- delapan -

21.9K 1.7K 36
                                    

- Happy reading -

Lisa turun ke bawah untuk makan malam, dia melihat papanya yang sudah menunggunya disana, Jinyoung yang melihat Lisa turun kebawah hanya tersenyum, Lisa yang melihat itu segera membalas senyuman papanya dan mulai duduk di tempat nya, setelah sekian lama akhirnya mereka bisa makan bersama lagi.

"Tumben" Lisa membuka suara dan mulai mengambil makanan yang ada di atas meja makan, Jinyoung hanya tersenyum dan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Iya, papa hari ini lagi free." Kata Jinyoung Lisa hanya mengangguk kan kepalanya tak menjawab karena menikmati makanannya saat ini, Jinyoung kembali menatap Lisa dan bertanya.

"Bagaimana dengan Jennie?" Lisa mendongak dan meletakkan sendoknya kembali ke piring nya.

"Baik baik saja, dan sedikit sulit." Jinyoung terkekeh mendengar perkataan Lisa, sedangkan Lisa kembali memakan makanan nya. "Ada apa papa bertanya?" Tanya Lisa

"Ehem, tidak ada. Memangnya salah papa bertanya? Dia kan calon menantu papa."

Lisa menatap Jinyoung dan menggeleng kan kepalanya.

"oh iya, papa punya kejutan untuk kamu." Lisa langsung menatap Jinyoung dengan mata yang berbinar, dia sangat senang karena setelah sekian lama dia kembali mendapat kejutan dari papanya.

"Oh ya? Apa itu?" Tanya Lisa antusias

"Eits, rahasia." Jinyoung terkekeh dan mulai berdiri dari duduknya menghampiri Lisa dan mengusap rambutnya lembut.

"Kapan?" Lisa kembali bertanya membuat Jinyoung memegang dagunya berpura pura untuk berpikir membuat Lisa sedikit kesal.

"Papa! " Kesal Lisa membuat Jinyoung tertawa dan menepuk kepala Lisa.

"Rahasia, papa ke atas dulu, bye." Jinyoung segera berlalu dari sana meninggalkan Lisa yang masih sedikit kesal di buatnya.

"Papa!" Pekiknya, Lisa tambah kesal saat mendengar suara tawa yang menggelegar di rumahnya, dia benar benar tak habis fikir, tapi dia senang sekarang setidaknya papa nya bisa meluangkan waktu nya lagi untuk dirinya.

"Jangan bertengkar lagi!" Teriaknya saat mendengar pekikan Lisa tadi, Lisa kembali melanjutkan makannya dengan wajah yang berseri seri.

.

Disisi lain Jennie sedang terdiam gelisah saat mendengar ucapan papanya, entah apa yang di rencanakan nya yang jelas saat ini Jennie benar benar tak habis pikir bagaimana bisa papanya berkata seperti itu, dan sepertinya ini musibah baginya. Tapi dia kembali untuk menenangkan dirinya, untuk saat ini dia tak boleh berpikir negatif dia takut akan kembali menimbulkan kesalahpahaman, dia tetap harus berpikir positif untuk saat ini.

"Ayah, tapi.." Jennie kembali membuka suaranya untuk menentang apa yang di katakan oleh ayahnya, tapi ayah Jennie tetap pada pendiriannya, dia akan tetap melakukan apa yang ia ingin kan tanpa bisa di bantah oleh siapapun.

"Diam Jennie, cukup ikuti saja apa yang ayah bilang." Kim bum kembali memotong ucapan Jennie, dia tak ingin menerima alasan apapun saat ini, dan dia sangat tidak suka penolakan.

"Tapi, Jennie tidak mau ayah. Bagaimana bisa ayah menjodohkan Jennie seperti ini?" Suara Jennie melemah kala ayahnya tak ingin mendengar apapun darinya, dia benar benar tak ingin berkahir di jodohkan seperti ini.

"Jennie, ayah tidak menjodohkan mu, ayah hanya ingin kamu melihatnya dulu." Ucap Kim pada Jennie tapi Jennie tetaplah Jennie, seseorang yang sangat keras kepala.

"Terus maksud ayah melakukan pertemuan keluar Minggu depan nanti untuk apa? Oke, mungkin kalau tentang perusahaan Jennie bisa maklumi. Tapi ayah, kenapa Jennie harus bertemu dengan anaknya? Dan ini juga di adakan dengan sangat tertutup, ayah." Ucapan Jennie melemah kala melihat ayahnya yang tak menjawab perkataan nya sama sekali, dia benar benar frustasi, di umur nya 23 yang terbilang masih muda bagaimana bisa dia di jodohkan oleh ayahnya seperti ini?

CEO! • jenlisa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang