Prang!!
Suara pecahan kaca memenuhi seisi ruangan, seorang wanita tinggi dengan secara gampang nya menghancurkan semua barang yang ada di dalam ruangan tersebut, dengan tubuh kacau membuatnya semakin memburuk.
Matanya memerah mencari barang barang yang bisa ia pecahkan, namun sial semua barang yang berada disini sudah ia obrak abrik membuat ruangan polos bercat putih semakin kacau, di ambilnya serpihan kaca yang berada dilantai dengan tangan yang sedikit bergetar.
Pikirannya kacau, semua nya sudah tak bisa ia kendalikan seakan akan hanya ada satu kata yang ada di pikiran nya saat ini, 'mati' dia tersenyum sinis sebelum menggoreskan serpihan kaca tersebut ke area pergelangan tangannya, darah kental mengalir dan terjatuh ke lantai putih namun itu tak membuat nya berhenti, ia semakin menggoreskan serpihan kaca tersebut ke pergelangan tangannya membuat semakin banyak darah keluar dari pergelangan tangannya yang sudah menganga lebar akibat dirinya sendiri.
Namun bukannya merasa sakit dirinya malah kecanduan melakukan hal tersebut, tak memperdulikan penglihatan nya yang sudah mengabur, dia hanya tersenyum kecil saat perlahan lahan dia sudah kehilangan akalnya, tubuhnya ambruk di lantai.
"Nona Lisa? Kau masih mendengar ku? Cepat angkat dia segera!"
Samar samar Lisa hanya bisa suara seseorang memanggil namanya sebelum kesadaran nya benar benar hilang.
.
Jennie POV
Aku melangkah kan kakiku menyusuri koridor rumah sakit dimana Lisa di tangani, aku menghembuskan nafasku keras dan berlari menyusuri koridor dengan cepat, aku tidak memperdulikan tatapan orang orang melihat ku dengan aneh yang aku pikirkan saat ini adalah Lisa, yah aku harus segera bertemu dengannya.
Semenjak di kantor tadi perasaan ku sudah sangat tidak nyaman, entah mengapa seperti ada sesuatu yang akan terjadi namun aku tak tau apa arti keanehan itu, namun sekarang aku tau bahwa semua itu karena berita buruk yang aku terima dari Jisoo sekertaris ku. Tak memperdulikan pekerjaan ku yang menumpuk serta meeting yang penting di kantor.
Sesampainya tempat Lisa di tangani aku melihat papa, mama serta Taeyong disana berdiri dengan cemas, aku mendecih pelan saat melihat pria itu menatapku dengan kerlingan matanya, ingin rasanya aku mencolok matanya dengan paku sekarang juga.
"B-bagaimana dengan Lisa?" Tanpa menyapa sekalipun aku langsung saja bertanya pada orang tua Lisa, kulihat papa nya hanya menghembuskan nafas lelah dan kembali duduk di kursi tunggu.
Aku menatap mama Lisa dengan harap harap cemas, melihat papanya tak menjawabku aku menatap harap pada mama Lisa berharap dia dapat menjawabku, namun dia hanya memberiku senyum lembut dan menggeleng kan kepalanya.
"Kamu tenang dulu, kita masih belum mengetahui keadaan nya."
Aku mendudukkan badanku di kursi, sedikit memijat keningku yang terasa pening, ingin rasanya aku masuk kesana dan memaki anak bodoh itu habis habisan, dia mudah sekali membuatku panik hingga tak bisa mengendalikan diriku sendiri, aku menjilat bibirku yang sedikit kering ku alihkan wajahku ke arah samping dan melihat Taeyong disana sedang menatapku dengan senyum miringnya membuat ku berdecih tak suka.
"Ohya, sayang aku kira kamu sekarang lagi sibuk?"
Aku mendesis tak suka saat dia kembali mengeluarkan suara yang membuatku muak, suara yang di lembut lembut kan seolah olah dia benar benar tulus padaku.
"Hem, kenapa? Apa salah aku menjenguk adik ipar ku?" Ucapku sambil menekan kata di akhir hingga membuat nya terkekeh geli.
Kini aku heran yang gila dia atau Lisa sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO! • jenlisa [End]
Teen Fictionbagaimana jika seorang CEO yang terkenal dingin, dan anti dengan percintaan di pertemukan dengan bocah berusia 18 tahun? kisah mereka berawal dari Lisa yang tidak sengaja bersembunyi di dalam mobil orang yang tidak di kenalnya, Jennie yang tak tau...