II. Wrong Number 🔞

26.5K 944 68
                                    


· · · · · ·



Pameran itu akan diadakan dua bulan lagi. Dosennya baru saja mengumumkan sekaligus menetapkan tanggal pameran yang akan mereka adakan. Setiap mahasiswa dari jurusan desain dan grafik, harus membuat sebuah pameran sekaligus mendesain tata letak dan ruang untuk pameran mereka.

Mereka harus membuatnya seorisinil dan seinovatif mungkin, tegas dosennya. Ia menginginkan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah dipamerkan sebelumnya.

Setiap kelompok diisi oleh lima sampai enam orang, dengan pembagian tugas yang gila-gilaan. Satu mengurus proposal, ada yang mengurus dana dan prasarana pameran, ada yang membuat essay laporan, ada yang harus mendesain tata letak dan ruangnya, ada yang harus bernegosiasi dan memohon kerja sama dari seniman dan beberapa pihak dari luar fakultas mereka untuk mendorong kematangan tema tiap kelompok.

Desain dan tata letak ruang perkelompok, hanya diberi jatah beberapa petak dari ruang aula serba guna SNU (karena banyaknya jumlah mahasiswa). Merupakan tantangan setiap kelompok untuk menyulap keterbatasan lahan mereka menjadi keunggulan mereka.

Sungguh merepotkan.

"Sesuatu yang inovatif katanya? Serius kan dia?" Chanyeol mencibir, pemuda bertubuh jangkung yang sedaritadi menatap dosennya itu, kini memijat keningnya yang mulai terasa berdenyut.

"Hei, kenapa kau diam saja, sih?"

Pemuda itu kini menendang kaki seorang pemuda seumurannya yang sedang khidmat mendengarkan penjelasan dari dosennya. Ia kesal karena tidak kunjung diladeni. Pemuda berkulit putih dan berwajah tampan itu tersenyum, sambil masih asyik mendengarkan dan bahkan mencatat beberapa detail penting ke dalam catatannya.

"Dia serius. Kita harus memikirkan tema pameran kita dengan matang, jika ingin nilai yang bagus." timpal Sehun.

"Kita gambar saja dua pasangan yang sedang bercinta diatas beberapa kanvas, buat ukurannya berbeda-beda.

Buat jadi inovatif, tambahkan gaya-gaya tak biasa. Tambahkan pasangan gay, lesbian, threesome dan lain-lain. Inovatif, bukan?"

Chanyeol mengusap-ngusap dagunya, kini menoleh pada Sehun yang berada disebelahnya. Tatapannya memancarkan pendar harapan yang tak terbendung, juga semangat untuk menggambar adegan erotis itu (hm..). Alangkah kerennya jika mereka dapat mewujudkan ide gila itu.

Sehun meringis tak setuju, ia menatap Chanyeol tak percaya, "Inovatif kau bilang? Ditelingaku itu terdengar lebih ke sensitif dan juga..... provokatif?"

"Tiga hal yang digemari manusia, Sehun. Harta, kekuasaan dan seks. Air mata dan kebahagiaan itu hanya pemanis. Bagi sebagian orang cinta juga hanyalah mitos, hanya sebuah bualan.

Sayangnya kita bukan orang sastra yang dapat membawa para pembaca menangis bersama kita, lukisan kurang komunikatif untuk masalah air mata.

Tapi dengan gairah, kita dapat membawa mereka mengawang bersama kita, kan?"

Sehun tampak termenung, memikirkan semua kebenaran dari ucapan sahabatnya itu. Walaupun nilainya selalu berada jauh di bawah Sehun, tapi kali ini omongan Chanyeol terdengar sangat brilian di telinganya. Air mata dan kebahagiaan, sesuatu yang mewarnai kehidupan. Cinta, hanya sebagian orang yang percaya dan menyadari keberadaannya.

Hard On The Desk ㅡ HunKai🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang