. . . . .
Sehun terbangun pagi itu dengan kondisi yang lumayan kacau. Bayangan tentang semalam membuat kepalanya pening. Sesulit itu mengakui kenyataan, sesulit itu ia memenjarakan semuanya. Ditambah lagi, pagi itu Jongin sudah meninggalkan asramanya. Entah jam berapa. Sehun tidak tahu.
Rasanya, ia seperti bermimpi mencumbu Jongin dengan penuh kelembutan, penuh perasaan. Lalu bergumul bersamanya di bawah selimut. Mengecupi kedua pipi gembil dan lembutnya, menghirup wanginya, dan, ah.. Semua itu terasa begitu nyata, dan.... Sempurna.
Jongin begitu indah.
Kau menyukainya.
Permasalahan selesai. Mudah, bukan?
Tapi sepanjang hari Sehun malah termenung, kadang kali meneguk beberapa botol alkohol dan mengusak-ngusak wajah juga rambutnya persis seperti orang stres. Ia bahkan sengaja melewati kelas desainnya, juga mengabaikan serentetan panggilan masuk yang entah dari siapa-Sehun bahkan tidak peduli.
Ternyata rasa takut dan kebingungan bisa menyebabkan Sehun seperti ini. Ia tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini. Mungkin, ia memang terlalu naif untuk mengakui. Dan inilah akibatnya. Rasakan itu Oh Sehun.
Sehun begitu kacau sekarang.
Ia merindukan Jongin.
Setelah menendang kursi belajar hingga kursi itu terpental ke tembok, Sehun berusaha mengatur nafasnya sendiri yang menderu. Sial. Sial. Sial. Ia butuh Jongin.
Diraihnya ponsel yang sedaritadi tadi tergeletak di meja nakas."Halo? Jongin?"
"Selamat sore, Tuan Oh." Sehun tersenyum begitu mendengar suara lembut Jongin di seberang sana. Pundak yang semula menegang, kini sudah mengendur dan dengan tenang bersandar pada kepala ranjangnya.
"Kau dimana?"
"Eh? K-Kampus. Tentu saja aku di kampus." Jongin tampak sedikit terkejut, hingga ia terbata saat menjawab pertanyaan Sehun yang diluar dugaan itu.
Sehun menganggukan kepalanya.
"Jadi bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Apa kau masih merasakan penisku di dalam lubangmu?" tanya Sehun, lancar dan polos. Seolah ia tak menanyakan hal paling memalukan yang pernah Jongin pinta pada seseorang.
Terdengar nafas Jongin tercekat disana.
"S-Sehun! Hentikan!" Pemuda itu mendelik di seberang sana. Pasti sedikit merasa waswas, pasalnya ia sedang berada di perpustakaan kampusnya. Perpustakaan itu kan hening, jadi wajar bila Jongin takut ada yang menguping pembicaraannya.
"Jadi, Jongin, apa penisku masih kurang keras menusuk lubangmu? Apa kau tidak merasakan penisku di dalam lubangmu sekarang?" Sehun menyeringai.
"S-Sehun..." Jongin mencicit disana. Suara lemah itu membuat Sehun semakin menyeringai, perlahan ia memasukan tangannya sendiri ke dalam celananya. Menggenggam penisnya sendiri dengan kuat. Menggerakan telapak tangannya disana.
"Argh- Fuck, Ah, Jongin. Katakan padaku, apa kau masih bisa merasakan penisku- Argh.. Memenuhi lubangmu?"
Jongin membulatkan matanya mendengar pertanyaan itu, ditambah suara desahan Sehun yang berat membuat sekujur tubuhnya merinding. Peluh mulai turun dari pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard On The Desk ㅡ HunKai🔞
RomanceWarning cerita mengandung unsur dewasa pada setiap chapter! 🔞 ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ "Kau harus melakukan semua perintahku atau....." Jongin merengek tak setuju, "Atau apa, hah?!" Sehun menyeringai, lalu merendahkan badannya dan berbisik tepat pa...