REGAN/EMPAT🍀

4K 300 3
                                    

Happy Reading😘😘😘😘😘




Regan dan Elvan menuruni mobil dan segera memasuki rumah yang masih kosong.

"bunda kapan pulang?"

"besok pagi juga udah dirumah,katanya udah dijalan,udah sana masuk kamar udah malem!"Regan mengangguk dan segera berlalu memasuki kamarnya,Elvan menatap punggung adiknya hingga hilang dibalik pintu kamarnya,bukannya mengikuti adiknya kekamar Elvan memutar haluan menuju ruang tamu yang terhubung dengan pintu utama.

Elvan cukup lama menunggu diruang tengah bahkan hampir tertidur hingga seseorang membuka pintu dan memasuki rumah.

Fadli terkejut melihat putranya masih duduk di ruang tamu selarut itu,Fadhil mendekati anaknya itu.

"belum tidur bang?"Elvan tak menjawab dan berdiri dari duduknya memutar badannya menghadap ayahnya itu.

"sudah berapa lama?"Fadhil mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Elvan.

"maksud kamu apa?"Elvan mendecih pelan.

"selama ini aku selalu menganggap ayah itu panutan aku,tapi setelah ini aku ragu apa aku masih bisa menganggap ayah sebagai panutan sedangkan kelakuan nya pun tak mencerminkan seseorang yang patut di ikuti!"ujar Elvan emosi.

"jaga ucapan kamu,apa yang kamu katakan hah!"sentak Fadhil,Elvan bukannya takut malah semakin berani.

"gak usah ngelak lagi yah aku tau semuanya!"balas Elvan membuat Fadhil terkejut.

"aku gak tau apa yang akan terjadi kedepannya,intinya ayah sudah menghancurkan cerita yang selama ini kita bangun hanya dalam waktu singkat dan selamat atas semua itu yah!"lanjut Elvan dan kemudian berlalu meninggalkan Fadhil yang terpaku di tempatnya.

Ketika sampai dianak tangga kedua Elvan menghentikan langkah nya dan berbalik mengahadap ayahnya.

"dia cantik yah,cocok jadi kakak Regan!"ujar Elvan tersenyum miring dan kemudian melanjutkan langkahnya.

****0****

Pagi disambut cuitan burung dan suara penjual sayur dan berbagai makanan pagi menandakan dimulainya aktivitas di hari baru.

Regan mengerjapkan matanya ketika sinar matahari meringsek masuk melewati celah horden yang sedikit tersingkap.

Regan bangkit dari baringnya dan mengucek matanya sebentar menyesuaikan cahaya yang masuk keretinanya.

Ia melihat sekeliling dan berhenti pada jam yang menggantung di kamarnya kemudia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi,walaupun libur Regan bukan tipe anak yang mandi hanya ketika sekolah itu semua bukan tipenya.

PRANGG....

Regan menghentikam langkahnya ketika mendengar suara pecahan barang dari lantai bawah,ia nengurungkan niatnya menuju kamar mandi dan segera berjalan keluar masih mengenakan piyamanya.

Ketika hendak turun kebawah tangannya dicekal oleh seorang Regan menoleh dan melihat Elvan sudah rapi dengan pakaian nya walau pakaian kasual.

"mau kemana?"

"mau kebawah,lo gak denger suara tadi?"jawab Regan,Elvan mengerutkan keningnya dan menggelang.

"halu lo! gak denger apa2 gue,udah sana mandi jam segini belum mandi ikut gak gue mau jalan!"ujar Elvan,membuat Regan mengurungkan niatnya kebawah.

"gue ikut,nanti ya gue mandi dulu!"ujarnya dan segera berlari menuju kamarnya dan mandi.

Elvan menatap tempat Regan menghilang tadi dengan pandangan sendu "maafin gue udah bohong!"lirih Elvan,samar2 ia mendengar oercekcokan kedua orang tua nya,entah sejak kapan itu dimulai intinya dia bangun bundanya sudah datang dan sedang menangis didepan ayahnya yang hanya diam saja melihat tanpa ada niat menenangkan.

Elvan segera turun kebawah dan menghampiri keduanya,terlihat serpihan pecahan guci yang tadi pecah.

Elvan menatap keduanya dengan tatapan marah "aku masih ingat kalian orang tua ku jadi sebisa mungkin bersikap sopan pada kalian tapi aku mohon hentikan untuk hari ini dan bersikap seperti biasa aku belum bisa memberi tahu Regan tentang semuanya!"ujar Elvan panjang.

"tanyakan pada ayah kamu yang brengsek itu,bisa2 nya dia melakukan hal bejat yang tak bermoral seperti itu!"sahut Dian "aku gak peduli itu semua intinya aku mau kalian bersikap biasa saja didepan Regan aku mohon!"mohon Elvan.

Regan dengan riang seperti biasa turun ke meja makan sudah dengan pakaian santainya,ia lihat semua sudah berada dimeja makan bahkan bundanya juga sudah datang berjalan membawa semangkuk sayur dari arah dapur.

Regan tersenyum dan segera menghampiri bundanya dan memeluknya dari belakang ketika Dian meletakan semangkuk sup dimeja makan.

"bunda kemaren kok gak ngomong sama aku sih kalo kebandung!"Dian tersenyum kecil dan membalik badan nya menghadap bungsunya yang tingginya kini sudah melebihi dirinya.

"maafin bunda ya soalnya kemaren mendadak terus mau hubungi kamu bunda gak sempet!"ujar Dian mengelus pipi anaknya itu.

"Regan maafin bunda kan?"lanjut Dian dengan mimik wajah dibuat sesedih mungkin.

"maafin gak ya?"goda Regan dan kemudian ia tersenyum "maafin tapi cium dulu!"tunjuk Regan pada pipi Kanan nya,Dian tersenyum dan langsung saja menghujani anaknya dengan ciumannya.

"udah kali!"suara Elvan menginterupsi kegiatan anak bunda itu.

"ih bun dia cemburu tu!"ucap Regan membuat Elvan mendelik tak suka dibalas juluran lidah Regan,Dian hanya tersenyum melihatnya.

"yadudah sana duduk kita makan dulu!"ujar Dian berusaha melerai keduanya,Regan pun langsung menduduki kursi yang biasa ia tempati dan duduk.

Dian juga ikut duduk di samping Fadhil seperti biasa seolah2 tak terjadi apa2.

"yasudah Regan pimpin doa yuk!"giliran Fadhil buka suara setelah sedari tadi hanya diam saja.

Regan pun memimpin doa pagi itu dan mereka pun mulai memakan makanan masing2 seperti biasa diirngi obrolan ringan.

"semoga kebahagian semu ini bisa kembali seperti semula!kalau pun tak bisa, gantikanlah kebahagian ini dengan yang lebih baik!"

TBC

REGAN (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang