- Happy reading -
"Itu artinya mulai saat ini, kau milikku."Kata kata itu selalu terbayang di pikiran Jennie, dia tak habis pikir bahwa seorang bocah seperti Lisa akan mencap dirinya sebagai miliknya.
"Apa guna nya memikirkan ini?" Gumamnya sambil memijat pelipisnya dengan pelan.
Ting!
Satu pesan masuk ponsel Jennie, Jennie mengerutkan keningnya saat melihat nomor tak di kenal disana, dia mengabaikan nya dan kembali fokus pada laptop dihadapannya, namun lagi lagi getaran dari ponselnya membuatnya tak fokus, di ambilnya ponselnya dan membuka pesan yang masuk tadi.
Unknown
|Hai..
|Apa kau sudah makan?
|Kenapa tidak menjawab pesan ku?Jennie kembali mengerutkan keningnya kala melihat pesan dari nomor yang tidak di kenalnya. Jennie kembali menaruh ponsel nya, dia kira ini hanyalah orang iseng jadi dia tidak membalas pesannya.
Dreeett..
Jennie melihat ponselnya yang kembali bergetar, kali ini bukan pesan, melainkan orang itu menelpon langsung.
"Heum?" Jennie mengerutkan keningnya dan mulai mengangkat telepon dari nomor yang tak di kenal tadi, dia hanya berpikir mungkin saja ini adalah salah satu rekan bisnis nya dan ada sesuatu yang penting yang harus di bicarakan.
"Aish, kenapa lagi sekali mengangkat telepon ku?"
Jennie mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang tak asing disana, dia kembali mengecek nomor yang menelpon di ponsel nya.
"Nuguseyo?"
"Oh, hai kakak cantik, kau tidak mengenal suaraku?"
Jennie menggeram kesal saat mengetahui bocah tengil ini yang sedang menelpon nya, baru saja ia ingin mematikan ponselnya tapi segera terhenti akibat kaget mendengar apa yang bocah itu bilang padanya.
"Jangan bertanya kenapa aku menelepon, jam 7 malam bersiaplah. Aku akan menjemputmu."
Tut
Jennie menggeram kesal, karena dia tak di beri waktu berbicara, bahkan dia tidak sempat untuk menolak. Juga, kenapa harus dia yang mematikan ponselnya lebih dulu?
"Ah, sial. Mwo? Memangnya dia tau rumahku?"
Ting!
Unknown
|Aku tidak berbohong atau mempermainkan mu
|Tunggu saja aku malam nanti
|Bye, kakak cantik🖤Jennie menghembuskan nafasnya pelan tak terasa senyum terukir dibibir nya.
"Mwo? Mengapa aku tersenyum?" Gerutunya
.
Lisa memasuki kelasnya dengan senyum terukir di wajahnya, segera mengambil duduk di tempat nya dan membuka buku pelajaran nya karena nanti ada ulangan harian biologi.
"Lisa? Kau kenapa?" Lisa menoleh saat melihat sahabat nya yang menatapnya dengan heran, sedangkan Lisa hanya tersenyum lebar sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO! • jenlisa [End]
Teen Fictionbagaimana jika seorang CEO yang terkenal dingin, dan anti dengan percintaan di pertemukan dengan bocah berusia 18 tahun? kisah mereka berawal dari Lisa yang tidak sengaja bersembunyi di dalam mobil orang yang tidak di kenalnya, Jennie yang tak tau...