. . . . . .
Suara rintihan itu keluar dari bilah bibir Baekhyun begitu bibi perawat klinik mengangkat kompresan lebam di perutnya. Pemuda mungil itu menghela nafas, sedari tadi air mata masih mengalir dari kedua netranya.
“H—Hyung...”
“Apa, Jongin?” Baekhyun malah menyahut balik dengan tajam.
Jongin yang dari awal menunggu sahabatnya itu hanya dapat kembali terdiam. Ia menciut. Ia betul-betul tidak mengerti apa yang telah terjadi antara Sehun dan juga Baekhyun.
“A—Aku... Tidak mengerti, hyung... Apa kau ingin bercerita padaku?” Jongin mencicit, pemuda itu membenarkan letak kacamatanya. Tangannya kini meraih salah satu lengan Baekhyun dan memeluknya. Menatapnya dengan pandangan memelas yang menggemaskan. Baekhyun memutar bola matanya malas, menghapus air matanya sendiri. Ia mengusak rambut milik Jongin.
“Astaga Kim Jongin—”
“Hyung..”
Baekhyun mendesis nyeri saat akhirnya ia berusaha bangkit untuk duduk, “Ah! Hyung, jangan bergerak dulu!” Jongin mengerucutkan bibirnya, sebelum akhirnya membantu hyung kesayangannya itu yang masih keras kepala untuk duduk di atas ranjang klinik.
“Kau masih ingat beberapa hari yang lalu aku memintamu menggantikan pekerjaanku? Di tempat penitipan anak itu, Jongin.” tanya Baekhyun lembut, pemuda itu tersenyum dengan pendar yang menyakitkan.
Jongin mengangguk. Ah, ya, Baekhyun sempat meminta bantuannya kali itu.
“Kau masih ingat apa alasanku pergi ke luar Seoul?”
Setelah sekian lama berpikir dan mengingat-ingat reka ulang percakapannya dengan hyungnya beberapa hari yang lalu lewat telpon itu, Jongin terkesiap.
Deg.
Hyung akan mengunjungi makam Taejun.
Kalimat itu kini terngiang di dalam otaknya. J—Jongin tahu, adik Baekhyun hyung yang seumuran dengannya itu sudah meninggal dunia. Tapi Baekhyun hyung sendiri tidak pernah bercerita banyak tentang penyebab kematian pemuda itu. Dan Jongin pun tahu diri, tidak lancang untuk menanyakan hal itu kecuali jika sang empunya sendiri yang bercerita padanya.
Tapi kali ini perkara lain.
Hal ini entah kenapa ada sangkut pautnya dengan masa lalu Sehun.
Jongin sendiri terkejut begitu memasuki portal kampus, ada sebuah email broadcast yang masuk ke dalamnya. Sebuah email yang berisi berita lima tahun silam. Dimana diberitakan seorang pemuda, seorang mantan atlet Taekwondo bernama Oh Sehun melakukan tawuran di bawah jalan layang Dujeon. Enam orang tewas pada peristiwa itu.
Tapi.... Ada sebagian dari diri Jongin yang menyangkal berita itu. Oh, ayolah. Berapa ratus orang di Korea Selatan yang punya nama Oh Sehun ini? Bukan hanya Sehun yang dia kenal, kan? Mungkin saja seperti itu. Tapi keyakinan itu kemudian terpatahkan begitu saja, ketika Baekhyun meneriaki Sehun seorang pembunuh.
Tidak mungkin, kan? Tidak, kan? Lagi-lagi Jongin masih saja menyangkal.
“Adikku sewaktu dulu memang nakal sekali, Jongin. Dia berteman dengan berandal-berandal sekolah. Tetapi, asal kau tahu... Dia itu sebenarnya anak yang polos, anak yang jahil dan periang. Aku—” Air mata itu kembali lolos dari kedua mata Baekhyun, pemuda itu mengepalkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard On The Desk ㅡ HunKai🔞
RomanceWarning cerita mengandung unsur dewasa pada setiap chapter! 🔞 ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ "Kau harus melakukan semua perintahku atau....." Jongin merengek tak setuju, "Atau apa, hah?!" Sehun menyeringai, lalu merendahkan badannya dan berbisik tepat pa...