- sepuluh -

20.7K 1.6K 30
                                    

- Happy reading -

Hari ini, Jennie sudah ada janji dengan Lisa, mereka akan pergi kencan. Entah apa yang membuat Jennie sehingga mengambil langkah yang terburu buru seperti kemarin, dia dengan tidak berpikirnya mendatangi Lisa dan mengatakan apa yang seharusnya tidak di katakan nya.

Bukan, bukan kerena ia tak menyukai anak itu, dia 'cukup' menyukai nya, perasaannya masih belum jelas, masih abu abu. Namun, hari itu Jennie benar benar frustasi mendengar ucapan Jisoo, tapi setidaknya Jennie cukup menikmati hubungan ini, karena menurutnya Lisa bukan lah tipe seorang pacar yang terlalu over protective atau tipe pacar yang sangat suka mengatur sesukanya.

Jennie cukup senang karena Lisa cukup dewasa untuk hubungan seperti ini, Jennie berpikir mungkin saja Lisa memang harus berlaku dewasa karena Jennie pun sudah jauh di katakan dari kata remaja, bahkan dia sudah memimpin perusahaan saat ini.

Jennie menuruni tangga dan melihat ayahnya sedang berada di ruang tamu dengan koran di tangannya, Jennie sama sekali tak menghiraukan keberadaan ayahnya, dia masih kesal hingga saat ini, di abaikannya ayahnya dan berjalan ingin membuka pintu, namun suara bariton ayahnya menginterupsi nya sehingga membuatnya terhenti.

"Mau kemana kau?" Jennie sedikit menelan ludahnya kasar saat mendengar suara bariton ayahnya, dia membalikkan tubuhnya sejenak menatap ayahnya yang masih setia membaca koran.

"Keluar." Kata Jennie tertahan saat ayahnya menatapnya dengan tajam, seberapa buruk pun Jennie dia masih tetap takut pada sosok yang duduk di sofa sana, mau bagaimana pun sikap kasar Jennie dia tetaplah seorang wanita yang takut akan suara tinggi.

"Jangan keluar" Jennie kembali menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafas nya kasar.

"Ayah, aku bukan lagi anak kecil." Suara Jennie tertelan saat melihat ayahnya menghela nafas, rasanya dia muak terus terusan di atur sesukanya oleh ayahnya sendiri.

"Tapi kamu tetap tidak boleh keluar Jennie!" Tekan Kim sambil sedikit menaikkan nada suaranya, Jennie sempat tersentak namun segera dia kembali menormalkan degup jantung nya, mau bagaimana pun malam ini dia tetap harus bertemu dengan Lisa.

"Aku tidak suka di atur, mengerti lah." Ucapan Jennie membuat Kim sedikit emosi dengan apa yang di katakan nya, dia berdiri dari tempat nya dan menatap Jennie dengan tajam.

"Dengar Jennie, kau anakku jadi aku tak masalah jika mengatur mu!" Kim sedikit meninggi kan suaranya, dia frustasi akhir akhir ini, ada yang mengganjal di hatinya sehingga membuatnya depresi di tambah Jennie yang tak ingin mematuhi aturan nya.

"Tapi aku bukan boneka mu, ayah!" pekik Jennie, dia bosan sering di atur sana sini oleh ayahnya, dia benar benar muak.

Jennie inilah, Jennie itulah, Jennie anulah, dan bla bla bla!

"Kau berani berteriak di depan ku?" Jennie menundukkan wajahnya sedikit menyesali ucapannya, dia hilang kendali akhir akhir ini hingga menimbulkan tindakan ceroboh yang hanya akan memperburuk keadaan.

"Maafkan aku ayah, tapi kali ini aku benar benar tak bisa menuruti apa yang ayah bilang." Jennie segera keluar dari rumahnya meninggal kan ayahnya yang menatapnya dengan wajah memerah penuh amarah, dan segera berjalan masuk ke dalam mobil Lisa, dia tau anak itu pasti sedari tadi menunggu nya.

"Ayok, jalan." Interupsi Jennie pada Lisa, Lisa hanya melihat Jennie dengan ekor matanya, seperti nya Lisa mengerti kalau Jennie sedikit badmood hari ini, jadi Lisa memilih untuk segera menjalankan mobilnya dan dia akan menanyakan apa yang terjadi pada Jennie jika keadaan sudah sedikit membaik.

.

Lisa memarkirkan mobilnya di parkiran, terlihat saat ini sangatlah ramai pengunjung, banyak nya orang orang berjalan, mau itu bersama pasangan nya ataupun bersama dengan teman temannya, Jennie yang tersadar pun segera mengedarkan pandangannya, di kerutkannya keningnya saat melihat tempat yang di kunjungi nya bersama Lisa bukan kah tempat dimana mereka janjian.

CEO! • jenlisa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang