- dua puluh -

31.9K 1.5K 487
                                    

Pagi ini Jennie sudah di izinkan oleh dokter keluar dari rumah sakit, saat ini Jennie sedang di bantu oleh kai serta ayahnya membereskan pakaiannya dan segera pulang, tapi Jennie sedaritadi hanya terdiam dan tak tenang, di tambah ayahnya yang sering kali berbicara omong kosong menurut Jennie.

"Kai, bagaimana hubungan kalian? Jennie kurasa sudah seharusnya kau menikah." Ujar Kim membuat Jennie masih terdiam, kai hanya tersenyum kecil dan menggeleng.

"Ayah jangan berbicara omong kosong, aku sedang pusing." Datarnya sambil mengangkat tasnya untuk di bawa keluar.

"Biar ku bantu, sini." Jennie menyerahkan tasnya pada kai karena memang dia masih lelah di tambah perkataan ayahnya membuatnya pusing.

"Apa yang salah Jennie? Kalian sama sama tidak mempunyai kekasih, kalian sudah dewasa, mapan, apa lagi yang kalian tunggu?" Ujarnya membuat Jennie menghembuskan nafasnya pelan, setelah semua kejadian ini bahkan ayahnya masih belum mengerti juga.

"Aku sudah mempunyai kekasih, jika ayah lupa !" Cicit Jennie mengingat kan ayahnya, membuat Kim menggeram kesal, sudah cukup emosinya selama ini terkuras akibat kekerasan kepala anaknya.

"Cukup Jennie! Mau sampai kapan kau menjadi orang yang tak normal?! Dia wanita, kau wanita! Jangan berbicara omong kosong!" Nada Kim mulai meninggi tapi tak membuat Jennie takut, kai masih memilih mendiamkan melihat apa yang akan terjadi.

"Love is love yah, cinta bukan cuman buat pria untuk wanita, dan wanita untuk pria, aku mencintainya karena hatiku memilihnya, kumohon hentikan ini aku juga lelah" Jennie berjalan keluar meninggalkan kai dan Kim di dalam, kai tersenyum kecil dan menatap Kim.

"Paman, sepertinya apa yang Jennie katakan benar, untuk kali ini saja biarkan dia bebas memilih. Aku juga setuju dengan apa yang ia katakan" ucap kai membuat Kim menatapnya tak percaya.

"Kau mendukung nya? Astaga, aku sudah tidak tau apa yang terjadi pada dunia ini." Decak Kim membuat kai tetap tersenyum.

"Aku keluar paman, sepertinya Jennie menunggu. Paman pulang lah lebih dulu" ujar kai dan menundukkan kepala nya, lalu pergi dari sana meninggal kan Kim yang masih terdiam disana.

.

Kai masuk ke dalam mobilnya sesudah menaruh tas Jennie di bagasi mobil, dia melihat Jennie yang hanya melihat keluar jendela, mukanya kusut seperti ada sesuatu yang ia tahan, kai menghela nafas dan mulai menjalankan mobilnya.

"Kita mau kemana?" Tanya kai berusaha menarik perhatian Jennie, kai tau bahwa saat ini Jennie ingin ke gereja dekat sungai Han berada, namun kai hanya berusaha untuk membuat Jennie berbicara kembali.

"Gereja yang kemarin kubilang" dinginnya membuat kai tersenyum kecil, setidaknya Jennie tetap mengeluarkan suara jika di tanyai.

Jennie kembali terdiam, rasanya perasaan nya tidak enak sedaritadi. Pikirannya terus melayang, ingin rasanya dia cepat cepat sampai disana dan bertemu dengan Lisa secepatnya, ingin mengungkapkan bahwa ia mencintai Lisa juga, dia benar benar sangat mencintai nya, dan menjelaskan siapa sebenarnya kai, meminta maaf untuk tak pernah menghubungi nya dan mengabaikan nya.

"Kenapa disini sangat ramai?" Gumam kai sambil melihat ke arah jembatan sungai Han yang terlihat banyak kerumunan orang orang serta polis dan garis polisi disana, kai mengangkat alisnya penasaran, Jennie yang mendengar gumaman kai melihat sekilas dan kembali memalingkan wajahnya.

"Mungkin kecelakaan" balas Jennie membuat kai mengangguk setuju, kai membelokkan setir mobil nya hingga memasuki pekarangan gereja, terlihat sepi di hari Minggu seperti ini, mungkin karena mereka semua berada di tempat kecelakaan pikirnya.

"Aku akan menunggumu, katakan jika ada apa apa." Kata kai membuat Jennie mengangguk kan kepalanya dan mulai menuruni mobil milik kai, kai tersenyum kecil dan mulai memarkirkan mobilnya.

CEO! • jenlisa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang