· · · · · ·
Yang dilakukan Jongin saat ini tidak lain dan tidak bukan adalah merenung dihadapan meja belajarnya. Ia bergerak gelisah dalam duduknya. Essay yang seharusnya dicicil ia kerjakan sedari tadi hanya dapat terbengkalai, sama sekali belum tersentuh. Bagaimana bisa ia mengerjakan tugasnya jika pikirannya tidak berada disini?
Bagaimana ia bisa fokus mengerjakan tugasnya, disaat pikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang kejadian kemarin? Tunggu, kau pasti bercanda. Ah, tidak. Pasalnya, memang semenjak kemarin Jongin memang tidak dapat menenangkan pikirannya.
Dalam kata lain, ia terus memikirkan penis Sehun.
Ya.
Penis panjang dan besar, dan.... sial, ini menjijikan sekali bukan? Tapi ia tidak dapat mencegah hasratnya sendiri. Semalam bahkan ia beronani sambil memikirkan kejadian tempo hari di toilet kampus.
Sebenarnya bisa saja ia menampar Sehun, ataupun menolaknya. Tapi setelah kejadian itu, Jongin rasa akan percuma jika dirinya membuat penolakan. Dia sudah tertangkap basah dengan senang hati memberikan pelayanan pada penis itu. Duh, malu sekali rasanya kalau mengingat tingkahnya pada saat itu. Malu sekali.
Tapi semenjak kejadian itu, ada sesuatu di dalam diri Jongin yang terus merengek minta dipuaskan. Ada hasrat dalam dirinya yang tak dapat ia salurkan, ada keinginan di dalam dirinya yang tidak bisa ia diamkan hanya dengan sentuhan atau kocokan tangannya sendiri. Ia perlu orang lain.... m-maksudnya, entah kenapa, ia ingin sekali Sehun menguasainya seperti kemarin.
"Mmh," Lihat. Bahkan kini, Jongin telah menggesek-gesekan pantatnya pada kursi belajar yang sedang ia duduki. Jari jemari kakinya bergerak-gerak gelisah.
"Mmm.. Mm," gumamnya tak jelas, berusaha menikmati friksi yang ia coba dapatkan dari menggesek-gesekan penisnya yang masih terbalut celana itu. Ia terus melakukan gerakan sensual itu diatas kursinya. Beberapa saat kemudian, ia merengek tak setuju. Sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berdiri.
Berjalan menuju lemarinya dengan bibir tertekuk, "Dasar. Oh Sehun, sialan. Bajingan," umpat Jongin keras-keras. Tapi kini, ia malah duduk di atas kasurnya dengan vibrator di tangannya, yang lainnya memegang remote dari vibrator tersebut.
Memang sialan sekali Oh Sehun ini. Karena kejadian tempo hari, lihat, sekarang Jongin jadi bernafsu sendiri. Dengan tergesa, bernafsu dan juga kesal bercampur menjadi satu, ia membuka sweatpantsnya. Berikut juga dalamannya.
Dengan mengangkat kedua kaki ke atas kasur, ia mencoba memasukkan vibrator itu ke dalam lubangnya.
"Engh...ngh, f-fuck," umpatnya pelan, ketika merasakan sensasi nikmat tatkala ujung vibrator itu mulai menyentuh lubangnya. Benda itu membuka lubangnya dengan cukup lebar, hingga berhasil menanamkan dirinya di dalam sana.
Jongin menengadahkan kepalanya dengan begitu cantik, nafasnya kini mulai memburu dan tak beraturan. Dinaikkannya kecepatan dari benda tersebut, hingga membuat dirinya terlonjak sendiri atas sensasi yang dirasakan. Ombak kenikmatan itu menggulungnya terus menerus, hingga kedua kakinya gemetar. Desahan-desahan kecil tak pernah berhenti keluar dari bibirnya.
Tok. Tok. Tok.
"Jongin? Kim?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard On The Desk ㅡ HunKai🔞
RomanceWarning cerita mengandung unsur dewasa pada setiap chapter! 🔞 ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ "Kau harus melakukan semua perintahku atau....." Jongin merengek tak setuju, "Atau apa, hah?!" Sehun menyeringai, lalu merendahkan badannya dan berbisik tepat pa...