirinya sendiri. Tega-teganya dia memuaskan nafsunya atas tubuh Serena yang sedang sakit!
Tapi kelembutan Serena saat membisikkan kalimat "tidak apa-apa" benar benarmembuatnya lepas kendali.
Damian menggertakkan giginya, dia tidak boleh lepas kendali lagi!
Dengan lembut diletakkannya kepala Serena di bantal,dan diselimutinya tubuh telanjangSerena dengan selimut tebal. Saat itulah bel apartementnya berbunyi, Damian mengernyitlalu meraih jubah tidurnya yang tersampir di kursi.

A Romantic Story About Serena by Santhy AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang