Sehun's Special : Graves

9.7K 531 12
                                    


Flashback.

· · · · · ·

"A man who desires revenge should dig two graves

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A man who desires revenge should dig two graves."















Geumgang, warna sabuknya hitam dan ada dua strip warna putih di sisinya. Sehun menggenggam sabuk yang biasa tergantung di hanger yang sama dengan baju Taekwondonya itu, rahangnya mengeras ketika menatap sabuk itu.

Dan kedua, sebutan untuk dirinya. Pemegang sabuk Geumgang Taekwondo di umurnya yang ke tujuh belas. Padahal rata-rata, Geumgang diraih oleh pendekar yang berusia delapan belas.

Masih ia ingat betul bagaimana wajah ayah dan ibunya tatkala ia berhasil merampungkan dua tahun latihan, dua puluh empat jam tiap satu bulan, hanya untuk ujian kenaikan sabuk bela diri itu.

Sehun masih ingat wajah adiknya, dan bagaimana ia menjerit dengan histeris ketika Sehun dapat menumbangkan pemegang sabuk hitam lainnya ke atas matras dan mencetak poin.

Menjadi pendekar utama dalam club sekolahnya, Sehun jelas membanggakan nama sekolahnya dan juga keluarganya. Sedikit lagi, ia pasti dan akan mendapat panggilan dari World Taekwondo Federation yang bermarkas di Seoul itu. Pasalnya, tim penilai di gelanggang Cheonan tadi juga ada yang berasal dari direksi organisasi itu.

Sehun amat sangat berpotensi untuk melanjutkan hobinya dan menjadi atlet nasional Korea Selatan, jika ia mau.

Sekelebat bayangan pada masa lalu terputar dalam benaknya.

"Sabeum (guru) ingin bertanya kepada kalian. Pikirkan dengan seksama, lalu beritahu aku apa alasanmu mengikuti Taekwondo?"

Para murid yang lain, masih dalam posisi sedia yang rapih menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan oleh Sabeum. Pria paruh baya itu kini berjalan menuju Sehun dengan kedua tangan di belakang. Ia tersenyum ramah,

"Oh Sehun?"

Sehun terdiam. Ia meneguk ludah dengan bersusah payah. Kepalanya menunduk, kedua tangannya juga mengepal karena gugup. Lidahnya serasa kelu. Seolah kemampuan berbicara benar-benar diambil dari dirinya.

"Oh Sehun!" suara ramah Sabeum berganti menjadi bentakan yang membuat siapapun menciut dan dengan senang hati mengkerdilkan nyalinya.

Sehun bergetar, berusaha membuka mulutnya,

"Aku tidak tahu! Sejatinya niat terdalam milikku tidak dapat aku ungkapkan dengan kata-kata! Aku tidak tahu, Sabeum! Aku tidak mempunya jawaban atas pertanyaanmu!" teriakan Sehun yang tegas membuat seluruh murid disana tercengang, tak terkecuali Sabeum yang berada tepat di hadapannya.

Hard On The Desk ㅡ HunKai🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang