Part 8

3.2K 99 0
                                    


Damian duduk di tepi ranjang, dan mengamati Serena, panasnya sudah agak turun dangadis itu tidur seperti bayi, entah kenapa dan sejak kapan dia merasa kalau gadis kecil inimenjadi begitu penting baginya. Mungkin karena kedekatan mereka selama ini, Damiantidak pernah membiarkan orang lain sedekat dengan dirinya.
Tiba-tiba bunyi getaran disamping ranjang mengejutkan Damian, ponsel kecil itu bergetardan Damian mengernyitkan keningnya, ponsel milik Serena? Dia baru pertama melihatnya,karena Serena tidak pernah menggunakannya di depannya.
Dan yang terlintas pertama kali di otak Damian ketika melihat ponsel itu adalah, dia harusmembelikan Serena ponsel yang lebih baik.
Ponsel itu terus bergetar, rupanya penelpon di seberang sana tidak mau menyerah,Damian meraih ponsel itu karena tidak mau getarannya mengganggu Serena yang sedang tertidur lelap.
Suster Ana? Damian mengernyit membaca nama penelphon di ponsel itu, sebelummengangkatnya,
"Serena?", suara diseberang telephone langung menyahut cemas, "maafkan aku karenamenelephone,aku cemas karena kau sudah dua hari tidak kemari dan tidak ada kabarsama sekali darimu, padahal kau tidak pernah melewatkan satu haripun, apakah kau baikbaik saja?"
Jeda sejenak, Damian ragu untuk bersuara, tetapi kemudian dia bersuara,


"Maaf, Serena sedang tidur", ketika Damian bersuara, dia mendengar suara terkesiap diseberang sana, sepertinya lawan bicaranya sangat terkejut mendengar dia yangmenyahut,
"Oh...maaf....", suster Ana tampak kehilangan kata-kata.
"Serena sedang sakit, dua hari ini dia demam tinggi, mungkin besok saya akanmemberitahunya kalau anda menelephone", lanjut Damian tenang dan tanpamemperkenalkan dirinya, tentu saja dia tidak berniat memperkenalkan dirinya.
"Oh, baiklah, terimakasih", suara diseberang terdengar sangat gugup, lalu telephoneditutup dengan begitu cepat sehingga Damian mengernyit.
Ada yang aneh, wanita diseberang itu memang kaget mendengar suaranya, tetapitidak ada kesan bertanya-tanya mendengar suara Damian yang menjawab telephone.Apakah wanita diseberang itu mengetahui siapa Damian ? Dan apa yang dimaksud dengandatang setiap hari dan tidak pernah melewatkan satu haripun? Datang kemana? Untukapa?
Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Damian dan membuatnya menyadaribahwa dia tidak tahu apa-apa tentang Serena.
***
Vanessa sedang duduk di bar bersama dengan Freddy, lalu mengernyit, "menurutmu apakah bos kita itu sudah main hati?"Freddy menyesap minumannya, "Apamaksudmu?""Gadis kecil itu, Serena"
Hening sejenak dan Freddy menyesap minumannya lagi,
"Menurutku Damian sudah gila", gumamnya dengan nada tidak setuju," Dia sudahbertindak di luar kehati-hatiannya yang biasa menyangkut gadis itu."
Vanesa menolehkan kepalanya ke Freddy dengan penuh rasa ingin tahu, "sebenarnya aku sangat penasaran dengan hubungan mereka, menurutku Damian menyimpan perasaanyang dalam...."


"Ralat, nafsu yang dalam", sela Freddy, "Damian sudah merasakan nafsu yang dalamketika melihat gadis itu pertama kalinya dan menginginkannya. Dan gadis itu, Serena, diamemanfaatkan itu dengan menjual dirinya kepada Damian", gumamnya jijik.
Vanessa mengernyit lagi,
"Serena tidak kelihatan seperti gadis yang sengaja menjual dirinya"
"Dia menjual dirinya seharga tiga ratus juta. Aku sendiri yang membuatkan kontrak perjanjian jual beli yang konyol itu, setelah itu Damian masih membelikan apartemen untuk tempat dia tinggal, dan bahkan berencana melunasi hutang gadis ituyang hampir 40juta di perusahaan, aku sudah menasehatinya kalau dia mulai berlebihan,tapi Damian tidak peduli", gumam Freddy frustasi.
Vanessa merenung dengan serius, tiga ratus juta? Itu uang yang tidak sedikit untukperempuan seumuran Serena. Dan gadis itu juga berhutang 40 juta di perusahaan,sungguh pengeluaran fantastis untuk gadis dengan penampilan sederhana seperti Serena,
"Menurutmu untuk apa uang itu? Kalau untuk bermewah-mewah sepertinya tidakmungkin, gadis itu tinggal di tempat kost sederhana, pakaian dan barang- barangnyatidak ada yang bermerk, dia juga selalu naik kendaraan umum ke kantor", gumam Vanessapelan.
Freddy menoleh dan mengangkat alisnya,
"Untuk seorang dokter perusahaan, tampaknya kau tahu banyak" Vanessatertawa pelan,"Tentu saja, aku banyak berhubungan dengan karyawan kau tahu. Freddy, tampaknya kautidak boleh terlalu berprasangka dulu pada Serena", Vanessa berubah serius, "Damianbukan orang bodoh, dia tidak akan membiarkan dirinya dimanfaatkan, kecuali diamelakukannya dengan sukarela"
"Dia mabuk kepayang, lelaki yang mabuk kepayang tidak akan menggunakan akalsehatnya, dan kalau hal itu mulai keterlaluan, aku sendiri yang akan memperingatkanSerena", gumam Freddy dengan penuh tekat.
Vanessa diam saja, memahami betapa dalamnya rasa persahabatan antaraFreddy dan Damian, dan betapa Freddy sangat ingin menjaga sahabatnya itu.

A Romantic Story About Serena by Santhy AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang