REGAN/TUJUH🍀

4.3K 298 7
                                    

Rinai hujan turun dengan deras seolah mengerti duka yang dirasa pada hari itu,
Semua sanak saudara berkumpul guna menyampaikan bela sungkawanya.

Arvind berjalan mendekati Elvan yang berlutut didepan pusara bundanya menatap kosong foto cantik Dian.

"gue tau lo kuat van!"ujar Arvind menguatkan,sedangkan Thalia berdiri disamping keduanya memegang payung,jangan lupakan air mata nya yang mengalir.

Satu persatu pelayat meninggalakan area pemakaman itu menyisakan beberaoa keluarga terdekat.

"om tau kamu bisa,om dan tante akan selalu ada setiap kalian membutuhkan!"ujar Harris ayah dari Arel dan Thalia.

Elvan masih bergeming,hingga tak lama punggung nya bergetar dan isakan keluar dari sana.

"Bunda!"Teriak seseorang berlari mendekati pusara basah itu dengan seluruh badan basah kuyup.

Regan langsung meneluk pusara basah bundanya dan menangis terisak.

"bunda gak boleh pergi,ayah udah pergi bunda jamgan ikut ninggalin Regan bun;Regan ikut bun!"ujarnya dengan tangisan yang kencang.

Elvan hanya diam melihat adiknya yang menangis disampingnya.

Air mata Thalia tak hentinya mengalir melihat adiknya seperti itu,ia berjongkok dan memegang bahu Regan guna menenagkannya.

"Regan sayang,jangan gini! kasian bunda nanti gak tenang perginya!"ujar Thalia dengan tangis,Regan menepis tangan Thalia.

"gak!bunda gak boleh pergi!GAK BOLEH!BUNDAAA!"histerisnya,Elvan semakin tidak tega pun hanya bisa menarik Regan kepelukannya.

"Bang!bunda bang!bunda!"racau Regan hingga tak lama Regan pun terdiam tak menangis kembali.

Elvan yang heran pun  melepaskan pelukannya dan adiknya seketika menggolek lemas dipelukannya,Thalia memekik pelan dan segera menyuruh Arvind mengangkat Regan.

Elvan hanya melihat Regan diangkat oleh Arvind menuju mobil ia masih setia menatap foto bundanya itu,ia tak menyangka sarapan kemarin pagi adalah sarapan terakhir buatan bundanya,Elvan sangat menyesal tidak peka terhadap keadaan keluarganya ia hanya memikirkan perasaannya tanpa mau bertanya.

"maafin Elvan bun!Elvan janji bakal jaga Regan!"Setelahnya Elvan mengusap pipinya dan berdiri dan tak sengaja ia melihat sosok yang sangat dikenalnya berdiri dari jauh,Elvan mengepalkan jari2 nya hingga buku jarinya memutih,tanpa menoleh lagi ia pun beranjak dari pusara ibunya dan segera pulang melihat keadaan adiknya.

***0***

"re!abang mohon re buka pintunya!"pinta Regan dari luar kamar adiknya,dua jam pulang dari pemakaman bunda nya Regan yang baru sadar pun mengunci kamar nya tanpa mau mendengar seorang pun.

"kita tunggu dulu van,adik mu pasti baik2 saja!"ujar Sari ibu dari Nizar,Elvan menoleh "aku takut tan!"ujar Elvan,Sari mendekati ponakannya itu dan memeluknya "tante tau Regan gak akan melakukan hal2 yang tidak,kamu harus bisa menguatkannya sekarang,karna hanya kamu yang dia miliki begitupun sebaliknya!"Elvan memgangguk dipelukan Sari "dan ingat,jangan pernah sungkan sama tante ok!anggap aja tante mama kamu mulai sekarang!"ujar Sari tulus "makasih tan!"ujar Elvan,semakin mengeratkan pelukannya,Sari mengangguk dan menepuk punggung Elvan sayang.

Didalam kamar pun Regan hanya bisa duduk di sudut kamarnya dan meneluk erat foto bundanya.

Regan menatap foto Dian dan mengusapnya perlahan "kenapa bunda ninggalin re!bunda re kangen,re pengen ikut bunda!"ucap Regan masih denagn air mata yang mengalir,ia memeluk erat foto Dian,dan semakin terisak "bunda....hiks..hiks..bunda!"isaknya.

REGAN (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang